pagi ini, ara bangun dengan sedikit sakit kepala, "ahh, kenapa pusing ketika berdiri," teriak ara dikamarnya sendirian, "apakah karna begadang, duh ara kenapa kamu tidur larut malam," masih mengerutu sambil melanjutkan perjalanan menuju kamar mandi.
pagi ini ara menaiki kendaraan taxsi online untuk berangkat menuju kerja, karna ia merasa ia tak bisa berjalan lama-lama, jika kepalanya masih pusing seperti ini. sesampainya di kantor, ia langsung menuju kursinya dan menundukkan kepala. kemudia menelfon alana "ala, apakah kamu sudah dikantor pagi ini?" di seberang sana alana masih terdengar sedang sibuk membalas klakson mobil yang melaju, mendengar itu ara langsung mengatakan "alana, setelah nanti smapai dikantor, pergilah kemejaku oke?" "baiklah ara,aku sedang repot pagi ini," jawab alana cepat dan langsung mematikan handphonenya.
"ara? where are u?" alana sudah sampai dimeja ara, namun tak menemukan keberadaan ara. "ara kayanya lagi ambil minum deh mbak," ucap seorang yang duduk diseberang meja ara. "oh gitu, ok makasih ya," "iya mbak" jawabnya cepat kemudian. alana langsung menuju ruangan tempat mengambil minum dikantornya tersebut.
"ara ada apa?" tanya alana cepat sambil duduk didepan ara. "nothing, tadi aku sedikit pusing jadi mau bilang, kalau nanti aku pingsan, jangan bikin heboh sekantor ya" ara berbicara dengan tawa diwajahnya, ara mengatakan hal tersebut karna ara sudah pernah hampir pingsan dikantor, dan membuat alana pusing hingga menghebohkan kantor, dan ara malu sekali waktu dia tahu semua orang tahudan dia menjadi pusat perhatian. "apakah kamu tidak sarapan?kenapa bisa pusing? jam berapa pulang kemarin?" cerocos alana dengan semua pertanyaannya, ara hanya mendesah malas dan menjawab "pulang sore kok kemarin, dan pagi tadi aku sarapan roti, mungkin sakit kepala karna semalam tidurnya kemalaman" "kenapa tidur larut" tanya alana kembali "karna tidak mau tidur cepat aja" kata ara "jadi, sekarang mau gimana, ga mau pulang?" masih dengan wajah khawatirnya alana "gapapa kok, ga terlalu pusing , ini udah minum teh" sambil mengangkat cangkir tehnya tinggi.
"kamu mikirin sesuatu" tanya alana kembali setelah duduk bersama ara cukup lama, "kayanya iya deh kamu lagi mikirin sesutu" sambungnya kembali "mikirin apaan, ini baru awal bulan, belum pusing" ara masih menjawab pertanyan alana dengan tawa yang tak lepas diwajahnya "tau ga, kamu kalau sering ketawa gini jadi serem" alana mengatakan dengan wajah serius, ara membalas dengan wajah serius "susah ya jadi orang wajahnya jutek kaya gini, ketawa dikit aja, jadi masalah" alana yang sekarang tergelak karna balasan dari ara tersebut "ya juga sih" kemudian mereke kembali larut dengan diam.
"kita sudah bertahun- tahun berteman namun aku tak pernah mengatakan bagaimana aku bisa sampai disini, bagaimana aku tumbuh sejauh ini" ara berbicara dengan wajah tersenyum menghadap ke alana, alana balas tersenyum " kamu ga harus menceritakan bagaimana kamu tumbuh dan bisa sampai kesini, kan kamu udah disini, jadi ya udah" ara kembali tertawa "kamu tau, karna sifatmu itu aku bisa berteman denganmu sampai sekarang, kamu ga peduli tentang orang lain, kamu hanya melihat dia yang hari ini, bukan kemarin atau bagaimana dia kedepannya" alana juga tertawa "aku hidup dengan banyak perintah, dan tuntutan, dari sana aku belajar tidak ada orang yang ingin dituntut untuk menjadi apa dan siapa, jadi yasudah, setelah dewasa, aku berfikir setiap orang berhak untuk hidupnya sendiri" ara kemudian mengatakan "yap betul, jika nanti aku mood cerita, aku akan cerita bagaimana orang ini bisa sampai dan bertahan dikota yang orang katakan kejam ini, aku balik dulu" alana membalik badan "kamu ga akan tahu kejamnya kota ini jika kamu pulang kantor langsung masuk kosan" sambil tertawa terbahak-bahak, ara hanya berlalu dan menuju kemejanya kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
another time
Romancearindra bekerja sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit, orang yang introvert dan hidup dengan zona nyamannya sendiri. alan seorang cowo yang bebas, tidak ada yang rumit dihidupnya, atau mungkin ada yang rumit,yaitu bekerja sebagai arsite...