Chapter 24 (Side story)

3 1 0
                                    

Di kota ini ada banyak keluarga terhormat, terpandang, dan teratas. Bahkan pernah saat itu ada sebuah perusahaan majalah yang dengan beraninya membuat list keluarga teratas dengan koneksi yang berada dimana-mana yaitu keluarga Daniel ada di posisi kedua, Rio di posisi keempat dan keluarga Fallera di posisi ketiga. Dan selanjutnya diikuti beberapa keluarga lainnya.

Sebelum itu dimasalalu saat keluarga Daniel berada di puncak dalam segala bidang ada seseorang yang ingin membalas dendam atas hal yang sudah dimiliki Daniel saat ini. Yang tidak lain adalah keluarga Gatra yang menyamarkan identitasnya dengan baik. Dibantu oleh sekelompok pembunuh berdarah dingin yang ia temui dibeberapa pasar tradisional.

Bertahun-tahun Genta ayah dari Gatra berjuang untuk posisinya sendiri. Mengorbankan anak serta istrinya yang entah dimana. Ia berjuang sendirian dengan otak cerdasnya.
Dan dalam beberapa tahun ia memasuki deretan keluarga-keluarga terpandang itu walaupun peringkatnya masih jauh dari atas.

Namun rupanya Genta masih tidak puas. Bersama para pembunuh itu ia mulai merencanakan pembunuhan jangka panjang. Orang-orang yang ingin dia bunuh ia buat menjadi deretan korban yang tak pernah ada ujungnya. Dan pertumpahan darah itu dimulai, dengan Genta yang membuat senjata pamungkas dari hanya mengandalkan pisau tanpa gagang yang diasah sampai begitu tajam. Obsesinya tidak berhenti, melihat senjatanya yang sangat ganas ia menciptakan beberapa senjata lainnya. Yang begitu kecil namun dapat membahayakan nyawa.

Tidak ada yang tau apa tujuan Genta melakukan semua ini. Hanya Genta yang tau bahwa didalam hatinya masih ada sedikit rasa ingin memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Ya, dia melakukan semua ini demi keluarganya. Namun ia tidak tahu bahwa langkahnya salah.

Hingga ia dengan sengaja melancarkan pembunuhan keluarga Rio. Anaknya sendiri datang menghampirinya dengan tatapan tak percaya dan penuh kebencian. Matanya berkaca-kaca Genta tak pernah bisa melupakan itu. Seolah-olah Gatra benar-benar kehilangan ayahnya, padahal orang dihadapannya adalah ayah kandungnya.

Setelah malam itu Genta dengan rasa bersalahnya yang besar ia menjadi gila. Rasa kehilangan menggerogoti hatinya lagi. Seolah kaset lama yang diputar ulang. Teriakan istrinya yang mengatakan ia untuk tidak melakukan hal-hal keji seperti ini dan sikapnya yang membiarkan Gatra yang masih sangat kecil di jalanan.

Genta sudah tau suatu saat nanti hal ini terjadi, tapi ia tak menyangka akan secepat ini. Ia bahkan belum menyiapkan apa-apa. Bagaimana ia punya muka untuk menghadapi anaknya? Bagaimana?

Dan dimana istrinya saat ini? Dimana orang-orang yang ia sayangi? Mengapa semuanya menghilang?

Paris.

Kota impiannya, dan sekarang ia berada di sini. Memulai hidup baru dan membuka lembaran baru tanpa suami serta anaknya. Ia menghela nafas berat. Melihat walpaper handphonenya yang adalah foto keluarganya.

Perempuan itu tak lain adalah istri dari Genta bernama Daniar. Daniar memutuskan untuk hidup sendiri setelah melihat kelakuan kejam suaminya hanya demi mendapatkan posisi. Ia melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang dokter umum disuatu rumah sakit. Dan karena kepintarannya dalam beberapa hari ia telah diterima disalah satu rumah sakit di kota paris.

Saat suaminya berperang mencari kehormatan, Daniar juga berjuang untuk mencari kehidupannya yang baru. Namun ternyata ia tak berhasil. Daniar mungkin berhasil melupakan suaminya, namun anaknya membuatnya tak bisa melupakan kedua orang tersayangnya. Kekuatan abadinya yang selama ini membuatnya bertahan dalam kejamnya badai kehidupan.

Daniar dan Genta adalah korban. Yang satu ingin membalas dendam dan yang satunya hanya ingin memulai kehidupannya kembali. Menata pecahan kaca yang sudah berhamburan itu menjadi sepotong kaca yang setidaknya bisa disatukan kembali.

"Aku mencarimu kemana-mana putraku, akhirnya aku menemukanmu" perempuan itu memeluk selembar foto itu. Menciumnya berkali-kali seolah orang didalam foto itu ada dihadapannya.

"Kenapa sangat susah mencari anakku?" Tanyanya lirih.

"Daniar, anakmu ini tak bisa dikenali hanya dengan melihat wajahnya. Aku bahkan menerima semua sampel darah yang cocok dengan darah kamu dari semua rumah sakit di indonesia dan akhirnya bisa menemukannya" jelasnya. Daniar menganggukkan kepalanya, lalu sebersit senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Memang, anak itu sudah kuat sejak kecil dia jarang terluka bahkan saat terjatuh" Daniar merasa melihat Gatra yang dulu lagi dalam pikirannya. Lalu ia menolehkan kepalanya pada teman yang selama ini selalu membantunya.

"Terimakasih sudah membantuku sejauh ini Lin" perempuan itu menganggukkan kepalanya.

"Jika aku bisa bantu, aku pasti bantu kamu" Daniar tersenyum menanggapinya.

Perempuan ini yang selalu membantunya di paris, ia bertemu dengan Alin di rumah sakit juga. Pada saat itu Daniar menebak Alin adalah warga negara indonesia karena dilihat dari wajahnya perempuan itu memiliki wajah orang indonesia. Maka dari itu ia dengan berani bertanya.

"Apa kamu dari Indonesia?"

Alin terkejut saat itu, namun beberapa detik kemudian tersenyum senang dan bertanya hal yang sama dengan antusias.

"Kamu dari Indonesia juga?!"

Sejak saat itu keduanya semakin lebih dekat, dan saling membantu. Mereka bahkan memutuskan untuk berbagi sewa rumah disana. Dan saat-saat bersama itulah mereka saling memberitahu rahasia kehidupan masing-masing, bahkan masalah paling terberat pun mereka bagi.

Dan saat Daniar menceritakan tentang anaknya, Alin ikut merasa bersedih. Seolah ia merasakan hal yang serupa maka dari itu ia membantu Daniar. Daniar saat itu bingung apa yang bisa Alin bantu? Menemukan anaknya? Itu sulit. Namun Alin dengan tegas mengatakan ia akan menemukan anak Daniar cepat atau lambat.

Dan setelah beberapa tahun mencari akhirnya menemukan titik terang.

Anak buahnya memberitahu bahwa Gatra sebenarnya ada disekitar ayahnya. Namun laki-laki itu dilindungi organisasi kuat sehingga sulit untuk menemukan jejaknya. Anak buahnya bahkan memberitahu ada yang salah dalam darah Gatra dan meminta Alin untuk memeriksanya terlebih dahulu.

Dan saat ia memeriksanya Alin terkejut. Dalam darah Gatra mengandung zat-zat yang dapat membahayakan keadaannya suatu saat ini. Bahkan kandungan zat ini bisa dibilang ilegal. Darimana Gatra mengkonsumsi obat berbahaya seperti ini?

Setelah Alin mengetahui ada yang tidak beres, ia tidak memberitahu Daniar soal ini. Ia menyembunyikannya hingga suatu saat nanti jika ia berhasil menemukan cara mengobati anak itu ia akan memberitahu Daniar. Setidaknya untuk saat ini Daniar bisa lega karena anaknya berhasil ditemukan. Walaupun tidak dalam keadaan yang sama.


Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang