Mungkin hari ini, hari esok atau nanti~ Mau extra part? Kayaknya gak bakalan ada deh.
Author Pov.
Damian duduk dengan bahagia di kursi rodanya, jantungnya berdegup dengan cepat karena dia tak sabar bertemu dengan Queenze saat ini.
"Mama, Queen kapan sadar dari koma?" tanya Damian polos, Hanara mengelus kepala Damian lembut.
"Disaat kamu kecelakaan" ujar Hanara lembut. Damian ber oh ria, pantasan saja ya.
Kini mereka sampai di depan kamar inap Queenze, Damian langsung benar-benar tak sabar. Gaskar membuka pintu itu perlahan dan membiarkan Daniel mendorong kursi roda Damian.
Ternyata di dalam kamar Queenze sudah ada Haniel, Diga, Gerald dan Dalian. Wajah mereka sembab. "Loh? Kalian uda ada disini aja. Queen mana?" Damian bahkan tak sadar.
Dengan seseorang yang terbaring lemah di ranjangnya. Dengan area mata yang tertutupi kain putih. Wajahnya pucat, dengan masker oksigen di mulutnya.
"Hiks..i-itu kak Queen.." lirih Gerald pilu sembari menunjuk ke arah Queenze. Damian mengalihkan pandangannya.
Tatapannya berubah pias, apa yang terjadi? Dadanya sesak, jantungnya berdetak semakin cepat "Queen.." seakan paham, Daniel mendorong kursi roda Damin mendekati ranjang Queenze.
Damian menggenggam tangan Queenze "Queen.." lirih Damian lagi.
Queenze nampak bergerak, kepalanya menoleh walau kegelapan kini menjadi dunianya "Haaa..Da..mi.." bisik Queenze dengan napas beratnya.
Damian bergetar, matanya kembali berkaca-kaca. Apa maksudnya ini "Queen..kenapa..kamu.." tenggorokannya berat hanya untuk melanjutkan ucapannya.
Queenze memang tak tau dimana wajah Damian, dia berusaha menggapai. Seakan tau, Damian mengarahkan telapak tangan Queenze ke wajahnya.
"Damian....kamu..baik-baik..aja.." lirih Queenze. Bahkan disaat seperti ini dia masih bisa menghawatirkan Damian.
Damian tak bisa berkata-kata lagi, hatinya terlalu hancur melihat apa yang ada di depan matanya. Dadanya sesak, dia tak bisa merasakan oksigen di sskitarnya.
"Kenapa..Queen...hiks..kenapa..kenapa..kamu ngorbanin mata kamu untuk aku...hiks..kenapa!?..jawab..aku.." raung Damian pilu. Dia merasa menjadi manusia brengsek jika seperti ini.
Queenze perlahan menyentuh mata Damian.
"Aku..le..bih..sayang..sama..kamu..le..bih..dari..pada..diri...aku.." bisik Queenze lagi. Tanpa sadar darah menetes dari rongga matanya.
Damian tak bisa, dia benar-benar terpuruk "KENAPA!!..hiks..KENAPA HARUS KAMU!!..hiks..kenapa..aku gamau gini..aku gamau kamu tinggalin!!..HUAAAAAAAAAA JANGAN TINGGALIN AKU!!" Damian histeris.
Dengan air mata yang terus jatuh dari kedua matanya. Yang lainnya tak bisa untuk tidak menangis, mereka tak boleh meratap tapi ini sangat menyakitkan!!.
"Gak..papa..i..ni..de..mi..ka..mu.." lirihnya lagi. Damian bahkan harus meremat pinggiran kasur Queenze guna menahan segala sesak dan sakit di dadanya.
"ENGGAK!! INI MIMPIKAN!? INI PASTI MIMPI!! KATAKAN PADAKU KALAU INI MIMPIIII!! QUEEN GAMUNGKIN NINGGALIN AKU!!" semua seolah paham.
Betapa terpuruknya Damian saat ini.
"Ka...mu..te..nang..me..reka..uda..di..
penjara..hiks..ka..mu..aman.." bisiknya lagi, dan darah kembali mengalir dari rongga kosong matanya.Damian menangis, dia memukul kepalanya kuat, kemudian beralih pada dadanya "SAKIT..hiks..SAKIT QUEEN!!..hiks..HATI AKU SAKIT!! AKU GAK BECUS!!" raungnya lagi.
"D..a..mi..men..dekatlah.." pinta Queenze, dia melepas masker oksigennya, senyum lembut masih terulas disana.
Damian menurut, walau dia sesenggukan dan tangisannya semakin kuat. Damian mendekat ke arah wajah Queenze.
"Ci..um..aku..un..tuk..yang..terakhir.." bisik Queenze lembut dan hangat. Sial, jantung Damian sangat sakit mendengarnya.
Damian mencium pipi Queenze dalam, tubuhnya bergetar. Air matanya mengalir membasahi pipi Queenze.
"Te..rima..kasih..se..karang..aku bisa..ketemu..mama..lagi.." bisik Queenze bahagia.
Damian masih mencium Queenze, bahkan ketika.
Nit–––––––––
"Maaf, pasien sudah pergi"
Damian jatuh, dia jatuh ke lantai dengan sejuta perasaan yang hancur.
"QUEEN!!..HUAAAAAAAAA QUEEN JANGAN TINGGALIN AKU!!..QUEENZE!!..HIKS..QUEENZEEEEEE!!! KAMU UDA JANJI!!" Damian meraung pilu.
Dia mendongak dan kembali menangis. "Kamu uda janji..hiks...KAMU GAK BAKAL TINGGALIN AKU!!..hiks..itu janji kamu..Queen.." raungnya hancur.
Damian hancur, dia hancur karena pemilik hidupnya pergi. Pergi karena dirinya, pergi karena mengorbankan diri untuk dirinya.
"Tak..hiks..tak ada donor yang cocok..hiks..mata Queenze yang cocok dan dia..hiks..dia-"
"DEEVA!!" Gaskar segera menahan tubuh Deeva yang tak sadarkan diri.
Brugh!?
Gerald jatuh terduduk, dia meremat kepalanya sendiri. Sial, kenapa semenyakitkan ini. SAKIT! rasanya sakit.
"Hiks..kakak..hiks..KAKAK!!...HUAAAAAAAAAA JANGAN TINGGALIN GE!!..hiks..KAKAK!!"
Mereka merasakan hal sama, bahkan ini sangat sakit. Serasa dibunuh tapi tak mati.
Damian sadar, jika ini hari terburuk di hidupnya. Sangat buruk!!
"Jahat..hiks..kamu jahat"
Damian tak tau harus apa setelah ini, haruskah dia mati dan menyusul Queenze? Tapi, itu sama saja menyia-nyiakan mata Queenze.
Damian tak tau.
Hidupnya sudah hancur.
My Childish Chilhood.
End😭.Makasih..hiks..untuk yang uda dukung dari awal.
Sial, aku nangis kejer sampai selimutku basah!..
Hiks..masih ada 1 chapter bonus. Kenapa setiap ngetik ending Damian aku selalu nangis😭.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Ficção AdolescenteBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...