- Bangkok, Thailand
"kamu yang mesen ini?" tanya ara ketika ia melihat hotel mewah di depannya saat ini, ara hanya bisa berdecak kagum walaupun dalam hatinya ia kesal dan sedikit ingin tahu berapa bayaran untuk hotel semewah ini.
"ga, asisten aku" alan menjawab santai, dan lansgung pergi ke arah resepsionis, setelah 5 menit tanya jawab dengan resepsionis alan mendapat kunci kamar, ia tak ingin staff hotel untuk mengantar koper mereka ke kamar, karna ia tahu dengan ini saja ara sudah sangat tidak nyaman.
di perjalnan ara masih terlihat santai, sebenarnya ia tak kesal atau marah, ia bersyukur bisa jalan-jalan seperti ini, namun jiwa biasa yang selalu ia gunakan cukup terganggu dengan semua hal-hal yang menurutnya terlihat berlebihan.
"mau makan siang langsung abis ini?" ara berbicara sambil membawa koper masuk ke dalam lift, ia dan alan sama-sama membawa satu koper. "iya" alan menjawab singkat, kemudian dilanjutkan, "ganti baju dulu". ara hanya menganguk.
keluar dari lift, alan mencari nomor kamar hotel mereka dan itu tepat di ujung lorong ke kanan. ara yang tersadar bahwa ia berada didepan pintu yang sama denga alan langsung bertanya "kita sekamar?" dengan wajah yang sebisa mungkin seperti tak kaget, "liat aja nanti" alan menjawab sambil mempersilahkan ara untuk masuk. ara yang melihat kamar yang sangat luas itu hanya ber oh ria, ia paham, bahwa mereka berdua tetap di satu ruangan namun kamar mereka berbeda.
"what is this?" ara bertanya setelah melihat tulisan di atas meja 'welcome mr and mrs sanjaya'. alan yang sudah di kamarnya berteriak "apa?" arindra menyaut "welcome mr and mrs sanjaya, aneh banget jelas jelas mesen kamar 2, dikata udah nikah" alan dengan asal menjawab " mungkin mereka pikir kita lagi berantem" dan ara kembali menyaut "padahal cuma mau jadi anak tuhan yang baik" setelah mereka berdua sama-sama tertawa dengan keras.
terdapat 3 ruangan besar di dalam kamar itu, satu seperti ruang TV, dan 2 lainnya berupa kamar. dengan masig-masing berpemandangan kota bangkok yang indah. dengan ranjang queen terdapat TV dan juga sofa di kamar masing-masing.
ara dan alan keluar untuk pergi makan makan, mereka berpengangan tangan seperti pasangan yang sedang sangat kasmaran, ara dulu sangat geli dengan pegangan tangan di tempat umum namun semakin dewasa semakin tak peduli apapun pendapat orang lain, dan melakukan apa yang membuatnya nyaman.
ara memakai pakaian kemeja dengan hotpans jeans dan alan memakai jeans dengan kemeja hitam. mereka terlihat sangat serasi. "coba kamu bayangin aku kemarin nanya, kamu mau ga kita sekamar, so funny. aku akan diketawain sehari semalam, jadi bagus ga nanya". ara yang mendengar ucapan alan hanya tersenyum jenaka dan berkata "you know me so well". alan menyaut "walaupun aku tau kamu juga gapapa kita sekamar" ara memutar bola matanya dan menjawab " and my answer is you will sleep on sofa".
"ga sopan ih" alan terganggu karna ara memutar bola mata kemudian menambahkan "i'm not your friend" ara yang tersadar dan menjawab "sorry pak alan" alan menjawab dengan mencium kepala ara. ara bertanya "mau makan apa?" alan menjawab "mau nasi goreng" ara hanya mengeleng-gelengkan kepala, alan selalu memanggilnya aneh dan ia tak sadar bahwa kadang dia juga aneh.
"mau makan di pinggir jalan ga?" tanya ara lagi.
"ha?"
"makan disana" sambil menunjuk makanan street food yang berjejer
"kapan aku ga mau makan di sana?"
"kirain mau liburan fancy"
"kamu mau?" alan bertanya balik
"no, makan di sana aja" jawab ara cepat. ia cukup kaget dengan yang terjadi dari mulai firts class dan hotel mewah barusan, sudah berlebihan sekali yang ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
another time
Romancearindra bekerja sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit, orang yang introvert dan hidup dengan zona nyamannya sendiri. alan seorang cowo yang bebas, tidak ada yang rumit dihidupnya, atau mungkin ada yang rumit,yaitu bekerja sebagai arsite...