alisya yang melihat ara mengusap kepala alan hanya tersenyum, dia berfikir ara tidak sepemalu itu. namun ia masih merasa tidak enak jika ara berfikir seperti itu.
makan malam itu selesai dengan baik, ara cukup merasa nyaman dengan pembicaraan mereka, dan alan yang entah kenapa cukup pendiam kali ini. alisya dan suaminya tak mau menanyakan karna biarkan anak mereka melakukan apa yang ingin ia lakukan, mereka banyak berbicara kepada ara, ara cukup banyak bicara dan bercerita.
alisya memeluk ara kembali setelah ara pamit, ara membalas pelukan itu dengan erat juga.
ara kaget karna alisya membisikkan, kata mama alan "terima kasih karna sudah bersama alan"
ara masih berada dipelukanya, dan menjawab "ara juga mau bilang terima kasih karna mama udah ngizinin alan sama ara"
"mama yang merasa beruntung kalian berdua bisa bersama, setelah apa yang kalian lewati"
"udah terkenal banget ya kisah kami berdua"
alisya tertawa pelan dan melepaskan pelukannya.
alan menciup pipi alisya, dan memeluk singkat papanya.
"alan pergi ke singapore hari minggu besok aja ya pa" ucap alan setelah berpelukan
"gapapa weekend kamu kesana?" papanya bertanya dengan wajah serius
"udah, kalau ga ada waktu pas hari biasa. itu bisa diundur kok, ga perlu minggu ini juga"
"ga bisa alan minggu ini, tapi weekend aja, nanti sekretaris alan yang atur sama klien disana"
"ya udah, kalau kamu mau kaya gitu, hati-hati aja nanti"
"aku pulang dulu bye ma, bye pa" alan mengucapkan kata tersebut sambil pergi kearah ara, mengengam tangan ara dan pergi kearah pintu keluar
"ya nak, hati-hati ya ra" ucap mama alan setelah mereka sudah membuka pintu
alan membalikkan kembali tubuhnya menghadap ara
"apa, kamu ketinggalan sesuatu?" tanya alisya melihat ke sekitar mereka
"ma, ini baru pertama kali ketemu ara loh. masa udah lupain anaknya gitu aja"
mereka bertiga yang mendengar alan berkata seperti itu serentak tertawa, dan alan membalas dengan mengeleng-gelengkan kepala.
"udahlan alan duluan"
"hati-hati ya nak"
alan dan ara sudah melewati pintu keluar dan melewati lorong menuju keluar dari restoran ini. ara masih mengengam tangan alan. ara memainkan tangan alan yang digengamnya kini
"apa?" alan bertanya
"apa?" ara kembali bertanya
"kirain tadi kamu mau ngomong" alan melanjutkan jalannya
mereka sudah sampai di basemant mall, dan hanya di isi oleh keheningan, alan membukakan ara pintu mobil setelah itu ia ke arah kemudi
alan menyalakan mesin mobil dan menghidupkan AC yang cukup dingin, karna ia melihat ara yang kepanasan sepanjang perjalanan tadi
alan hanya duduk dan kemudian bertanya "gimana?" dengan wajah yang menahan senyum
"kamu ngeselin, selama bertahun tahun aku kenal kamu dan banyak hal ngeselin yang udah kamu lakuin, ini yang paling ngeselin, ini ga main-main alan. aku kesel karna ini kita belum pernah omongin, kamu nanya aku mau ketemu mama papa kamu aja ga pernah, ini langsung tiba-tiba kaya gitu, trus selama makan, kamu cuma diam, i know, kamu ngerjain aku tapi aku udah mau nangis tadi ih, kenapa diam aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
another time
Romancearindra bekerja sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit, orang yang introvert dan hidup dengan zona nyamannya sendiri. alan seorang cowo yang bebas, tidak ada yang rumit dihidupnya, atau mungkin ada yang rumit,yaitu bekerja sebagai arsite...