6. RASA APA?

176 150 272
                                    

Happy reading...

*****

Dimana bisa aku temukan
Kenyamanan rindu engkau beri
Andai kan kau tau disini ku rindu
Akan semua kenangan kita

Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh hatiku tetap untukmu
Aku rindu perhatianmu ketulusan dalam hatimu
Meski jarak memisahkan hatiku tetap untukmu

Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu
Masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh
Hatiku tetap untukmu

Aku rindu perhatianmu
Ketulusan dalam hatimu
Meski jarak memisahkan
Hatiku tetap untukmu

Meski kau kini jauh
Disaat tiada pembeda
Hatiku tetap slalu terbuka
Slalu untukmu untukmu

Aku merindukanmu
Masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh
Hatiku tetap untukmu

Aku rindu perhatianmu
Ketulusan dalam hatimu
Meski jarak memisahkan
Hatiku tetap untukmu

Aku rindu perhatianmu (heye)
Ketulusan dalam hatimu (heye)
Meski jarak memisahkan
Meski jarak memisahkan
Hatiku tetap untukmu

(Anneth- tetap untukmu).

Kana memetik senar gitar akhir untuk menutup lagu.

Tanpa sadar, dan tanpa dirasa dirinya menghayati lagu yang dinyanyikan nya barusan, sebuah kristal bening keluar dari kelopak matanya dan membasahi sebagian pipi putihnya.

Kana menghela nafasnya, dadanya kembali sesak, beberapa kali dirinya memukul bagian dada kiri agar mengurangi sesak yang dirasakannya.

"Kana belom bisa," lirinya.

Mendongakan kepalanya ke atas menatap langit-langit ruangan agar air matanya berhenti, ketika dirinya merasa cukup pandangannya pun diturunkan.

Deg

Tatapan mata itu bertemu dengan tatapan yang mengisyaratkan sebuah ke bingungan dari seseorang yang menatapnya dari pintu.

Segera mungkin Kana menghapus air matanya agar tidak meninggalkan jejak di kedua pipinya, Kana tersenyum untuk menyapa seseorang itu.

"Kenapa berdiri di situ? Masuk aja," ajaknya.

Seseorang itu mematuhi perintah dari Kana. Dan langsung mendudukan tubuhnya tepat di kursi sebelah Kana yang terlihat kosong.

Dengar gitar yang masih berada di pangkuannya, Kana menatap kearah seseorang yang baru duduk disampingnya.

"Sudah dari tadi?" dan diangguki dari sang empu.

Kana mengangguk, dirinya merasa canggung untuk berbicara kembali, padahal dirinya tidak menyukai kecanggungan bukan?

Dimas masih menatap kearah Kana dengan lekat.
" lo gak papa?"

Kana tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Enggak."

"Tapi lo sedih?"

"Saya sedih karna kangen Mama, Papa, sama Adek," ucap Kana tersenyum.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang