18. KEMAUAN

105 60 558
                                    

Hai, apa kabar semuanya?

Sudah lama ya aku gak up.

Ada yang rindu?

Boleh tau, askot para pembaca cerita ini dari mana saja?

Ada kalimat pengantar gak sebelum membaca AIZA?

Disini aku mau ngungkapin, aku sayang kalian🤗.

Happy reading guys.. semangat membacanya❤

Hal yang paling sulit bukan melupakan, melainkan memulai kisah baru dengan bayangan kisah lama me-meluknya.

~AIZA~

Semua mata tertuju di tengah lapangan.

Terlihat satu kelompok manusia yang baru saja menjatuhkan tubuh mereka dengan menetralkan pernafasan.

"Wah... kelas XI ips2 pemecah rekor nih!" Heboh salah satu siswa diantara sekelompok manusia itu.

"Mantap woy! Baru kali ini satu kelas kena hukuman semua."

"Gak sekalian wali kelasnya dihukum juga nih!"

"Gila! Kelas terbadung aja belom pernah dihukum masal kaya gini."

Teriakan saling bersahutan dari para siwa yang terkena hukuman, sebagai rasa protes akibat lelah diberi hukuman lari 15 kali putaran lapangan disaat sang mentari sedang semangat-semangatnya bersinar.

Salah satu siswa mengacungkan jempolnya kearah dewan guru yang melihat kelakuan anak muridnya.
"PAK, JANGAN LUPA PIAGAM PENGHARGAANNYA," teriak Adrian.

"NANTI MAU SAYA TEMPEL DIATAS PAPAN TULIS BUAT KENANG-KENANGAN NIH."

"HABIS ITU KITA PESTA. DUGEMAN DARI SORE KETEMU SORE LAGI."
Dewan guru hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib muridnya.

Sorakan dari pinggir lapangan pun menggema. Tak ayal salah seorang cowo yang sedang menyandarkan sikunya dipembatas lantai dua dengan kalung salib yang keluar dari balik pakaiannya pun  ikut terkekeh dibuatnya.

*****

"Gila, itu cowo gak takut ngomong kaya gitu sama guru?" ucap seseorang yang baru saja mendudukan tubuhnya dengan sebuah jus ditangnannya.

Kedua temannya yang sedang menikmati rasa dingin dari minumannya yang melewati tenggorokan pun memandangnya.

"Siapa?" tanya Billa.

Jharna menatap Billa.
"Yang tadi teriak itu loh."

"Adrian," timpal Kana sembarin mengunyah es batu kedalam mulutnya.

"Nah iya, itu."

"Teman sekelas sendiri aja masih belom hafal," cibir Billa dengan memutar malas kedua bola matanya.

"Ck. Belom satu bulan, jadi belom hafal lah." Jharna meneguk jus hingga tandas.

Srek.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambil alih gelas ditangan Kana. Ketiga orang yang sedang duduk dengan gelas digenggaman masing-masing menganga dan menatap sang pelaku dengan gerakan pelan sama hal-nya dengan Kana yang masih menyimpan bongkan es batu di dalam mulutnya.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang