Pagi hari di Komplek Geruku, komplek perumahan minimalis yang dinobatkan sebagai perumahan ter damai dan ter asri.
Hanya di pagi hari saja perumahan ini tak damai, sebab teriakan mengerikan dari seorang Damian akan mengacaukan segalanya.
Tetangga sekitar sudah biasa mendengar tangisan gila dari Damian, sedari dia bocil sampai jadi remaja seperti sekarang, ya Damian memang terkenal dengan ke cengengannya.
Dan juga kebucinannya pada teman masa kecilnya. Queenze.
*****
Queenze melangkah dengan tenang menuju halaman rumah Damian, dia berhasil melarikan diri dari kedua kakak laki-lakinya.
"Dami suka gak ya kupluk gambar Barbie.." gumam Queenze, Queenze tak tau kenapa Damian bisa begitu terobsesi pada kupluk.
Dan kupluk kesayangannya adalah Kupluk Panda yang Queenze hadiahkan disaat ulang tahun Damian yang ke 5 tahu.
Queenze sampai di depan pintu rumah, dia langsung mengetuk pintunya. Gadis remaja berusia 17 tahun yang sekarang ini berada di kelas 11 SMA.
Damian kelas 10, dan dia akan menjadi murid baru di sekolah Queenze hari ini.
Tok tok.
"Assalamualaikum, Damiiiiii" Queenze memang sudah terbiasa manggil Dami seperti ini. Sudah sedari mereka kecil.
"Damiiiiiii"
Tak ada sahutan sama sekali, masa belum bangun sih. Ini kan sudah pagi.
"Dam-"
"Queenze, kamu ngapai jam segini ke rumah Damcil?"
Queenze segera menoleh, ternyata Om Edgar tetangga sebelah rumah Damian yang berbicara. Pria tampan yang berusia 30 tahun.
Lelaki yang sudah menjaga Queen dan Dami sejak lelaki itu remaja sampai sudah kepala 3 ini "Queen mau berangkat sama Dami om. Soalnya ini hari pertama Dami masuk SMA" ujar Queenze.
Edgar menelengkan kepalanya "Kamu yakin Queen?" tanya Edgar.
Queenze menggangguk "Yakin om, emang kenapa?"
Edgar menggelengkan kepalanya geli, tawa renyah terdengar. Ada-ada saja bocah yang kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik itu.
"Ini masih jam 6 pagi sayang, kamu ada-ada aja deh" ujar Edgar geli. Oh ya, Queenze kepagian datang ke rumah Damian.
Dia tersenyum malu "Hehe, Queen cuma gamau Dami telat. Soalnya dia pasti-"
"MAMAAAAAAAAA DAMI NGOMPOL LAGIIIIII!!"
"Nah uda terjawab om, hehe"
Begitulah Damian, selain cengeng, dia juga masih mengompol walau sudah 16 tahun. "Yaudah, kamu ketuk lagi pintunya. Tante Hanara uda bangun pasti tuh" ujar Edgar sebelum masuk ke rumahnya.
Btw tadi dia cuma pakai singlet putih sama celana pendek hitam, pemandangan yang indah di pagi hari.
Cklek.
"Eh, Queenze uda datang aja" Haniel, kakak kedua Damian yang membuka pintu rumah.
"Wih rajin bener dedek Queen ini memang" ternyata ada Nadan, kakak ketiga Damia di belakang Haniel.
Nadan mengelus kepala Queenze dengan gemas, dan beralih ke pipi gembil mulusnya Queenze "NADAN!! JANGAN SENTUH-SENTUH QUEEN CANTIKNYA GUE!!" Auman singa terdengar.
Damian yang masih memakai piyama bergambar panda berlari cepat menuju pintu, dia mendorong jauh tubuh Haniel dan Nadan.
"Adek jahanam lo emang" sungut Nadan.
"Adek, mandi sana. Gamalu apa bau ompolnya dicium Queen cantik" celetuk Haniel.
Seakan tersadar, pipi Damian memanas seketika. Dia mendongak dan memandang polos Queenze "Queen, cium pipi Dami dong. Morning kiss" ujar Dami.
Plak!
"Aduh, sakit Nadan!!"
"Gue aduin mama lo, minta cium sama anak perawannya Tante Deeva" ancam Nadan. Dami mah gak peduli, yang penting dia dicium Queen cantik.
Nadan berdecak sebal, dia menarik kerah piyama Damian dan menggeretnya menjauh "QUEEEEEEN LONTONG DAMIIIII" dramatis sekali.
"Tolong yang bener Dami, bukan lontong. Aku laper jadinya" Haniel tersenyum geli mendengar ucapan bocah cantik di depannya ini.
Wanita berusia 26 tahun itu gemas sekali, dia terharu karena melihat pertumbuhan adik dan teman kecil adiknya yang cantik itu.
Dia mengelus kepala Queenze "Ayo masuk, Mama kakak uda buat sarapan. Sarapan bareng aja" ajak Haniel.
Queenze mengangguk patuh, tapi belum juga dia melangkah masuk.
"QUEEN ANAKNYA PAPA!! YA AMPUN PAPA KIRA ANAK PERAWAN PAPA DI CULIK LAJANG GAK LAKU!!" teriakan histeris dari Gaskar terdengar.
Papanya Queenze emang lebay, jadi agak maklumi ya. "Huaaaaaa adeeeeek, abang kira kamu minggat dari rumaaaaaah" nah loh abang pertamanya juga aneh.
Padahal umurnya sama kayak Haniel.
"Kamu ini, abang khawatir sayang"
Kalau abang keduanya masih agak normal, usianya cuma beda setahun dari Queenze "Queen cuma ke sebelah-"
Gaskar tak menunggu lama, dia menggendong koala anak gadisnya langsung "Kamu ini, mama panik di rumah lihat kamar kamu kosong" sungut Gaskar sembari memukul bokong anak gadisnya pelan.
Queenze merengut sebal "Papa ih, Queen cuma ke rumah Damian" gerutunya.
Gaskar tak peduli, dia membawa pergi putri kesayangannya itu kembali ke rumah "Maaf ya Haniel, bilang sama Damcil, Queen cantiknya pergi bareng kami" ucap Diga.
Haniel tersenyum manis "Tentu Diga" fyi, Diga dan Haniel itu pacaran guys, jadi ya gitu deh. Sedangkan kakak kedua Queenze yang bernama Gava, masih jomblo.
Elah, dia ini sister complex, dia cintanya sama Queenze jadi dia gaperlu pacaran.
Setelah selesai, mau tau reaksi Damian pas tau Queen gajadi pergi bareng dia.
"MAMAAAAAAAAAAA DAMI MAU PERGI BARENG QUEEN CANTIIIK!! HUAAAAAAAAAAA PAPAAAAAAAA!!"
Telinga mereka uda kebal, jadi denger Damian ngamuk gitu ya gak masalah bagi mereka. "Diam Dami" ucap Hanara.
Damian langsung diam, dia masih terisak. Wajah tampannya yang sudah dipakaikan bedak dan minyak kayu putih kini luntur karena air mata.
"Sini, pake bedak lagi"
Damian nurut, dia memejamkan matanya saat Hanara kembali memakaikannya bedak. Walau isakan masih keluar dari bibirnya.
Tbc.
Dami is the real anak manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Fiksi RemajaBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...