Kakinya bergetar hebat, tangannya bahkan berkeringat dingin sedaritadi. Sejak insiden pengeroyokan tadi ia benar-benar tidak bisa tenang.
"Tau gini gue bawa bodyguard tadi"
"Eh enggak-enggak jangan! Dikira cupu ntar gue"
"Tapi bukannya udah ya?"
"Arghhh"
Ia memasuki kelasnya sambil menundukkan kepalanya. Namun saat ia masuk ke kelas kelasnya sangat ribut. Pasti guru tidak masuk. Guru guru disini memang memakan gaji buta. Masuk dan keluar seenaknya.
"Sekarang lo sembunyi di punggungnya Gatra ya? Atau Gatra lo sewa jadi bodyguard lo?" Matanya membelalak kaget.
Ia mengangkat wajahnya ragu-ragu lalu menatap laki-laki yang selama hampir dua tahun ini mengganggunya. Ia mengumpulkan keberaniannya untuk membalas ucapan laki-laki itu.
"Lo-"
"Gue bodyguard siapa?" Suara berat itu seolah menghipnotis seluruh kelas. Mereka semua terdiam bahkan tak berani menatap siapa yang bertanya seperti itu. Mereka sudah tau itu siapa.
"G-Gatra gue gak maksud" Gatra menoleh pada laki-laki itu.
"Lo cowok?" Tanya Gatra, laki-laki itu mengangguk mantap. Setelah itu Gatra berlalu ke kursinya yang berada di paling belakang kelas.
"Anjir Gatra kok ke kelas ini?"
"Pindah kelas?!"
"Udah gak akan tenang ini!"
Disisi lain ia mencari tempat duduk yang kosong, namun tak ada lagi tempat yang tersisa selain di samping Gatra.
Sebenarnya ia sudah tahu sedikit tentang Gatra dari kelas satu. Laki-laki yang sering orang bilang 'Badboy' namun ia tak pernah menyangka akan memiliki kebersamaan selama setahun penuh dengan laki-laki itu.
Perlahan ia berjalan ke meja tempat Gatra duduk. Gatra tetap diam sambil memainkan pulpen di sela-sela jarinya.
Ia menelan air liurnya lalu mengumpulkan keberanian lagi untuk meminta ijin agar Gatra memperbolehkan ia duduk disampingnya.
Saat kata-katanya sudah berada diujung mulutnya tiba-tiba Gatra bersuara.
"Duduk, duduk aja"
Dengan cepat ia duduk dan tersenyum sebagai sapaannya. Namun Gatra tak membalasnya.
Lima menit berlalu.
Sepuluh menit berlalu.
"Astaga gue pengen ngebacot" gumamnya pelan.
Lalu tiba-tiba Gatra beranjak dari duduknya dan keluar dari kelas. Laki-laki itu mengikutinya dari belakang tanpa Gatra sadari.
Laki-laki itu mengikutinya hingga ke gudang belakang dimana Gatra berhenti dan masuk ke dalam gudang. Ia berpikir apa yang dilakukan Gatra di dalam gudang?
Hingga tiba-tiba ia terkejut saat bercak darah menempel pada kaca pintu diiringi suara barang jatuh, namun ini lebih seperti perkelahian?! Ia hendak pergi untuk mencari bantuan dari guru namun terlambat. Seseorang menyadari kehadirannya dan ia digusur masuk ke gudang. Ia dilemparkan ke tengah gudang yang cahaya lampunya sangat redup. Ia melihat sekeliling Gatra menghabisi banyak orang, dengan darah yang berceceran. Ia menutup mulutnya tak percaya.
"Dia bukan manusia" ucapnya dalam hati.
Hingga ia sadar saat kepalanya dipukul oleh seseorang.
"Sekarang lo bawa orang lain Ga?" Gatra memberikan pukulan terakhir, setelah itu ia menoleh mendapati seseorang yang baru saja duduk di sebelahnya menjadi tahanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
General Fiction"Kamu akan menemukan sesuatu yang tak pernah kamu temukan sebelumnya" -BlackandWhite