esok hari, mereka berdua ingin pergi ke pantai, pantai yang di kunjungi kali ini adalah pantai hua hin, pantai berpasir putih yang sangat indah. kebiasaan ara sebelum liburan adalah selalu menentukan kemana mereka akan pergi.
hari kedua mereka di thailand, mereka sudah sampai di pantai. ara mengenakan dress diatas lutut berwarna putih dan alan memakai kemeja dan celana pendek. membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke pantai ini. alan dan ara sudah sampai 15 menit yang lalu.
"wine di pagi hari, hmm" alan berjalan kearah ara sambil membawa 2 gelas dan sebotol wine. mereka berdua berada di bar tepi pantai.
"yes" jawab ara sambil tersenyum dan menerima wine tersebut dari tangan alan.
"abis ini kamu mau berjemur?" tanya alan setelah lima menit kemudian.
"of course, kamu ga mau?" ara berencana untuk mengelapkan kulitnya, entah itu jadi tren sekarang atau ia hanya ingin mencoba saja.
"mau naik speed boat ga?" alan berharap ara mau, karna ia belum pernah naik itu bersama ara. kalau dipikir banyak hal yang belum ia lakukan bersama ara.
"kamu mau?"
"iya, aku mau, udah lama ga coba untuk bawa, kapan lagi" ara menjawab dengan sangat jujur. ia pernah belajar dan jika liburan ia sering mengendarai speed boat, namun mungkin setahun belakang ia tidak tertarik lagi.
"no alan, aku cuma punya nyawa satu. kalau udah lama ga bawa, suruh orang lain aja" ucap ara sambil tertawa kecil, pacarnya ini kadang memang bisa dalam segala hal, tapi ara piki jika bersama ara, jadikan ini sebagai percobaan bukanlah hal yang ia suka.
"hahahaha, aku bisa kok, cuma setahun belakangan ga ada temen, jadi ga ada lagi"
"biasanya dibali? emang sama siapa?" tanya ara seperti menyelidik
"sama temen lah" jawab alan santai
"siapa temennya?" ara mengarahkan seluruh tubuhnya ke arah alan
"kamu kalau serem gini banget"
ala hanya diam , kemudia alan menjawb "ada namanya ayu, dia sahabat aku dari kecil tapi sejak sma pindah ke jogja, yang proyek aku kemarin itu yang di jogja itu bikin rumah dia"
ara hanya menganguk-angukan kepala, "dia juga hobi gitu?" tanya ara lagi
"iyaa, cinta banget dia sama laut, udah punya lisence semua hal yang di laut deh kayanya dia"
"trus kemana dia setahun kebelakang"
"punya pacarr lah, emang temen cewe bakal hilang kalau udah punya pacar" alan seperti mengungkapkan kekesalannya pada ara. tapi alan juga berfikir ia tak akan juga mengizinkan ara untuk pergi berlibur walaupun itu hanya untuk hoby bersama laki-laki lain, walaupun itu hanya teman.
"yahh kasian banget yang jomblo" ara kembali tergelak, kadang ia heran kenapa jawaban alan sangat jujur dan itu terlihat lucu baginya
"waktu itu, sekarang kan ga" kata alan sambil memainkan rambut ara. "tapi kalau aku jadi pacarnya dia, aku gabakalan juga ngebolehin kamu"
"aku emang ga punya temen"
"awas ya nanti izin pergi sama temen"
"maksudnya temen cowo"
"emang di kantor semua cewe?"
"ya, ga juga. tapi temen aku ga ada cowo juga. anjir beneran baru sadar"
"hahahaha, hidup kamu juga sama ala aja"
"iya bener banget"
"trus nanti kalau aku mau pergi sama cewe-cewe boleh ga?"
"boleh, aku orang ga cemburuan deh, tapi kalau cemburu bisa ngikutin si cewenya sih"
alan langsung terdiam "udah pernah nyoba?"
"belum sayang, kayanya"
"emang kenapa gitu, kan yang salah juga cowonya"
"aku juga setuju, tapi sebagai cewe kalau ga ngelampiasin sakit hati ke si cewe ga enak deh tidurnya"
"emang kamu bakal ngomong apa ke itu cewe?"
"kamu coba dulu, baru tau nanti aku bakal ngomong apa"
alan tertawa besar, dan kemudia mencium bibir ara dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
another time
Romancearindra bekerja sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit, orang yang introvert dan hidup dengan zona nyamannya sendiri. alan seorang cowo yang bebas, tidak ada yang rumit dihidupnya, atau mungkin ada yang rumit,yaitu bekerja sebagai arsite...