part 21

28 1 0
                                    


ara memasuki kamarnya setelah bertemu alan, ia heran dengan apa yang dia rasakan, ara sangat bahagia alan pamit padanya untuk pergi, walaupun ara belum tau dan paham untuk apa alan melakukan semua ini, apakah dia memang ingin bersama ara atau hanya karna belum menemukan yang lain.

ara tak lagi ingin mengatakan bahwa rasa yang ia punya kepada alan tiga tahun yang lalu telah hilang, karna memang tidak hilang, namun ia hanya berfikir bahwa bersama dengan alan bukanlah sebuah hal yang baik untuk mereka berdua, hanya itu saja.

namun setelah semua kejadian akhir-akhir ini yang terjadi, ia menyerahkan semuanya pada alan, terserah alan ingin melakukan apa, jika ia ingin bersama ara, ara akan memikirnya nanti. sampai sekarang, selagi dia masih tak bicara serius menganai hubungan mereka, ara tak ingin ambil pusing dengan semuanya.

ara seperti biasa berjalan kaki menuju ke stasiun MRT, hari ini pun begitu. hari-hari biasa yang ia jalani. hari ini ara tak terlalu sibuk, hanya menyelesaikan deadline.

ara sudah didalam MRT, ia berencana untuk menghidupkan musik, namun handphonenya bersering lagi.

"ya alan"

"hmm"

"ada apa?"

"kamu pasti geli denger ini, aku kangen"

"geliii banget, pergi juga belum"

"aku di MRT, ga boleh ribut"

"aku dibandara boleh ribut"

"receh"

"aku kangen gimana dong"

"aku ga"

"yaudahlah, bye ra"

"ngembek kamu?"

"peduli kamu?"

"ngajak berantem nih"

"udah lama ga berantem yah kini"

"baru kemarin itu, udah 3 tahun hilang, trus muncul tiba-tiba"

"sanggupnya cuma tiga tahun"

"seharusnya lanjutkan"

"nanti kamunya yang datang, kan ga bagus ceritanya"

"hahahaha, kamu tau gengsi aku?"

"ga ada yang gabisa kalau udah kemauan hati"

"ga ya"

"iyalah sekarang kamu jawab ga, kan udah aku yang datang duluan"

"iya juga sih"

"kalau aku ga datang, udah punya pacar baru belum?"

"privasi ih, gaboleh ditanyaain gitu"

"ya deh miss privasi"

"aku dikasih banyak nama ya, si sensitif, miss privasi, si wajah datar, terus besok apalagi"

"kok marah?"

"ga marah, kamu aja yang sensitif"

"aku mau berangkat lagi"

"iyaa, sama siapa pergi?"

"berdua sama tika"

"ohh gitu, hati-hati"

"ini beneran see you next month ini?"

"kalau kamu pulang ke jakarta kita ketemu kok"

"beneran ya, aku pulang tiap minggu ini?"

"kamu kenapa, sebulann aja"

"kalau kangen gimana?"

"nelfon aja"

another timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang