"Apa yang ingin dibanggakan jika sesuatu yang berharga itu tidak bisa diperlihatkan untuk orang terkasih"
~AIZA~
*****
Happy Reading...
Seorang pria menatap pantulan tubuhnya di cermin. Kalimat rapih itu yang menggambarkan sosok yang kini menatap tajam dirinya sendiri.
Dengan kemeja hitam tanpa dasi terbalut jas abu-abu serta celana dasar senada membuat tubuh tegapnya berwibawa.Kedua tangan itu menumpu pada meja rias. Kembali dirinya menghela nafas yang entah keberapa kalinya.
"Gue harap lo dateng malam ini."
*****
Nampak SMU Bangsa pada malam ini terlihat ramai, sepertinya sekolah ini sedang mengadakan acara terlihat dari beberapa orang berseragam tengah sibuk dengan tuganya masing-masing.
Ya, malam ini SMU Bangsa mengadakan prom night sebagai acara merayakan kelulusan sekaligus pelepasan pihak sekolah untuk anak kelas 12 yang telah menyelesaikan tugasnya pada tingkatan Sekolah Menengah Atas.
Biasanya acara ini diadakan per tahun, dan dimana setiap tingkatan Osis yang menjabat berlomba untuk membuat acara ini lebih bagus dari sebelumnya. Tampang lelah terlihat jelas dari wajah-wajah mereka yang merasa belum lega sebelum acara ini selesai, setelah acara ini pun mereka akan di hadapkan dengan persiapan class meting dan Penerimaan Siswa Baru.
"Sound system aman, Wi?" Ucap Dimas pada alat di genggamannya. Tampak ketus Osis itu sibuk kesana kemarin untuk mengecek segalanya.
"Aman." Sahut orang di sebrang sana.
"Cek, cek Sika. Ketring gimana?"
"Siap, aman!"
"Bagian kostum gimana? Apakah para penari sudah siap?"
"Belum."
"Kok belum?" Dimas melihat pergetakan jarum jam tangan yang dikenakannya.
"Sekarang sudah jam berapa? Acara sebentar lagi dimulai.""Bentar, Dim. Satu penari ilang entah kemana?"
Kening Dimas mengkerut.
"Hilang gimana? Yakali di culik, gak mungkin kan! Sesi pertamakan tarian, kalo belum siap apa yang mau di tampilin!""Suruh anak musik duluan aja yang tampil."
"Mereka punya waktu tampilnya masing-masing, dan jadwal agenda sudah diberikan kemarin. Kemungkinan mereka juga belum menyiapkan diri!"
"Ya gimana gih?" Gadis bernama Eca itu menggaruk kepalanya.
Dimas menghela nafas.
"Ya cari, kalo gak dicari gak akan ketemu. Kalo gak tarian gak usah ada deh! Biarin waktu di awal kosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
AIZA
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Berdiri karena kemauan, Melangkah atas keyakinan, Tegar dengan kekuatan. "Kamu yakin?" "Dan saya sangat yakin." "Tapi ini tidak benar!" "Menurut saya ini paling benar." "Jangan melakukan sesuatu karena orang...