part 20

25 2 0
                                    

alan sibuk dengan pekerjaanya, ia akan pergi ke yogyakarta selama sebulan, jika itu semua persiapan proyeknya rampung. ia pergi hari senin, dan sejak 3 hari lagi tersisa untuk dia dijakarta, dan selama waktu itu ia hanya memikirkan satu hal, apakah ia akan mengatakan pada arindra bahwa ia akan pergi atau tidak. 

ia sibuk memikirkan apakah hubungan mereka, "dia saja tidak tau bagaimana apa hubungan mereka, apalagi ara" pikirnya. dalam tiga hari yang cukup panjang namun tak ada yang dia lakukan selain pekerjaan. ia sudah menghubungi adiknya, yang sebentar lagi juga mau balik ke london, dan menghubungi kedua orangtuanya untuk mengatakan akan pergi ke jogya. 

namun, susah sekali untuk mengatakan pada ara bahwa dia akan pergi, disaat mereka baik-baik saja walaupun tanpa kejelasan. besok jam 9 pagi adalah jadwal penerbangan alan, ia akan pergi bersama tika, dia pikir tika akan sangat membantu semua pekerjaannya disana.

alan berada didalam kamarnya malam ini. ia hanya memikirkan ara tanpa melakukan apapun, ia tak ingin menghubungi karna nanti itu akan merusak moodnya untuk pergi, tapi ia juga tak tega pergi tanpa pamit pada ara, walalupun ara mungkin tak peduli dengan itu.

pagi sudah datang, alan sudah siap dengan satu koper besar berwarna hitam. ia sudah menaiki mobil yang disopiri oleh sopir alan. ia hanya memakai sopir disaat yang penting-penting saja. 

"pak, ga langsung ke bandara. saya mau pergi ke suatu tempat dulu, ke jakarta pusat"

"baik"

alan memutuskan pagi ini ia akan pergi ke kosan ara dan mengatakan bahwa ia akan pergi selama sebulan, atau mungkin lebih.

alan sudah sampai dan masih duduk dimobil, dia mengeluarkan handphone, dan menelfon ara.

"ya alan" jawab ara dari seberang

"dimana kamu?" tanya alan

"di kosan mau berangkat kerja"

"aku didepan kosan"

"kebiasaan ya"

alan hanya diam.

"bentar, aku kebawah"

ara sampai didekat mobil alan, dan hanya menatap mobil tersebut. alan memandangi ara yang sudah sangat siap untuk pergi kerja.

kemudian alan membuka pintu mobilnya hanya untuk mempersilahkan ara masuk.

"masuk"

"diluar aja, ga enak"

"masuk aja"

ara pasrah dan masuk kemobil alan.

ara menyapa sopir alan, karna ia sudah kenal dari 3 tahun yang lalu.

"ada apa?" tanya ara sembari menatap alan yang rapi dengan pakaian casualnya.

"mau kemana?" dilanjutkan oleh pertanyaan dari ara.

"ga kekantor?" tanya ara lagi yang hanya dijawab diam oleh alan.

"mau ke jogya, ada proyek disana, sebulan"  jawab alan, setelah ia melihat ara sudah sangat ingin tau dengan wajahnya yang tampak khawatir. entah apa yang dikhawatirkannya.

"huftttt, kirain aku kamu mau kemana" ara sangat lega dengan jawaban itu.

"emang mau kemana?" tanya alan

"ga, pergi jauh gitu"

"ga boleh gitu pergi jauh?"

"udahlah, hati-hati, see you next month. itu aja kan? aku mau kekantor"

"gapapa gitu aku pergi?" tanya alan

"ya gapapa, kapan aku ngelarang, ga ada hak juga buat ngelarang, jangan aneh-aneh"

"ya deh, aku cuma mau bilang gitu, hati-hati, jaga diri, ga usah macem-macem"

"i'm twenty five"

"udah tau"

"yaudah, kamu juga hati-hati"

"hmm"

"bye" kata ara sambil membuka pintu mobil untuk segera keluar.

"ga mau peluk aku gitu? lama loh sebulan?" alan berkata dengan suara yang cukup keras

ara segera berbalik dan menjawab " ihhh kamu ga malu sama pak andi"

"apaan, aku udah dua delapan"

"hahaha, ga mau" 

"pak kok dia ga mau saya peluk sih" ucap alan seperti mengadu kepada sopirnya itu

pak andi hanya diam saja melihat kelakuan mereka.

"duhhh pak aneh nih bossnya" ara juga membalas alan.

"bener ga mau nih, sebulan loh ra, bisa lebih lama"

"jogya dekat lan"

"oh kamu mau ke jogya meluk akunya?" 

"duhhh, ga gitu"

"kan bagus banget kalau jawab lembut gitu"

ara hanya diam dengan wajah datarnya.

"si sensitif" kata alan

"mau dipeluk" lanjut alan lagi

"hmm" jawab ara

"kamu yang meluk aku"

"banyak maunya ya"

ara mengalah lagi, dia memeluk alan. ara bingung dengan hubungan keduanya, alan tak mengatakan apapun tentang hubungan mereka, dia juga tak menghubungi ara setiap hari, namun ia sering muncul akhir-akhir ini tanpa tak terduga. 

"ikhlas meluknya" kata alan.

ara memeluk alan dengan erat, mengusap lembut pungung alan dan menghirup wangi rambut alan. alan balas memeluk ara dengan sangat erat, meletakkan wajahnya di leher ara dan tangan yang saling mengait dipunggung ara.

dua menit berlalu tanpa berkata satupun. hingga ara berkata. "hati-hati"

"hmm" jawab alan

ara mengusap rambut alan dengan pelan dan berkata "masa umur dua delapan mau pergi keluar kota aja kaya anak kecil" 

alan melepaskan pelukannya dan menjawab "kalau kekamu gapapa"

"ya, ya. hati-hati kamu, pergi sana, nanti telat"

"pak dia ngusir pak" alan kembali mengadu kepada sopirnya.

"hati-hati yang pak" sela ara.

"iya mbak" jawab pak andi kemudian

ara langsung turun dari mobil alan, dan kemudian mobil alan berlalu.






another timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang