20. MULAI

62 34 266
                                    

Warning!
Berbijaklah dalam membaca.

Assalamualaikum

Semoga hari ini dan esok tetap cerah :)

Jangan lupa like, komen, share serta follow akun aku ♡

Happy Reading...

"Kejarlah selagi bisa. Jangan dengarkan kata orang lain. Tetapi pakailah waktu, berhenti jika kamu sudah lelah."

~AIZA~

Karel berjalan mengikuti seseorang dihadapannya. Pandangannya menghunus pada punggu tersebut. Hingga kerutan dikeningnya yang ada sedaritadi tersamarkan, pria itu mulai menghentikan langkahnya.

"Asya." Gadis dihadapannya membalikan badan, Karel tersenyum melihatnya, yang mana senyum itu menular langsung pada Asya.

Dengan Angin yang bertiup mengiringi langkah Asya mendekat pada Karel. Dilihatlah pria itu tidak melunturkan senyumannya.

Asya sangat bahagia melihatnya, sungguh.
Hingga tiba-tiba butiran air menyentuh permukaan kulit wajahnya dan mengalir kebagian tubuh lainnya.

Asya membuka mulutnya dan mengambil nafas secara rakus, ditatapnya Karel dengan pandangan tidak percaya.

Lihatlah pria tersebut santai sekali melempar gayung yang digunakannya untuk menyiram Asya.

"APA-APAAN SIH, LO!" teriak Asya tidak terima.

"Impas." Kalimat yang dilontarkan Karel membuat Asya semakin bingung.

"Apa yang lo lakuin tadi gue balas." Karel menekan setiap kalimat dengan mengakhiri senyum miring yang tercetak di sudut bibirnya.

Asya mengerutkan keningnya, berfikir apa yang dilakukannya tadi hingga seorang Karel membalasnya.

Ah... ya dirinya mengingat kejadian itu.

Asya memandang marah pada Karel.
"Harus gitu, lo lakuin ke cewe!"

"Harus juga gitu lo semena-mena sama orang?" Karel balik bertanya.

"Punya hak apa, lo sesuka hati menindas orang?" tanya Karel.

"Gue gak suka lo didekitin yang lain, Rel..."

"Dan gue juga gak suka ngeliat sikap lo kaya gitu!" bantah Karel.

"Eneg tau gak!"

"Salah gitu? Salah gue cari perhatian ke, lo?" ucap Asya dengan intonasi meninggi.

"Salah gitu gue cemburu?"

"Salah gue mencintai lo dengan cara gue-"

"Salah!" teriak Karel lantang.

"Semua yang lo laukin itu salah dimata gue."

"Apa lagi lo menyentuh orang yang gue suka!" lanjut Karel.

"Gue gak peduli," bantah Asya.

"Gue mau lo suka gue, Rel."

"Apasih lebihnya gadis itu! Coba lo liat gue." Asya menangkup wajah Karel dan mengarahkannya tepat di depan wajahnya.

Karel menatap manik mata gadis dihadapannya. Mata itu...

"Gue cantik dari dia, Rel," ucap Asya lirih.

Karel mengerjabkan matanya dan langsung menepis tangan Asya yang mana jari-jemari gadis itu bergerak mengusap pipinya dengan lembut. Dan sentuhan itu pun sama.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang