11. TERNYATA

126 99 212
                                    

Happy reading...

Selepas acara peringatan hari ulang tahun SMU BANGSA yang menghabiskan waktu sehari full. Kini siswa dan para guru mulai meninggalkan area sekolah dikarenakan hari mulai gelap dengan semburan jingga menghiasi langit pada sore ini.

Kana berdiri didepan gerbang sembari melihat jam yang melekat dipergelangan tangannya. Dirinya menghembuskan nafas lelah, dengan mata yang terus menyapu area jalan untuk mendapatkan sebuah angkot. Ya dirinya mencari angkot untuk pulang, Tantenya tidak bisa menjemput kali ini karena dia sedang dinas keluar kota. Begitulah Tantenya, sebagai wakil DPRD dirinya sering disibukan dengan tugas-tugas mencakupi kedaerahan yang dirinya pimpin, sehingga sering meningglkan sang Nenek sendirian. Kana mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena Tante dan Neneknya mau mengurusi dirinya saat ini.

Hingga sebuah motor berhenti dihadapannya, membuat pandangannya teralihkan. Orang itu membuka helm bogonya dan tersenyum kearah Kana.

"Nunggu siapa?"

"Emm... nunggu angkot," ucap Kana sambil meringis.

Orang tersebut melihat jam tangan hitam yang dikenakannya.
"Jam segini mana ada angkot." Kana sudah tau respon dari orang tersebut, makanya dirinya meringis.

"Bareng, gue?"

"Hah!" Kana mengedipkan matanya beberapa kali.

"Bareng... udah ayok gue anter."

"Ngerepotin enggak?"

"Enggak, udah ayok keburu maghrib." Kana mengangguk dan menyetujui tawaran yang diberikan kepadanya.

"Tapi gue gak bawa helm lagi," ucapnya ketika Kana sudah naik ke motor.

"Gak papa, yang penting hati-hati aja." Tidak ada respon, kendaraan roda dua itupun berjalan meninggalkan area sekolahan.

Di sepanjang perjalanan hanya keheningan yang ada. Hingga suara membuat pandangan Kana yang sedang asik memandang pepohonan yang dilaluinya menjadi menatap kearah sepion motor, dimana orang yang memboncenginya juga menatapnya.

"Gak mampir kemana-mana ya... Soalnya udah maghrib, gue belom sholat." Kana menjawab dengan anggukan. Emang mau kemana lagi, tujuannya pulang ya pulang gak ada niatan mampir kemana-mana.

Sesampainya didepan rumah minimalis bercat abu-abu Kana meminta diturunkan.

"Ini rumah lo?"

Kana menggeleng.
"Rumah, Nenek."

Orang tersebut membulatkan mulutnya dan mengangguk kecil.

"Btw, sorry ya udah ngeropetin lo, Dim?"

"Gak papa."

Kana diam sebentar mencari topik yang tepat untuk dibicarakan.
"Mampir dulu?"

"Lain kali deh, gue mau langsung balik takut waktu maghribnya habis."

Kana menepuk jidatnya.
"Astaga iya, sekali lagi sorry Dim. Gara-gara nganter gue, lo jadi ketinggalan waktu sholat."

"Emang lo punya salah pake minta maaf mulu? lagian ini juga kemauan gue," tuturnya dan dijawab kekehan dari Kana.

"Udah ya gue buru-buru nih, jangan diajak ngobrol lagi nanti gue gak jadi pulang. Salam buat nenek lo." Dimas mulai menghidupkan mesin motornya.

"Iya, hati-hati." setelah mendapati anggukan dari Dimas yang diikuti kepergian lelaki tersebut. Kana mulai berjalan memasuki rumah ketika punggung Dimas sudah tidak terlihat oleh matanya.

Haripun mulai larut.
Kini, Kana sedang membaca buku pelajaran di kamarnya, ketika dirinya mengalihkan pandangan tiba-tiba matanya menangkap sebuah bingkai foto yang berada di atas meja, yang mana di foto tersebut terdapat empat orang yang sedang tersenyum lebar ke arah camera.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang