Chapter 06

9 5 0
                                    

Gatra tersenyum tipis mengingat kenangannya dulu bersama dengan Farrel dan Syaira. Begitu banyak hal yang mereka lewati. Dan sampai hari ini bahkan Gatra tak pernah menyangka bahwa ia harus secepatnya melupakan semua itu. Ia harus menyadarkan dirinya sendiri bahwa sekarang ia bukanlah siapa-siapa.

Saat tadi di sekolah pun ia tidak tahan melihat ekspresi Syaira yang begitu menyedihkan. Namun begitu ia melihat Farrel, sesuatu dalam hatinya lega.

Saat sedang asyik melamun pintu kamarnya diketuk, lalu saat ia menoleh pintu itu sudah terbuka diikuti seseorang masuk ke dalam kamarnya.

"Yuk makan" ajaknya sambil tersenyum.

Laki-laki ini, ia bahkan belum mengetahui siapa nama laki-laki didepannya saat ini. Gatra menganggukkan kepalanya lalu mengikuti langkah kaki laki-laki itu.

Setibanya di meja makan disana terdapat beberapa menu makanan yang terlihat menggiurkan. Laki-laki itu langsung duduk sambil membalik piringnya lalu menambahkan nasi ke dalamnya ditambah dengan lauk pauk yang ada.

Gatra juga mengambil bagiannya. Namun tiba-tiba laki-laki itu bersuara.

"Bi, makannya disini biar bareng" ucapnya namun ART tersebut dengan sopan menggelengkan kepalanya.

"Bibi mau makan sama pak sapto didepan den, aden makan aja berdua sama temennya" tolaknya.

Akhirnya mereka hanya makan berdua, keduanya sibuk dengan makanan masing-masing. Namun tiba-tiba Gatra berpikir untuk bertanya sesuatu.

"Nama lo siapa" tanyanya terkesan polos, Alden mendongakkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Gatra.

Dalam hatinya ia bergumam lirih, sudah banyak hal yang mereka lewati, bahkan bisa dibilang mereka sudah berteman, bahkan laki-laki dihadapannya ini belum tau namanya?

Tapi tunggu!

Bukankah Gatra sudah pernah menanyakan namanya? Apa ia sudah lupa lagi?

"Lo gak tau nama gue?" Gatra menggelengkan kepalanya.

"Lo beneran gak tau nama gue?" Lagi dan lagi Gatra menggelengkan kepalanya.

"Astaga, lo bahkan pernah nanya ini waktu itu! bahkan gue udah tau lo dari awal masuk SMA Ga"

"Jadi, nama lo?"

"Kayaknya lo beneran lupa, oke kenalin nama gue Alden temen lo" Alden sengaja menekankan kata 'teman' agar Gatra tau bahwa saat ini mereka sudah berteman.

"Alden" Gatra mengulangi nama Alden, Alden menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba handphone Gatra berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Syaira. Dengan cepat ia mengangkatnya.

"Halo kak!" Gatra menjauhkan handphone dari telinganya sedikit saat mendengar suara cempreng Syaira.

"Ada apa?"

"Yara mau ngobrol, temenin"

"Boleh, tapi sebentar kakak lagi makan dulu"

"Nanti telfon balik ya!"

"Iya"

"Yaudah Yara tunggu!"

"Iya"

Alden menatap Gatra sambil tersenyum tipis.

"Dia kayaknya lebih nganggep lo kakaknya daripada kakak kandungnya sendiri" ucap Alden sambil menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya. Gatra hanya diam tak menanggapi.

Mereka pun selesai, Gatra membawa bekas piringnya ke dapur sembari mencucinya langsung. Alden di belakangnya terus menatap pergerakan Gatra. Dalam hatinya ia yang sebagai laki-laki benar-benar mengagumi Gatra dari segi apapun. Apalagi para gadis disekolahnya. Mereka mungkin memang takut, tapi disisi lain mereka juga pasti menginginkan hal yang didapatkan Syaira dari Gatra.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang