16. PERINGATAN!

83 57 380
                                    

Typo langsung tandai!

Happy reading ...

Menyatakan perasaan itu sangat sulit.
Kalau menyatakannya belum tentu akan terbalas.
Tidak menyatakan, cukup diam dan lihatlah dia bergandengan dengan yang lain.

~AIZA~

*****

Kana, Billa dan Jharna sedang berada di kantin. Ketiga gadis itu sedang menikmati makan siang mereka, tidak lupa dilengkapi dengan canda tawa yang saling bersahut dengan siswa lainnya.

Banyak sekali pembahasan yang dibicarakan, tetapi yang lebih mendominan adalah Jharna, anak itu yang paling banyak bercerita dengan timpalan dari Billa, Kana hanya menjadi pendengar baik saja, sesekali dirinya membalas.

"Kana." Mereka bertiga berhenti berbicara dan menoleh ke sumber suara.

Disana, seorang siswi berkacamata dengan rambut terurai menghampiri ketiganya.

"Kenapa?" tanya Kana yang namanya tersebut tadi.

"Emm... itu," ucap gadis itu bingung.

Billa mengernyit.
"Kenapa, Siti?" tanya Billa, pasalnya dirinya mulai penasaran.

"Kana dipanggil sama kak Karel ditaman belakang." Setelah mengatakan hal itu, Siti melenggang pergi sesudah berpamitan.

Keheningan menyelimuti ketiganya dengan fikiran masing-masing.

"Siapa, Karel?" tanya Jharna.

"Orangnya gak ada disini," timpal Billa yang membuat Jharna berdecak sebal.

"Gue tanya siapa Karel! Bukan nanya yang mana orangnya," jutek Jharna.

"Ya percuma ngasih tau kalo orang nya gak disini. Yang ada udah dijelasin sampe mulut gue berbusa pun, ujung-ujung nya lo bakal bilang 'oh gak tau'," cibir Billa.

Billa menatap Kana dengan tampang menyelidik.
"Sejak kapan lo deket sama kak Karel, bukannya waktu itu lo gak tau siapa kak Karel?" yang ditanya hanya mengangkat bahunya.

Pasalnya kana juga tidak tahu mengapa karel memanggilnya, dan mereka tidak dekat tetapi hanya sekedar kenal saja.
Mungkin bagi Karel berbeda.
"Wah Kana, udah punya ce'em-an." Goda Billa dan diikuti deheman oleh Jharna.

"Apa itu ce-em-an?" tanya kana.

"Semacam gebetan."

"Bahasa apaan itu?" tanya Kana lagi.

"Ya bahasa dia lah, Kan. Tau lah orang aneh bahasanya juga aneh," timpal Jharna.

Kana menganggukkan kepalanya sambil meminum es teh yang tinggal setengah itu.

"Gue lupa kalo Billa aneh," kekeh Kana yang langsung mendapat pelototan dari Billa.

"Gue gak aneh ya, tapi gue ini yunik dan chantik," sombongnya.

"Masih cantikkan gue," ucap Jharna sambil memakam siomaynya.

Billa menempelka jari telunjuk didepan bibirnya. "Shut lo cu, diam!"

"Masih kalah jauh," ucapnya bernada sembari mengibaskan tangannya.

*****

Kana berdiri di pinggir kolam yang berada di taman belakang sekolah, matanya menyusuri setiap penjuru mencari seseorang. Namun, Kana tidak menemukannya.

Kana mendekati sebuah bangku dan mendudukkan tubuhnya disana. Dirinya menghela nafas lalu menyenderkan punggungnya.

Ada sesuatu yang dirinya fikirkan hingga tidak menyadari seseorang yang mendekat kearahnya.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang