Sekarang prinsipku, mau banyak atau enggak yang baca atau menghargai tulisanku ini, aku tetep lanjutin sampai tamat.
Author Pov.
Damian masih memohon sembari menahan tangan Queenze, tapi gadis itu hanya menatapnya jijik "Please percaya sama aku, aku dipaksa Queen..hiks..jangan marah..hiks..percaya sama aku." mohonnya.
Dia menangis, tak peduli bahkan ketika disekitarnya ramai. Dia hanya tak mau Queenze marah dan menjauhinya.
"Percaya? Untuk apa gue percaya sama lo lagi. Dipaksa? Bahkan lo keliatan nikmatin banget tuh ciuman tadi" sinis Queenze. Damian semakin takut.
Dia menggenggam tangan Queenze semakin erat "Kumohon..hiks..percaya sama aku..hiks..aku gak gitu..hiks..Queen.."
"Halah, lo aja uda 40 kali ganti cewek selama 2 bulan gue tinggal. Gitu gue harus percaya?" Damian terhenyak, bagaimana Queenze bisa tau perihal itu.
"Itu..hiks..itu aku..aku.."
"Udalah, lepasin tangan gue!" sentak Queenze sembari menarik tangannya dari cengkraman Damian.
"Queen..hiks..kumohon.." Kini Damian berlutut di tanah, dia benar-benar tak mau kembali Queenze tinggal. Queenze memutar malas matanya.
Tatapannya tak sengaja menatap bertemu dengan siswa berkaca-mata yang terlihat culun. Rambut hitamnya yang lebat, poninya yang sampai menutupi sedikit matanya.
Baju yang benar-benar rapi dan terlihat kaku. Segera Queenze mendekati siswa tadi, seluruh pasang mata memandang ke arah Queenze, begitu juga dengan Damian.
Dia segera berdiri, firasatnya tak enak. "Damian, lo liat ini, biar lo tau rasanya jadi gue gimana" ucap Queenze.
Posisinya, dia membelakangi Damian dan yang lainnya. Queenze menangkup wajah siswa tadi sampai menbuatnya kaget "Eh?"
"Lo diam, ikutin aja" bisik Queenze mulai mendekati wajahnya. Siswa itu segera memejamkan matanya, wajahnya merona hebat dan bibirnya bergetar.
Apalagi ketika bibir kenyal Queenze menyentuh bibir tebal kemerahannya, hanya menyentuh, tidak sampai melumatnya.
Jantung Damian serasa hancur, apa ini rasanya menjadi Queenze tadi. Melihatnya mencium orang lain di depan banyak orang.
Queenze menatap lekat mata hazelnut siswa tadi yang terlihat bergetar "Gue bakal tanggung jawab. Siapa nama lo?" siswa tadi mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.
Jantungnya berdegup sangat cepat, tak seperti biasanya "Dalian.." cicitnya hampir tak terdengar. Queenze mengangguk mendengarnya, kemudian dia menjauh dari Dalian dan memandang Damian.
"Gimana rasanya?" tanya Queenze remeh. Damian bergetar, dia segera mendekati Queenze dan memeluknya erat.
"S-sakit..hiks..sakit sekali..hiks..sesak Queen..hiks..maafin Dami..hiks..huhuuuu..sakit Queen.." racaunya.
Queenze mengelus punggung Damian "Itu yang aku rasain"
"Maafin aku..huhuuu..b-bibir kamu..hiks..uda cium orang lain huaaaaaaaaaaa...hiks..bukan hiks..bukan aku yang pertama..huaaaaaaaa mamaaaaaa"
Damian makin histeris, dia hanya tak tau jika Queenze sudah menciumnya setiap malam saat Damian tertidur. Sudahlah, biarkan menjadi rahasia saja.
Sedangkan Dalian, memegang bibirnya seraya memandang wajah cantik Queenze. Sudut bibirnya mulai terangkat sedikit.
Senyuman gila, seperti seorang sychopat. "Mine" bisiknya mutlak.
Dengan mata yang terus tertuju pada Queenze.
Tbc.
Yo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Childhood [COMPLETE]✔️
Novela JuvenilBaca After married dulu ye. Damian dan Queenze adalah sahabat semasa kecil yang sangat lengket bagaikan daki dengan kulitnya. Bahkan seisi sekolah mempertanyakan hubungan asli mereka, kemanjaan Damian yang berbeda dengan sifat dinginnya, membuat sem...