Jangan lupa voment. Lawan kata Happy?
Author Pov.
Koma, sudah 3 hari Queenze koma dan Damian senantiasa berada di sebelahnya. Menemani dengan sabar di sebelah Queenze.
Damian membersihkan lengan dan kaki Queenze dengan kain basah, dia tak mengizinkan siapapun melakukan hal ini selain Damian.
Untuk sekolah, Damian memilih meliburkan diri. Dia akan masuk saat Queenze juga masuk. Teman-teman sekolah mereka juga sudah menjenguk.
"Queen, kapan bangun. Dami kangen" lirih Damian. Dia benar-benar merindukan mata indah Queenze saat menatapnya, tapi ini mata itu tertutup.
Mimpi buruk selalu mendatanginya, kilas balik tentang kecelakaan yang Queenze alami. Benar-benar menghantui Damian.
"Cepatlah sadar, aku merindukanmu.." bisiknya sembari mengecup dahi Queenze lembut.
Damian akan menunggu, dia tak akan kemana-kemana dan senantiasa di sebelah Queenze. Damian akan menjadi orang pertama yang Queenze lihat.
Dan setelah ini, Damian ada pekerjaan penting.
****
Dari laporan yang dia dapat dari orang suruhannya, Damian kini menemukan dimana tempat tinggal Pria yang pernah datang tempo hari.
Pria yang membisikan kata ingin merebut Queenze, baik hati maupun nyawanya. Damian berdiri di depan pintu rumah tersebut.
Rumah sederhana yang terlihat modern.
"Pintunya terbuka.." apa dia harus masuk saja? Tapi..
"Bodo amat, gas kan aja"
Tapi..kenapa Damian harus bersusah payah mendatangi pria ini? Kenapa Damian harus capek-capek kesini?.
Damian masuk ke dalam rumah sederhana di depannya, suasana damai terasa saat dia masuk ke dalam rumah. Tak ada orang, hening dan sepi.
"Dimana yang tinggal?" gumam Damian heran. Masa iya ini rumah kosong, kan tidak mungkin.
Tap.
Jantung Damian berdetak dengan cepat, tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Seseorang ada di belakangnya, tidak hanya 1 orang tapi..
"Tikus kecil sudah masuk ke perangkap." mereka ada 6 orang, dan Damian kenal dengan mereka semua.
"Kalian-"
Bugh!!
Damian pusing, tengkuknya baru saja dipukul dengan kuatnya. Kepalanya berat "Kau harus mendapat pelajaran terlebih dahulu anak kecil" bisikan itu masuk sebelum Damian tak sadarkan diri.
****
Pukulan demi pukulan kembaki dia terima, baseball kayu dan besi berulang kali menghantam tubuh kurusnya.
"Uhuk!"
Sakit, dada Damian sakit sampai-sampai dia memuntahkan darah dari mulutnya. Damian terikat menggantung, dengan 3 orang yang memukulnya terus menerus.
Damian sudah babak belur "Jauhi Queenze" kata salah seorang diantara mereka lagi. Ini sudah ke 5 kalinya dia mengatakan hal ini.
Damian tersenyum sinis walau susah "Heh, gak akan" sinisnya.
Raut wajah mereka kembali mendatar "Pukul dia, jika selesai langsung saja dibunuh" perintah yang tertua. 3 termuda mengangguk dan kembali memukul Damian.
Bugh!
Kepalanya.
Bugh!
Kepalanya.
BUAGH!!
Kepalanya.
Kepala Damian sudah mengeluarkan darah yang tidak sedikit. Wajahnya bahkan sudah tertutupi dengan darah dari kepalanya sendiri.
"Ini salahmu, dari dulu kau sudah memonopoli Queenze dan gara-gara menolongmu dia sampai koma. Lebih baik lagi kalau kau mati!!"
BUAGH!!.
Benarkah?..benarkah seperti itu..
"MATI KAU!!"
BUAGH!!
Apa aku harus pergi agar Queenze tetap aman?
BUAGH!
Queen maafin aku..
BUAGH!!
Pukulan terakhir yang Damian terima, tubuhnya terkulai tak berdaya. Dengan darah yang terus menetes dari tubuhnya dan membentuk kolam darah di bawahnya.
Nit. Nit. Nit..
Tak ada siapapun di dalam ruangan itu, Hanara dan Gaskar sedang menemui Dokter untuk membicarakan sesuatu.
Tak ada siapapun, tak ada yang tau jika saat ini pasien atas nama Queenze tengah mengerakan jari lentiknya.
Napas berat terdengar di keheningan kamar. Perlahan, mata itu terbuka dan menatap kosong langit-langit kamar inapnya.
Tak ada siapapun, bolehkan Queenze merasa kecewa, tak ada Damian. Dimana Damian?
"D..a..mi.." kata pertama yang dia keluarkan setelah terbangun dari koma beberapa harinya.
Dimana Damian...firasat Queenze tak enak, apa Damian baik-baik saja?
Queen maafin aku..
Dami, kamu dimana..
Keduanya tak sedang baik-baik saja.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Teen FictionBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...