chapter 01

142 9 4
                                    

"Heh! Anak kecil udah berani maling?!"

"Jangan lari kamu!"

"Masih kecil udah jadi maling, gedenya jadi apa coba, suram masa depannya"

Laki-laki itu diam mendengarkan segala cercaan yang dikeluarkan dari para ibu-ibu tukang gosip. Ia meneguk kopinya hingga habis, setelah itu beranjak dari duduknya dan membayar kopi tersebut.

"Berapa makanan yang dibawa anak itu? Saya bayar"

Raut wajah ibu-ibu itu sedikit terkejut, ia lalu melihat dagangannya.

"Dia ambil roti ini, 2000" jawabnya. Laki-laki itu menganggukkan kepalanya lalu meraih dompet dibelakang sakunya dan mengeluarkan uang lalu memberikannya pada ibu-ibu pemilik warung tersebut.

"Kembaliannya buat ibu aja" setelah mengatakan itu ia pergi berjalan-jalan santai disekitar sana.

"Jangan ambil Dira!"

"Bocah! Kalian berdua harus ikut!"

Sayup-sayup ia mendengar suara gaduh, ia melangkahkan kakinya lebih dekat dengan sumber suara.

"Kalian pasti berguna, mau kan bantu banyak orang?"

Lalu setelah tiba dilokasi, ia mengintip sebentar.

"Yang ada di tubuh kalian, akan sangat membantu orang-orang"

Matanya melotot, dengan cepat ia kesana dan menendang penjahat itu hingga tautan tangannya dengan anak-anak itu terlepas. Ia menyembunyikan kedua anak itu dibelakang tubuhnya.

"Om tolong" ucap seorang gadis kecil itu, ia melihat dari samping dan mendapatkan roti yang tadi anak kecil itu ambil di warung. Roti itu bahkan belum dibuka dari kemasannya.

Ia berbalik menatap kedua anak kecil itu.

"Kalian tunggu didepan ya, ambil ini, warna hitam" anak kecil itu patuh, ia mengambil kunci yang diberikan padanya lalu berlari secepat mungkin.

"Kakak kita mau kemana?" Tanya gadis kecil itu.

"Kita cari tempat yang bisa kita tinggal, gimana kalau kita ke panti asuhan? Kita cari panti asuhan oke?"

"Tapi om itu-"

"Dira, gimana kalau om itu jahat juga, mau nyulik kita juga?"

"Tapi-"

"Kamu tunggu disini, kakak mau taruh kunci ini" bocah kecil itu melangkahkan kakinya, mencari mobil berwarna hitam. Setelah menemukannya ia kembali.

"Ayo pergi" ia membawa lari gadis kecil itu.

Ditempat lain penjahat itu sudah ditangani, saat ia kembali untuk melihat kedua anak itu tiba-tiba ia terkejut melihat kunci mobilnya digantung di spion mobilnya. Saat ia membuka mobil itu kedua anak itu tidak ada didalam.

Setelah itu tak pernah bertemu lagi, hingga beberapa bulan kemudian, mereka dipertemukan lagi, hanya saja gadis kecil itu sudah tidak bersama dengan anak laki-laki yang saat ini tengah berada disebelahnya. Ia menemukan anak kecil ini disebuah panti asuhan. Namun anak laki-laki ini banyak berubah, dari fisik maupun mentalnya. Ia menjadi lebih pendiam.

"Dimana adik kamu?" Tanyanya. Bukannya menjawab, ia malah diam dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

"Kamu mau ikut saya pulang?" Pertanyaan kedua. Tetap tak ada jawaban.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang