7. DEKAT

161 139 180
                                    

Happy reading...

*****

Kana berjala di koridor bersama sahabatnya yang akan menuju lapangan upacara untuk menjalankan kewajiban pada hari senin yaitu upacara bendera.

"Kan, giman gue lupa bawa topi."

Kana menoleh kearah sahabatnya yang memakai hijab putih serta seragam putih abu-abu di tubuhnya itu.

"Ya gimana gue juga bingung, gue cuman bawa satu."

"Terus gue dihukum gitu?"

Kana mengangkat kedua bahunya.
"Jalanin aja, ini juga salah lo kenapa gak dicek lagi sebelum berangkat."

"Seinget gue udah gue masukin tadi pagi, kan gue ambil dari lemari terus gue bawa keruang makan, terus makan, terus...." Billa berhenti berjalan.

"Terus?" tanya Kana.

"Terus ketinggalan di meja makan!" pekik Billa.

Billa menepuh jidatnya kencang.

"Kok goblok sih ya!"

Kana terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Sifat lo gak bisa dihilangi bill, pelupa." Billa pun mencebikkan bibirnya.

"Ih panas lagi, males gue dihukum berdiri di depan," gerutunya.

"Yaudah nikmati aja sih."

"Nikmati,, nikmati,, nikmati...."

"Kana."

Kana mendongakan kepalanya kedepan setelah pandangannya mengarah kebawah untuk melihat sepatunya.

"Iya?"

"Ke lapangan."

"Iya."

"Yaudah langsung baris, upacara sebentar lagi mulai." Dan diangguki oleh Kana.

Dimas menatap Billa yang diam di samping Kana, Kana menoleh mengikuti arah pandang Dimas.

"Topi kemana?" tanya Dimas datar.

"Hehe ketinggalan," cengir Billa.

Dimas melepaskan topi yang berada di kepalanya dan menyodorkannya ke arah Billa.

Billa menatap lekat topi tersebut, dengan ragu dirinya menerima.

"Tapi, lo?"

"Ada dua." Setelahnya Dimas berlalu mengarah kekelasnya.

Billa menatap Dimas hingga punggung Dimas hilang di balik kelas milik lelaki tersebut.

"Baru tau gue dia baik."

Kana tersenyum.
"Dia emang baik orangnya." Billa ber oh ria menanggapi ucapan Kana lalu memakai topi pemberian Dimas.

Billa memiringkan kepalanya melihat lekat wajah Kana.
"Sejak kapan lo kenal dia?"

"Emmm, lima hari yang lalu." Billa terdiam mendengarnya.

"Udah ayo." Billa langsung menarik lengan kana.

*****

"Haredang gais...." Billa mengibas topi kearah wajah dan lehernya secara bergantian.

"Hufff." Dan dirinya menghembuskan nafas ketika merasakan suhu tubuhnya belum kembali dingin setelah terpapar teriknya sinar matahari selama satu jam.

Kepalanya menoleh kekanan dan kiri mencari seseorang, koridor yang mulai sepi membuatnya mulai malas berada ditempat ini dalam jangka waktu yg lumayan lama.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang