13. DIA YANG TERLUKA

132 80 346
                                    

Warning!
Terdapat adegan kekerasan dan mengandung kata-kata kasar, harap berbijak dalam membaca.

Happy reading....

Permasalahan tidak
datang dari satu pihak,
tetapi dari banyak pihak.
Tinggal sikap kita saja
yang harus menanggapi dengan
baik dan mampu mencari jalan
keluarnya dengan fikiran
yang dingin.

~AIZA~

*****

Kana berjalan dengan santai sembari terus menatap ke depan. Udara siang ini cukup sejuk, walaupun matahari sedang terik-teriknya diatas sana. Dihiruplah udara sedalam-dalamnya untuk membersihkan paru-parunya yang kotor akibat polusi udara dari kendaraan saat di jalan raya tadi pagi.

Dirinya menoleh kearah pohon beringin besar yang berada di balik bangunan kelas. Ah ya, sepertinya udara di taman belakang lebih segar, kaki kana melangkah mengelilingi koridor menuju taman belakang.

Sesampainya di taman belakang Kana menghela nafas lalu tersenyum, ternyata apa yang dia inginkan sesuai. Angin yang berhembus, suasana taman belakang yang sepi, suara gemercik air dari arah kolam dengan sepercik pantulan matahari yang menembus air kolam, serta rerumputan yang sudah dipangkas. Jika sudah berada disini, dipastikan lupa waktu.

Kana mendudukkan tubuhnya degan menyeder ke batang beringin yang cukup besar, matanyanya menangkap kerikil yang berada disampingnya, dengan senang tangannya mengambil satu buah dan melemparnya kearah kolam yang menyiptakan sebuah suara. Berulang kali dirinya melakukan kegiatan tersebut. Hingga sebuah teriakan yang saling bersahutan menghentikan kegiatannya yang akan melempar batu kembali, kana dengan sepontan menoleh kebelakang namun tidak ada siapapun dibelakangnya, matanya menyelusuri dan mencari dimana asal suara tersebut, namun disekitarnyapun tidak ada siapa-siapa. Hingga suara itu semakin kencang, dan dirinya baru menyadari jika suara tersebut berasal dari arah lapangan.

Dengan spontan kana berdiri. Karena kepo dengan suara tersebut, kana langsung berlari kesumber suara.

Tanpa berfikir lama, sesampainya dilapangan yang penuh dengan para siswa maupun siswi, kana langsung membelah kerumunan. Dirinya tercengang melihat perkelahian didepannya, beberapa orang mencoba melerai namun mereka tidak mampu untuk memisahkan kedua orang tersubut. Dan salah satu dari orang itu, kana mengenalnya.

"ANJING LO!" teriak Karel sambil terus menghajar lawannya.

"LO YANG ANJING!" lawannya pun tidak tinggal diam.

Karel menarik kerah lawannya, ketika lawannya terjatuh dibawahnya.

"BERANINYA LO NGATAIN NYOKAP GUE, HAH!"

"Cih." Revan meludahi karel.
"Seorang wanita yang suka goda laki orang itu apa namanya kalau buakan...," lanjutnya santai sambil tesenyum miring.

"Jalang!" tekannya.

Buk

Karel menghantam pelipis Revan dengan kepalan tangannya, yang mengakibat darah keluar dari pelipis laki-laki itu.

Semua orang meringis melihat keberingasan seorang Karel.

Kana membuang muka kesamping, bertepatan matanya melihat sosok Billa yang berada disampingnya.

"Bil..."

"Haa?" Billa menjawab tanpa mau menoleh kesumber suara.

"Mereka kenapa? Sampai berantem gitu?"

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang