Tak menunggu waktu lama, Gatra benar-benar membawa Farrel dan Syaira pergi sehari setelah kejadian tragis itu. Tak lupa ia meminta pihak rumah sakit untuk menguburkan mayat kedua orang tuanya untuk dimakamkan dimakam keluarga.
Saat ini Gatra sedang mencari alamat yang diberikan papanya sebelum kejadian itu.Sebenarnya tidak diberikan hanya saja ia melihat alamat itu di meja kerja papanya. Ia bahkan tidak tau ini alamat tempat apa. Tapi setaunya keluarga mereka dengan kerabat serta saudara-saudaranya tidak terlalu baik. Jadi Gatra mencoba ke alamat ini.
"Kak masih jauh?" Tanya Syaira.
Matanya lembab dan bengkak oleh airmata, disebelahnya Farrel membisu. Sejak diberitahu kejadian itu ia benar-benar belum bicara sepatah kata pun. Gatra mengerti jadi tidak bertanya apapun.
"Sebentar lagi, harusnya ini rumah temen papa" jawabnya.
Mereka terus berjalan hingga tepat didepan sebuah rumah dengan pagar menjulang tinggi berwarna hitam dengan tulisan alamat serta nomor rumah yang sesuai dengan yang ada pada alamat itu.
"Kita udah sampe" Tepat saat Gatra hendak bertanya pagar terbuka. Seorang laki-laki paruh baya berdiri didepan mereka.
"Gatra?" Tanyanya. Gatra bingung sebentar lalu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum menyapa.
"Iya saya Gatra om, saya-"
"Om udah tau, ayo masuk"
Mereka bertiga saling pandang lalu sedetik kemudian ikut masuk ke dalam. Sebuah rumah besar yang didalamnya berisikan barang-barang mewah. Mereka dipersilakan duduk. Dan beberapa pembantu datang membawa barang mereka ke atas.
"Kalian kemana setelah Rio dibunuh? Orang om langsung kesana tapi kalian gak ada disana" laki-laki paruh baya itu duduk disebuah kursi tunggal.
"Om siapanya papa?" Tanya Syaira.
"Rio itu sahabat om dari SMP dan sampai sekarang, sampai dia menitipkan kalian pada om" Farrel mendongak.
"Maksudnya?"
"Rio udah menduga pasti gak lama lagi akan ada sekelompok orang yang mencoba membunuh dia. Dia benar-benar menyiapkan segala sesuatunya. Dia memaksa om untuk membuat kamera pengawas diseluruh rumahnya dan itu harus dipantau 24 jam tanpa henti sama om, dia takut saat itu kalian akan ikut dalam bahaya ini tidak disangka itu terjadi secepat ini, dan kamu pintar Gatra bukan membawa mereka ke keluarganya tapi membawanya pada om itu memang salah satu pesan dari Rio" mereka bertiga tercengang.
Jadi selama ini papanya sudah tau hal ini akan terjadi? Ia sudah tau nyawanya sedang terancam? Tapi bahkan mereka juga tidak pernah tau bahwa papanya menyembunyikan hal seperti ini.
"Siapa yang bunuh mereka? Gue bakal bales dendam berkali-kali lipat sama mereka! Sialan!" Farrel berteriak, Gatra langsung menenangkannya.
"Om tau siapa pembunuhnya, tapi lebih baik kalian gak usah ikut campur, masalah ini biar om yang bereskan, dan dendam kamu Farrel, om akan membalaskan berpuluh-puluh kali lipat, kamu gak usah khawatir" Laki-laki itu mengelus rambut Farrel.
"Maaf om, nama om siapa?" Tanya Gatra.
"Rio mungkin pernah cerita sama kalian, nama om Fendi" mereka bertiga berpikir apakah Rio pernah menceritakan sahabatnya yang bernama Fendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
General Fiction"Kamu akan menemukan sesuatu yang tak pernah kamu temukan sebelumnya" -BlackandWhite