My Childish Childhood [COMPLETE]✔️

CHAPTER 3

Jam istirahat sudah berbunyi, lebih cepat 1 jam dari biasanya. Kini para Siswa/i MOS berhamburan keluar kelas. Perut mereka berbunyi minta diisi.

Queenze hendak melangkah keluar, tapi Damian segera memeluknya dari belakang, tak memperdulikan tatapan tak percaya murid-murid lainnya dan juga tatapan Gerald.

"Lo! Berani banget meluk-meluk Kak Queen!!" sentak Gerald kesal. Dia saja gaberani meluk Queenze kalau gak diizinin.

Gerald tak kenal siapa remaja manja itu, nampak sekali dia anak mama. Soalnya bau minyak kayu putih dan minyak telon tercium dari tubuhnya.

Wajar saja Gerald gatau, dia kan baru diangkat jadi adik Queenze sejak 8 bulan yang lalu. Dan Gerald gak punya teman di sekitaran rumah, dia hanya berdiam diri di dalam rumah saja.

"Apaan sih, iri? bilang bos" gerutu Damian, dia mah bodo amat. Damian mendusel di lekuk leher Queenze dan menghirup aroma minyak kayu putih dari tubuh Queenze.

"Queen, ayo makan siang. Dami laper" pinta Damian memelas, dia memandang Queenze dari bahu kanannya.

Queenze mengelus kepala Damian, dan melepaskan pelukan Damian. Membawa Damian ke sampingnya dan menggenggam erat tangannya.

"Kamu gak bawa bekal?" tanya Queenze. Damian menggeleng polos sebagai jawaban. Mama nya pasti lupa untuk masukin bekalnya ke dalam tas.

"Aku bawa bekal 4, untuk Gerald 1, aku 1, abang Gava 1 dan kamu 1." ujar Queen.

Damian tersenyum lebar, dia menarik tangan Queenze agar segera melangkah. "Apaan banget sih, es ka es de!" sungut Gerald cemburu.

Dia mengikuti keduanya dari belakang, Gerald merogoh kantongnya. Mengambil ponselnya dan menge chat Gava segera.

Bang Guava.

Abang.

Gw bkn abng l.

Ngetik apaan dah?

Gue bukan abang lo.

Oh iya.

Uda itu abaikan dulu.

Damian siapa sih!?

Oh.

Damcil.

Temen masa kecil Queen.

Kenapa?

Dia meluk-meluk Kak Queen:(

Biar aja.

Asal dia gak nyium Queen.

Gue belah bibirnya kalau itu dia lakuin.

Gerald meneguk ludahnya kasar, seram sekali. Jangan sampai Gava tau kalau Gerald pernah mencuri 1 ciuman di pipi Queenze saat gadis itu tidur.

Nampaknya Gerald harus mencari celah untuk menjauhkan Damian dari Queenze. Dia bisa memanfaatkan Bang Gava possesive itu.

Seringai licik terbentuk di wajah baby facenya. "Hehe, siap-siap lo" gumam Gerald.

***

Benar-benar pemandangan yang tak pernah dibayangkan, Ketos mereka, Ketos yang memiliki 1 pawang mengerikan mereka, makan siang bareng anak baru.

Cowok pulak tuh.

"Wiih, siapa lo nih Qila?" tanya seorang gadis tinggi, wajahnya cantik, rambutnya panjang. Dia bersama seorang cowok yang poninya sampai menutupi matanya.

"Ah, dia temen aku Sarah."

"Elios, Qila punya temen cowok juga ternyata."

"Yaiyalah, diakan juga manusia Sarah"

Tak lama teman Queenze yang lainnya pun datang dan ikut duduk satu meja dengan Queenze dan Damian "Wih, apa nih Qil. Lo punya cowok?" celetuk gadis berambut panjang gelombang.

Dia bersama 2 temannya yang lain.

"Enggak Nirmala, dia temen kecil aku"

Damian gak perduli, dia mah asik aja nerima suapan dari Queenze. "Masa sih, nampaknya enggak deh" celetuk cowok yang bersama Nirmala.

"Napa lo Petra, lo suka sama Qila? Alhamdulillah akhirnya gue bisa jadiin Nirmala pacar gue" celoteh yang satu lagi.

Petra mendelik, dia memukul rahang temannya tadi "Congor lo! Nirmala tetap punya gue Cicak!!" seru Petra emosi.

"Heh, kalem napa" sinis Adelia, bisa-bisa kantin hancur kalau dua cerendel itu berkelahi.

Nampaknya juga Damian tak masalah, yang penting Queenze gak di rumorkan punya pacar-

"Terus cowok lo mau dikemanain Qila?" tanya Elios kalem.

"Uhuk!" Damian tersedak nasi goreng yang ada di mulutnya. Matanya perih karena rasa pedas di hidungnya.

Queenze segera memberikan air putih dan diterimanya. Setelah diteguk dan dirasa nyaman, Damian kini mendongak dan menatap pilu Queenze.

Seperti kekasih yang sakit hati telah diselingkuhi "Queen-"

"Jangan percaya Elios, dia berdusta"

Damian mengulum bibirnya sedih, dipastikan dia akan mengamuk setelah pulang sekolah nanti.

Tbc..

Siapa yang tau nama asli Cicak?