part 15

31 2 0
                                    

ara hanya diam.

"untuk sekarang aku ga mau punya hubungan, ga mau nyakitin orang lagi" jawab ara setelah cukup lama diam.

"kamu nyalahin diri kamu ra" kata alan

"aku emang salah lan, kamu pun tau aku yang salah. aku ga nyalahin diri aku salah hingga aku stress sendiri, aku mengakui diriku salah, dan sudah" ara menjelaskan.

alan menatap ara dari atas hingga bawah, untuk kedua kalinya ia harus melepaskan orang ini pergi, bagaimana caranya agar ia tak lagi cinta dengan sosok di depannya ini. 

"jadi?" tanya alan.

"kita sudah selesai 3 tahun yang lalu alan, anggap saja kita bertemu setelah sekian lama dan tak terjadi apa-apa"  jawab ara 

"kenapa kamu selalu jadi orang yang kuat ra?" tanya alan lagi.

"karna memang harus" jawab ara

"baiklah, thank you udah mau kesini dan menjawab semua pertanyaan aku" alan berkata sambil berdiri mendekat kearah ara.

"kamu pasti bisa kok nemuin orang yang lebih baik" ara mendongak kearah alan yang berdiri didepannya.

"ayok aku antar pulang"alna tak menjawab perkataan ara, ia hanya berjalan duluan kearah pintu.

"design kamu tak pernah mengecewakan" alan berkata setelah mereka keluar dari pintu apart alan dan jalan bersebelahan.

"thank you"

-kantor alan

alan masuk kedalam ruangan dengan mood yang sangat buruk. ia tak bisa tidur semalaman. ia sangat bingung apa yang sedang terjadi, apakah itu berjalan secepat itu, apakah memang dia tak bisa kembali, dan juga kesal dengan dirinya sendiri, kenapa tak bisa melupakan wanita itu, alan ini sudah berjalan selama tiga tahun.

tika yang berdiri didepan meja alan masih diam, ia tak berkata sepatah katapun, karna ia tau pasti alan ingin mengatakan sesuatu.

"aku ga ingin ngapa-ngapain hari ini" 

"baik pak" jawab tika dan ia langsung keluar, sangat jarang melihat alan dengan mood buruk seperti itu.

alan mengunci pintu dan merebahkan diri disofa ruangan. ia harus menceritakan ini pada seesorang, ini bisa membuat dia gila.

alan menelfon emili.

"haii"

"ya kak ada apa"

"kamu tau, kakakmu ini ditolak seseorang malam tadi"

"you falling in love with another girl?"

"no, the same girl"

"hahahaha"

"kamu ketawa?"

"emang kakak ketemu kak ara? ga mungkin?" 

"apa yang ga mungkin?"

"ha? beneran? kenapa ga cerita?"

"lupa"

"ih seriusan ini, kapan?"

"di restoran andre seminggu yang lalu"

"and then?"

"yah kakak ajak ketemuan, dan dia mau. tapi kita ga bahas hubungan kita, you know what i mean, kakak cerita tentang yang lain. dan semalam kakak ajak dia makan lagi, tapi dia nolak"

"kakak ditolak untuk makan malam?" tanya emili memastikan

"belum selesai"

"oke lanjut"

"dan dia ga mau, dan berantem lah, ga berantem, berdebat"

"kakak maksa?"

"ga maksa"

"terus?"

"kakak juga ga tau dari mana datangnya, udah bahas hubungan kami aja. kakak ajak ke apart supaya bicara lebih jelas, dan disana dia ngomong apa yang dia rasain dan apa yang dia pikirkan"

"you say you still love her?" 

"yes. dan dia ga bilang dia ga cinta lagi sama kakak, tapi simplenya dia bilang, dia ga bisa di dalam hubungan" 

"You fall in love with a complicated woman" 

" i know, and you know what, dia minta maaf karna kakak udah jatuh cinta sama wanita kaya dia"

"kakak tau masa lalu dia?" 

"no, kakak juga berfikir bahwa dia menjalani hidup yang sangat rumit, tapi dia ga mau terbuka untuk itu sama sekali, not to me, or her friend. dia selalu nyimpan semua sendirian dan dia seperti orang yang selalu kuat" 

"dia pasti bermasalah dengan apa yang terjadi dimasa lalu. aku tau apa masalah kalian 3 tahun yang lalu, dan masalah kalian hari ini masih sama?"

"bener, dan itu yang bikin kesel."

"kalau cari yang lain?"

"emili, ini udah tiga tahun.  kakak ga bisa dan udah mencoba itu, tapi nyebelinnya tetap aja dia yang selalu dipikirin" 

"dan dia gabisa kak, dia gabisa lo milikin" 

"udahalah, lo nikah aja dulu. ga usah tungguin kakak. susah kalau gini ceritanya" 

"hahahaha, cuma kakak yang bisa ngelawak disaat serius. ini lagi bahas masalah hidup lo masa ngelawak"

"supaya gue ga gila"

"kalau dia ga bisa didalam hubungan, berarti kak ara ga akan nikah"

"ihh amit amit" 

"oh jadi kakak mikir, kakak bakal nungguin dia bisa?" 

"kalau mama dan papa ga ribet"

"jangan gila, kalau dia emang ga bisa?"

"berarti sama"

"ihh alan, ga usah aneh-aneh deh"

"hahahaha"

"dia punya masalah sama kepercayaan dengan orang lain dan sifat defensifnya, kayanya itu bisa diatasi kalau dia emang mau"

"katanya dia mau, tapi tetap ga bisa"

"kakak pasti kesel dan ingin ngelakuin sesuatu tapi ga tau mau lakuin apa-apa"

"lebih kesal karna udah ga ketemu tiga tahun, tapi cepet banget pisah laginya, i miss her so much, rindu ngeliat dia dengerin semua cerita kakak, denger dia dengan semua pujian kecilnya, rindu dia dengan cerita tentang hal nyebelin yang terjadi dan dia kesel sampai nangis, dia nangis hanya karna hal sepela, namun sangat kuat untuk sebuah masalah besar. semalam dia muji kalau design apart kakak sangat bagus, i wanna hug her when she said like that" 

"dia sangat baik dalam banyak hal, namun kakak tetap ga bisa nerima kekurangan dia yang satu itu, saran dari aku, telfon dia dan bilang kakak akan nungguin dia sampai dia bisa percaya sepenuhnya ke kakak, dan bilang aku ga mau tau masa lalu kamu, tapi kita ga akan bisa kemasa depan kalau kamu masih tinggal dimasa lalu" 

"kalau dia marah?" 

"dia ga akan marah, karna dia akan tau kalau kakak sangat mencintai dia, dia pasti mikir abis itu"

"dia ga mikir dengan cara simple itu"

"coba aja, cara paling masuk akal menurut aku"


another timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang