Chapter 13

11 3 0
                                    

Mereka berempat sedang berada di UKS Sekolah, mengobati luka masing-masing kecuali Gatra, karena ia tak memiliki luka sama sekali. Syaira membantu Farrel mengobati lukanya. Sedangkan musuh lama nya itu mengobati dirinya sendiri.

"Gue gak nyangka bakal ketemu lagi di SMA, bahkan sekarang satu sekolah" ucapnya sambil meringis saat menekan lukanya sendiri.

"Sekalipun itu bukan Syaira lo gak boleh sebebas itu sama perempuan" ucap Gatra terus terang. Laki-laki itu terkekeh pelan.

"Andai aja gue punya adik perempuan mungkin gue juga bakal kayak lo, ngelindungi dia sepenuh hati" senyumnya semakin merekah.

"Gue Fallera" Fallera mengulurkan tangannya.

"Gatra" tanpa menyambut uluran tangan Fallera.

"Lo udah tau kan nama gue?" Sergah Farrel.

"Udah tau, mohon bantuannya ya teman"

"Cihh siapa yang mau temenan sama lo!"

"Gatra mau"

"Gatra gak nerima temen lagi!"

"Gatra gue temen lo kan sekarang?"

Farrel menatap Gatra menunggu jawaban laki-laki itu. Jika Gatra menerima laki-laki ini akan semakin banyak orang menyebalkan. Dulu ada Alden yang begitu menyebalkan juga.

"Terserah lo" Farrel memelototkan matanya.

"Ga!"

"Yara obatin dia yang bener"

"Dan lo Rel sebelum tangan lo ngelayang pastiin dulu keadaan yang sebenernya kayak gimana" setelah mengatakan itu Gatra keluar dari UKS diikuti Fallera, Fallera memeletkan lidahnya mengejek Farrel.

"Sialan lo!" Umpat Farrel namun ditahan Syaira.

"Udah lah kak"

"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Gatra.

Setelah berjalan sejauh mungkin Fallera tetap mengikutinya.

"Gue udah denger pembunuhan orang tua kalian" seketika Gatra menolehkan kepalanya.

"Jangan ungkit masalah ini didepan Farrel ataupun Syaira" setelah mengucapkan itu Gatra berjalan lagi, namun dibelakangnya Fallera tetap mengikuti.

"Gue butuh bantuan lo" ucap Fallera membuat langkah Gatra terhenti, Gatra membalikkan badannya seraya menatap laki-laki didepannya.

"Kebetulan gue juga butuh bantuan lo"

Mereka lalu mengobrol soal bantuan yang mereka butuhkan masing-masing, seperti simbiosis mutualisme bantuan itu harus menguntungkan kedua belah pihak.

Setelah berdiskusi lama mereka akhirnya mencapai kesepakatan, dimana jika salah seorang dari mereka melanggar maka akan ada akibatnya.

"Jadi ini alesan lo nerima gue jadi temen lo?" Fallera menaikturunkan alisnya sambil tersenyum.

"Setelah ini kita bisa kayak dulu, seolah gak pernah saling kenal" jawab Gatra tanpa keberatan. Namun tentu saja Fallera keberatan.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang