Chapter 11

8 2 0
                                    

Malam itu benar saja ketiganya pergi, berjalan-jalan menikmati angin malam. Gatra dengan wajah datarnya jalan cukup cepat, Syaira yang beberapa langkah dibelakangnya mengikutinya sampai sedikit terengah-engah, dan Farrel yang menemani langkah kecil Syaira dibelakangnya.

"Pake" Farrel memberikan jaketnya pada Syaira, dengan cepat Syaira memakai jaket. Mendengar itu Gatra menolehkan kepalanya sebentar lalu bertanya.

"Dingin?" Tanyanya dengan wajah lurus.

"Lumayan kak"

"Pake jaket Farrel, memang dingin" Syaira membelalakkan kepalanya.

Ini bukan pertama kalinya Gatra tidak peka akan hal-hal kecil, tapi tetap saja itu menyebalkan. Lagipula siapa yang bisa disalahkan? Syaira yang berharap Gatra memberikannya jaketnya? Tidak mungkin, sebelum Syaira meminta jaket Gatra untuk ia pinjam. Prinsip seorang Ephraim Regatra cukup mudah, jika ingin bilang jangan memberi kode atau apapun yang tidak dimengerti, terus terang saja.

Syaira menganggukkan kepalanya lalu menoleh pada Farrel, laki-laki itu mengenakan baju lengan panjang dengan bawahan celana jeans hitam kebanggan setiap laki-laki maupun perempuan.

"Kakak gak kedinginan?" Tanya Syaira.

"Kakak pake baju panjang, kamu enggak" Syaira menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba langkah Gatra terhenti. Mereka berdua kebingungan dan melihat sekeliling.

"Kenapa Ga?"

"Kenapa kak?"

Tanya mereka bersamaan, Gatra menoleh lalu memperlihatkan handphonenya.

"Didepan ada pasar malam, mau kesana?" Syaira dengan antusias menganggukkan kepalanya.

"Mau kak!"

Melihat rona kebahagiaan mulai muncul dibalik wajah sedihnya Gatra mau tak mau tersenyum lalu mengamit tangan Syaira dan mereka berjalan berdampingan. Farrel dibelakangnya tersenyum.

Jadi sepanjang perjalanan tadi, alasan mengapa Gatra memimpin jalan adalah karena ia mencari tempat yang bisa menghibur dirinya dan Syaira? Gatra sangat berjuang untuk itu. Ia melangkahkan kakinya hingga mereka berjalan bersamaan.

Mereka seolah merasakan kenangan dulu, saat Rio mengajak mereka bertiga ke sebuah taman hiburan, mereka juga berjalan seperti ini. Gatra yang menggandeng tangan Syaira dan Farrel disebelahnya yang ikut menggandeng sebelah tangan Syaira, melindungi gadis itu dari segala macam bahaya. Mereka tersenyum bahagia, matanya berbinar penuh keinginan untuk menjelajahi berbagai macam permainan didalamnya.

"Udah bilang sama om Fendi?" Tanya Farrel.

"Udah"

"Kakak, tadi kakak lama diruang kerja om Fendi, lagi ngapain?" Tanya Syaira membuat raut wajah Gatra berubah, walaupun tidak kentara tapi perubahan itu terlihat oleh Farrel.

"Bantu om Fendi ngurus dokumen" jawabnya. Syaira membulatkan mulutnya seolah berbicara 'Ohh'.

"Ayo, malam ini kita harus happy!" Farrel berteriak disepanjang jalan.

"Kita taruhan! Yang bisa naik permainan paling ekstrim boleh ngasih hukuman ke yang kalah, gimana?" Tanya Syaira, sontak raut wajah Farrel berubah.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang