Typo langsung tandai!
Happy reading.....
Jangan berjanji, jika akan menjauh.
Tetap seperti ini, selalu menggenggam dan menemaniku, hingga kita raih kebahagiaan bersama.~AIZA~
"Kana?"
Kana menoleh kearah Billa yang tadi memanggilnya.
"Kenapa?"
"Gak papa," jawab Billa lesu."Tumben."
"Hah?" Billa menoleh ke arah Kana dengan tatapan bertanya.
"Lesu amat, Mbaknya?"
Mendengar kekehan yang keluar dari mulut Kana, membuat Billa sangat malas. Dirinya pun berdecak.
"Keknya mau pms gue. Masa bawaannya lemes dari tadi pagi."
Kana mengangkat sebelah alisnya.
"Emang gitu, lo?""Hu-um."
Disaat keduanya berjalan dengan santai, tiba-tiba ada sebuah teriakan yang membuat langkah mereka berhanti.
"BILLABONG...." Billa dan Kana menaikan pandangannya kedepan, disana terlihat seorang gadis dengan rambut terurai sepunggung berlari kearah mereka berdua.
Billa menyipitkan matanya, karena dari jarak yang lumayan jauh matanya tidak dapat menangkap jelas sebuah objek, atau bisa dibilang Billa menderita rabun jauh.
Ketika seorang itu hampir sampai, Billa langsung memekik heboh dan merentangkan tangannya.
"Aa... cucu," girang Billa ketika mereka berpelukan dan sedikit melompat-lompat.
Billa melepaskan pelukkannya.
"Ngapain lo disini, Cu?""Cu cu cu, gue bukan cucu lo ya!" geram seorang itu sembari memanyunkan bibirnya.
"Dimata gue lo tu kek cucu, soalnya mini betul kek anak kecil." Billa pun terkekeh yang diikuti Kana karena mendengar ucapannya.
Orang itu menoleh kearah Kana yang ikut menertawakan dirinya.
Dan menatap sinis kearah Billa."Secara langsung, lo body shaming gue!"
"Mentang-mentang badan gue kecil. Dasar tua, nenek peyot," gerutunya.
Pluk
Dia memegang kepalanya dan melotot kearah Billa sebagai pelaku yang dengan entengnya menyilangkan tangan di depan dada dengan tampang tak berdosa.
"Huh."
Billa mengernyit.
"Kenapa lo ngehela napas?"Seorang itu langsung berhenti menarik nafasnya dan menatap datar ke arah Billa.
"Gue lagi nahan emosi, tangan gue gatel pengen nampol lo!" Billa terkekeh dan langsung merangkul bahu seorang itu.
"Selow... orang selow itu hidupnya tenang." Orang itu hanya memutar bola matanya malas.
"Lo ngapain kesini?" Billa menatap dari atas sampai bawah tubuh gadis dihadapannya.
"Mana pake seragam sekolah gue lagi.""Ya sekolah lah! Masa mau jualan," ucapnya nyolot.
"Bisa jadi juga, bokap lo bangkrut trus loh inisiatif jualan disini gantiin bibi kantin."
Gadis itu menoyor kepala Billa.
"Sembarangan kalo ngomong, duit bokap gue mah masih sekarung ya!""Gue sekolah disini."
"Pertukaran pelajar?" Tanya Billa.
Seseorang itu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ngapain gue pertukaran pelajar disini, mending keluar negeri sekalian.""Pindah sekolah gue," lanjutnya.
Billa menatap orang itu dengan tampang terkejut.
"Dikeluarin dari sekolahan, lo? Ih badung ya sampe dikeluarin gini.""Peh, ini anak isi otaknya buruk-buruk semua." Kana yang mendengarnya kembali ingin tertawa namun sebisa mungkin dirinya tahan, yang mengakibatkan pipinya mengembung.
"Sleding nih!" orang tersebut sudah menyiapkan ancang-ancang.
"Apa? Mau jitak? Wah ngelunjak lo ya cu," ucap Billa mendramatis seolah tak habis fikir.
"Gak peduli gue," ucap gadis tersebut.
"Oke kita damai." Billa langsung menjabat tangan gadis tersebut tanpa meminta persetujuan.
"Serius lo pindah ke sini?" tanya Billa lagi.
"Iya! Bokap gue pindah tugas disini, jadi ya gue sama nyokap ikut."
Billa menganggukkan kepalanya mengerti."Terus loh masuk kelas apa?"
"XI ips2."
"Wah! Sekelas dong sama gue."
"Yaudah ayok ke kelas."
Billa merangkul dan membalikan tubuh seseorang tersebut dan berjalan, dirinya meninggalkan Kana yang berdiri menatap datar punggung Billa dan katanya temannya itu.
"Ekhem!"
"Ada yang ketinggalan," ucap Kana.
Billa menoleh dan mencari apa yang tertinggal.
"Jejak kaki lo tertinggal disini," lanjut Kana sambil menunjuk lantai disampingnya.
Billa menatap ke arah Kana dengan tampang bingung, semenit dirinya baru faham apa yang dimaksud Kana dan langsung tertawa.
"Hehe gue lupa kalau punya buntut."
Kana menatap datar sahabatnya itu."Kamhere sayang..." Billa mengayunkan tangan menyuruh Kana mendekat kearahnya.
"Siapa?" tanya seorang itu.
"Oh ya, kenalin dia Kana. Teman sebangku gue," kenal Billa.
"Dan, Kana ini Jharna babu gue pas SMP dulu. Aaww!" pekik Billa ketika lengannya di cubit oleh Jharna.
"Cih, gak sudi gue jadi babu lo! Jangankan babu jadi temen lo juga jadi penyesalan terbesar buat gue."
Billa tidak merespon, dirinya masih meringis merasakan sakit teramat di lengannya.
Kana terkekeh melihat pertengkaran dari sahabatnya, emang dasarnya Billa tukang membuat darah orang naik.
Kana menjulurkan tangannya. dan di sambut dengan girang oleh Jharna.
"Noeralia Kanaya Vallery Putri, di panggil Kana," ucap Kana sembari memberikan senyum.
"Jharna Azzahra, panggil Jharna aja," balasnya tidak lupa membalas senyuman Kana.
Ketika masih saling menjabat, tiba-tiba ada sebuah tangan menimpah tangangan keduanya.
"Nabilla Nava Nuraini, gue juga harus memperkenalkan nama gue biar semua tau kalau nama gue itu cantik sama kek orangnya," timpal Billa sembari menaik turunkan alisnya.
Kana dan Jharna menatap malas kepada Billa yang mulai merangkul pundak sahabatnya dan menggiring keduanya ke arah kelas mereka.
"Hayuk masuk kelas cucu-cucu ku."
TBC.
Warning! Harus vote dan komen, maksa nih wkwk.
Sudah lama tidak nampak,
Ada yang kangen?Bagaimana dengan part ini?
Part ini sangat pendek ya? Jujur lagi buntu sama ide.
Ada yang ingin disampaikan? unek-unek atau apapun itu.
Sampai bertemu di part selanjutnya.
Sayang banyak-banyak sama kalian yang sudah bersedia menunggu kelanjutan cerita ini ♡

KAMU SEDANG MEMBACA
AIZA
Genç Kurgu[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Berdiri karena kemauan, Melangkah atas keyakinan, Tegar dengan kekuatan. "Kamu yakin?" "Dan saya sangat yakin." "Tapi ini tidak benar!" "Menurut saya ini paling benar." "Jangan melakukan sesuatu karena orang...