CHAPTER 23

3.1K 288 32
                                    

Tebak, 2 cerita on going mana yang bakal aku stop:)

Author Pov.

3 hari berlalu, dan Damian baru saja menyadari apa maksud dari ucapan pria yang tempo hari datang ke Apartemen Queenze.

Buktinya saat ini Damian tergeletak lemas di kasur UKS karena kepalanya menjadi korban hantaman pot bunga dari lantai 2 Sekolah mereka.

"Hiks.."

"Queen, aku gak papa kok"

Queenze menyeka air matanya kembali, sedih dia melihat dahi Damian terdapat luka lumayan lebar. Ini semua karena Damian harus menyelamatkan Queenze.

"T-tapi..hiks..kamu luka..huaaaaaaaaa gara-gara akuuuu" Damian merengkuh tubuh Queenze dan mengelus kepalanya.

"Aku gak papa, masih lebih bagus daripada kamu yang luka" bisik Damian lembut. Queenze mengangguk di bahu Damian dan mendusel di leher Damian.

Damian harus menyelidiki hal ini, sudah termasuk hal yang membahayakan karena mengancam nyawa seseorang. "Aku bakalan jagain kamu" bisik Damian.

Tentu saja, Damian akan melindungi Queenze dengan segenap hidupnya.

"Lagian, kenapa pot itu bisa jatuh?" tanya Nirmala bingung. Dia ada disana saat kejadian terjadi, tapi dia tak tau bagaimana benda itu tiba-tiba bisa jatuh ke arah Queenze.

Damian diam begitu juga dengan Queenze, Queenze tak takut mati. Dia hanya takut Damian terluka karena dirinya. "Dami.." bisik Queenze gemetar.

"Ya sayang?" jawab Damian lembut.

"Jangan lakuin hal itu lagi, jangan korbanin diri kamu demi aku" mohon Queenze memelas. Ini kali pertama dia memohon pada Damian.

Damian tak menjawab, dia gila jika menuruti keinginan Queenze. Masih teringat jelas bagaimana pot sedang itu melayang jatuh bertepatan dengan Queenze berada di bawahnya.

"Damian, aku mau pergi ke Gramedia. Kamu mau ikut gak?" tanya Queenze, dia berjalan mundur dengan arah badan menghadap Damian.

Damian menggenggam tangan Queenze, wajah lembutnya mengukir senyum teduh yang indah "Aku harus ikut, kemanapun kamu pergi. Aku harus ikut" ujar Damian.

Queenze mengangguk 2 kali, dia mencium punggung tangan Damian berulang kali. Membuat jantung Damian berdegup kencang, perutnya serasa ada ribuan kupu-kupu berterbangan.

Wajahnya merona tipis, dia bahagia dengan keadaan mereka saat ini, 2 bulan lagi ujian Mid akan segera berlangsung. Damian akan mengajak Queenze untuk belajar bersama.

"Damian"

"Iya sayang?"

Queenze tersenyum manis, sangat manis sampai hati Damian tak lagi senang. Senyum manis yang seperti senyum perpisahan bagi Damian.

"Kenapa Queen?" tanya Damian tenang.

"Aku sayang ka-"

Damian tak dengar, matanya melotot lebar saat melihat pot bunga berukuran sedang jatuh dari lantai dua. Dengan cepat Damian memeluk Queenze dan melindungi kepala Queenze dari hantaman pot.

Bruk!

Tes..

Hening, Queenze terdiam. Wajahnya pucat saat tetesan darah jatuh ke hidungnya. Queenze mendongak "Damian..kamu..berdarah.." lirih Queenze.

Damian mengelus pipi Queenze lembut, senyum menenangkan Damian berikan "Gak papa, asal kamu gak luka" bisik Damian.

Dan ini kali pertama, Queenze merasakan ketakutan yang besar.

Damian sempat melihat siluet seseorang di lantai 2 tadi, seseorang yang dia tau sangat menyayangi Queenze namun..kenapa dia melakukan hal ini.

"Kamu jangan jauh-jauh dari aku ya" titah Damian, dia tak bisa menjadi pacar yang manja saat ini. Dia harus menjaga Queenze.

Jika saat kecil dulu Damianlah yang selalu Queenze jaga, maka saat ini Damian yang akan menjaga Queenze.

Mereka hanya tidak sadar, ada seseorang yang mendecih dari balik tirai sebelah kasur Damian. Seseorang, yang memakai prinsip.

'Jika aku tak bisa memilikinya, maka seorangpun tidak'










































Tbc.

Bodo amat sama respon kalian, yang penting cerita ini tamat.

My Childish Childhood [COMPLETE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang