Kayaknya, aku uda mulai masuk ke fase jenuh. Iya, uda jenuh, gak ada semangat buat ngetik cerita.
Author Pov.
Mereka pulang setelah puas berkeliling, Queenze sendiri tak pulang setelah mengantar Damian sampai ke rumahnya. Dia harus menemui seseorang.
Seseorang yang memiliki sebuah rahasia yang sampai sekarang Queenze tak tau, dia hanya tau beberapa hal saja.
Dia harus menemui laki-laki itu, dan semoga stok kesabaran Queenze tidak terbatas, pasalnya laki-laki ini suka memancing emosinya.
Queenze sampai di depan Mansion megah dengan Aksen kuno, halaman yang luas bahkan untuk memarkirkan 20 mobil sekaligus.
"Kenapa aku harus terjebak dengan orang ini" gerutu Queenze. Dia hanya tak mau melukai perasaan Damian dengan cara didekati lelaki lain.
Mereka memang tak pacaran, mereka hanyalah teman masa kecil. Tapi Queenze tau Damian begitu mencintainya, dan Queenze pun begitu.
Hanya saja, perasaannya sedikit tidak enak belakangan ini. Seperti akan ada hal buruk terjadi di kehidupannya.
"Assalamulaikum" salam Queenze begitu masuk ke Mansion, ruang tamu yang luas tapi terasa hampa. Ya karena hanya 1 orang saja yang tinggal disini.
Dan itupun dia jarang di rumah, para pembantu dan tukang kebun sajalah yang mengurus rumah besar ini. "Mana sih" Queenze tak punya banyak waktu.
Tapi orang ini tak kunjung muncul "Sayang~" merinding bulu roma Queenze. Hiiiiih.
Queenze menatap datar pada lelaki yang baru keluar dari dapur, dengan celemek bergambar ben 10 yang dipakaianya, dan wajah cemong penuh bekas tepung.
Gadis itu lantas mendekat "Kamu ngapain sih, hancur dapur jadinya" gerutunya begitu sampai di dapur.
Lelaki tadi hanya tertawa pelan, dia mengelus pipi Queenze pelan "Kangen kamu ih" ucapnya lesu, sembari memeluk Queenze dan menumpukan dagunya di kepala Queen.
Queenze tak membalas pelukan lelaki itu, dia hanya mendesah malas. Hedeh. "Jadi, apa maksudmu memanggilku?" pertanyaan sudah dilontarkan.
Lelaki tadi melepas pelukannya dan memegang bahu Queenze lembut "Ada 1 fakta yang harus kamu tau Queen" ucapnya lembut. Namun tatapan matanya amat membara.
"Apa?"
"Kamu dan Damian gak pernah bisa bersatu" ucap Lelaki itu santai, seolah merasa bahagia dengan fakta yang baru dia dapatkan kemarin.
Ini akan memudahkannya mendapatkan Queenze untuk dirinya sendiri. Dan dia tak sabar untuk momen tersebut. "Maksudnya apaan?" tanya Queenze muak.
Lelaki tadi menyeringai, dia mengeluarkan sebuah foto yang menunjukan 2 bayi berada di inkubator yang berbeda. "Siapa ni?"
"Ini kamu,"
"Tapi disini ada dua?"
Lelaki tadi mengangguk "Yah, dan yang satu lagi adalah adik kembar tak identikmu"
Queenze termangu, bentar. Sebelum ini dia juga memiliki kecurigaan sendiri, kenapa dia merasa lebih nyaman saat di rumah keluarga Damian ketimbang di rumahnya sendiri.
Dia sering merasa asing saat berada di rumahnya sendiri. Jantung Queenze berdetak dengan kencang, jangan bilang apa yang dia sering mimpikan dulu benar adanya.
Sedangkan Queenze tengah perang batin, di rumah Damian tengah terjadi peperangan besar. Peperangan yang dapat menghancurkan hidup seseorang.
Peperangan yang dapat menghancurkan segala rencana manis yang sudah di susun sedemikian rupa.
PRANG!!
Pecahan barang kembali terjadi, 2 keluarga ini tengah mengalami badai konflict yang rumit.
"Kenapa...KENAPA BARU SEKARANG HAH!?" amuk Hanara marah, dia membanting semua barang yang terlihat di matanya.
Sedangkan Daniel memelas, dia berusaha memegang tangan Hanara tapi wanita itu menepisnya kasar. Dia memandang ke 2 orang lainnya
"JALANG!! SIALAN LO EMANG!! GAK ADA YANG BISA GUE PERCAYAIN ANJING GAK ADA!!" histerisnya lagi.
Damian, Gava, Diga, Gerald dan Nadan menonton dari balik dinding dapur, mereka takut melihat pertengkaran aneh ini.
Tadinya suasana lancar, setelah kedatangan Deeva dan Gaskar ke rumah Damian. Berbincang sedikit, dan tak lama amukan terjadi.
Hanara mengamuk seraya menangis, hatinya bagai ditusuk ribuan belati yang dapat merobeknya sampai hancur. "Hiks...kenapa baru sekarang..lo semua anggap gue apa hah!?" Hanara hanya tak percaya.
Dia seperti orang bodoh yang berada di tengah para penipu. "Ini alasannya ternyata, pantes aja lo semua minta Damian dikasih marga Gaskaris di belakang namanya!!" serunya lagi.
"ANJING LO SEMUA!! ANJING MATI AJA LO SEMUA!!!...hiks..kalau Queenze sampai tau..hiks..dia bakalan malu punya orang tua seperti kalian!!"
Damian sendiri bingung, tapi jantungnya berdegup sangat cepat, dia takut sekali. "B-bang...ini ada apa sih?" lirihnya sedih.
Nadan menoleh, dia mengelus kepala Damian "Gak papa kok Dami, gak papa" gumam Nadan tak yakin.
Hanara memandang dingin penuh emosi pada Daniel "Daniel, lo..gue kira pilihan untuk nikah sama lo itu benar. Tapi nyatanya..hiks..brengsek lo!! Gue mau cerai sama lo!! GUE MAU CERAI!!"
Brak!!
"DAMIAN!!"
Suasana semakin runyam, fakta kelam kini mulai naik ke permukaan.
Tbc.
Uda masuk konflik. Tapi responnya malah buat aku gak semangat sama sekali. Apa hiatus aja kali ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Fiksi RemajaBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...