Jangan lupa voment ya.
Author Pov.
Queenze tertawa pelan melihat keadaan halaman rumah tetangganya. Benar saja, banyak tukang yang sedang membongkar sepsitank rumah Damian.
Mereka mengubek isi sepsitank yang penuh tai itu hanya untuk mencari sebuah kalung emas putih milik Damian.
Kenapa keluarganya langsung mengizinkan? Ya masalahnya Damian ngamuk dan kembali membanting vas bunga milik Hanara.
"Assalamuaikum" salam Queenze begitu masuk ke dalam rumah Damian. Seluruh anggota keluarga sedang kumpul, karena hari ini hari minggu.
Damian yang tadinya sedang dipakaikan bedak dan liptint berwarna peach oleh Haniel, lantas menoleh, wajahnya berbinar bahagia.
Style Damian benar-benar menggemaskan, membuat Queenze mau tak mau menggigit bibir bawahnya gemas.
Sweater pink yang menampakan tulang selangka dan dada putihnya.
Queenze tebak itu pasti milik Haniel, dan tobi baret pink. Ah..menjurus seperti kupluk ketimbang topi baret, tapi ucul banget ya ampun.
Kaca-mata mutih bulatnya, kalung yang sudah di laundry kilat, terus sepatu snikers putih yang matching dengan celana putihnya.
Damian berlari ke arah Queenze dan memeluknya erat. Mendusel ria di leher putih bersihnya Queenze "Lucu banget sih kamu" ucap Queenze gemas.
Dia melepas pelukan Damian dan mencubit pipinya dengan gemas, Damian hanya tertawa pelan mendapatkan cubitan penuh cinta itu.
Queenze sendiri memakai sweater biru, ada tulisan di sweaternya yang menunjukan 'Dia punya aku, jangan diambil' dengan huruf DG di tengahnya.
Damian gak peka, jadi dia gak sadar.
"Kita jadi kencan kan?" Damian benar-benar tak sabar. Dia bahkan melompat kecil saking girangnya.
Anggukan yang Queenze berikan menambah semangat Damian. Dia menciun pipi Queenze berulang kali dengan bahagianya "Kita mau kemana?" tanya nya lagi.
"Mau ke taman bermain, yang pernah Om Edgar bawa. Yang ada penangkaran buaya nya"
"Yahhh..gamau ah kesana. Banyak buaya daratnya" gerutu Damian lesu. Dia gamau Queennya di terkam para buaya darat, gamau, ogah, iuw.
Elusan lembut Damian rasakan di pipinya "Yaudah, aku pergi sama Xand-"
"NO!!"
"Jadi mau apa enggak?"
Dengan amat terpaksa, Damian mengangguk, walau bibirnya sudah menjelma seperti bibir bebek. Tapi tetap tak mengurangi kadar ketampanan seorang Damian.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Queenze. Damian mengangguk semangat kemudian menggenggam erat tangan Queenze.
Damian, vibenya seperti Baby boy...rasanya aku ingin membuatnya merengek seperti bayi dan memanggilku Mommy-batin Queenze.
"Damian"
"Iya?"
"Aku boleh minta sesuatu gak?"
Damian shock, jarang-jarang Queenze meminta sesuatu darinya. "Mau apa? Uang? Belanja? Makanan? Saham? Album? Perhiasan? Mobil?" oceh Damian langsung.
Queenze menggeleng pelan "Akan aku katakan setelah kita pulang kencan" ucap Queenze. Damian merengut, dia penasaran.
Queenze harus meneguk salivanya kasar saat dada putih dan selangka Damian terlihat menggoda. Queenze memang membenci tindakan sex ataupun porno di sekolah.
Tapi, dia ini tipe FemDom yang sering berfantasy ria tentang Damian. Damian yang memakai lingerie tipis, atau Damian yang memakai pakaian maid putih hitam berenda.
Atau Damian yang terlentang di kasur, dengan tangan diikat dan mata ditutup kain.
Wajahnya yang memerah merona, basah karena keringat, bibirnya yang terbuka dengan air liur yang bersisa.
Uuuu, atau terkadang berhayal Damian menungging sembari memanggilnya "Mommy"
Queenze tersentak, bulu kuduknya berdiri begitu suara Damian terdengar seksi ditelinganya. Dia menoleh "Apaan sih Dami" ketusnya.
Damian meliriknya sayu "Mommy, you want me to call you mommhyy....right?" bisik Damian.
Queenze menggeleng ribut, dia menjauhi Damian dengan wajahnya yang sudah merona hebat "Hihi, Mommy Queen, nanti Dami minta nenen ya~" ujarnya bernada.
Untung saja suasana komplek sepi, Queenze menutup telinganya seolah tak dengar. Termakan hayalanmu sendiri sunggu mengerikan.
Tbc.
Yok, 90 vote, 50 komen. Kali ini serius, gak tercapai ya gak update.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Teen FictionBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...