4. PERTEMUAN

195 159 224
                                    

Happy reading.....

Kita hanya seorang manusia
yang membutukan
orang lain untuk melengkapi
kekurangan pada diri kita.

~AIZA~

*****

Sudah terhitung satu tahun Kana hidup tanpa kedua orang tua serta adiknya, perlahan pasti dia sudah bangkit dari keterpurukan.

Duka lama mengajarkannya, bahwa seseorang tidak harus selalu berada disampingnya.

Senyum yang indah selalu merekah manakalah dia bertatap sapa dengan orang lain, Kana gadis yang ramah.

Kedua kaki Kana terus berjalan menapaki lantai koridor sekolah, tujuannya saat ini ada kelas ketika dia sudah bosan berada diruang musik yang mampu membuat dirinya tenang dan melupakan segala bebannya.

"Kak Kana." Suara itu mampu menginstruksikan langkah Kana untuk berhenti.

Kana membalikan tubuhnya. Angin siang ini cukup menyejukan dikala matahari sedang terik-teriknya. Kedua bola mata Kana menatap seorang wanita yang memanggil nya dari belakang "sepertinya adik kelas."
Kana tersenyum menetralisirkan kecanggungan dari seseorang yang memanggilnya.

"Iya?"

"Emmm... itu kak, dipanggil Pak Saipul di ruang Osis. Katanya mau bahas agenda buat minggu depan." Kedua alis Kana hampir menyatu namun tersenyum dan mengangguk mengisyaratkan bahwa dirinya mengerti.

"Oh iya, nanti saya akan kesana." Perempuan itu mengangguk dan pergi meninggalkan Kana yang mulai melangkah keruang Osis.

Sesampainya di ruang Osis, Kana melihat 3 orang lelaki yang sedang mengobrol 2 lelaki yang satu sudah berumur dan satunya masih muda berpakaian PGRI dan satu orang cowo sekitaran umurnya memakai seragam batik sekolah sama seperti dirinya.

"Selamat siang, Pak." Kana mengetuk pintu yang sedari tadi sudah terbuka.

"Siang," ucap Pak Saipul.
"Masuk, Kana." Dan diangguki oleh Kana.

"Silahkan duduk."

Kanapun mendudukan tubuhnya disebelah seseorang yang diperkirakan umarnya sama dengannya.

"Gimana, kamu sudah mempersiapkan penampilan buat minggu depan, Kana?" tanya Pak Saipul.

Kana mengagguk.
"Sudah Pak, tinggal gladi."

"Oke, baik Bapak sudah mendiskusikan konsep buat acara minggu depan dengan Pak Dadang dan Dimas." Kana menatap orang yang duduk didepannya dengan jari-jemari milik orang itu terus menari di atas papan tombol laptop, pria yang sudah terdapat uban disebagian rambutnya itu Pak Dadang yang diketahuinya adalah pembina Osis di SMU nya.

"Kamu boleh berdiskusi dengan Dimas tentang konsep apa yang kamu mau untuk anggotamu." Kana mengangguk dan menatap seseorang yang duduk disampingnya.

"Konsep ini yang Bapak mau, kalo ada masukan bisa kamu benahi," ucap Pak Dadang sembari memberikan laptop ke seseorang yang bernama Dimas itu.

"Yaudah kalian bisa mendiskusikannya disini. Bapak mau mengurus yang lainnya." Kana maupun Dimas hanya mengangguk.

Setelah kepergian Pak Dadang dan Pak Saipul, suasana diruangan ini hanya terisi oleh suara ketikan yang dihasilkan dari tangan yang menekan setiap keyboard di laptop. Kana menoleh kearah Dimas.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang