BAB 20 - Perhatian Kecil

21.6K 3.1K 1.5K
                                    

Hola semua, yess akhirnya bener bisa up malem ini. Meskipun kemaleman dan besok masuk pagi 😂 yaudah lah yaa..

Follow ig @indahmuladiatin

Jangan lupa vote dan kasih komentar kalian sebanyak-banyaknya untuk dukung cerita ini yaa. Thank you ❤️

Happy reading guys 😊

❄️❄️❄️

Saat memasukin ring, Dimas sudah siap untuk menjalankan rencananya. Jika gagal, maka dia akan menghadapi Damian, mau tidak mau.

Damian yang senang melihat musuhnya kembali ke ring. Setelah bertahun-tahun hilang begitu saja, akhirnya orang ini datang sendiri. Tidak perlu repot mencari, cukup ganggu saja orang-orang yang dekat dengan Dimas. Maka Dimas akan muncul tanpa disuruh.

"Akhirnya lo dateng juga."

"Gue nggak akan kabur," balas Dimas.

"Kalau gitu kita selesain hari ini." Damian tersenyum pongah. Merasa di atas awan karena saat ini pasti Dimas tidak siap. Hanya butuh sedikit tenaga untuk jadi pemenang.

Babak pertama sudah di mulai. Karena terlalu menganggap remeh Dimas, Damian jadi mengendurkan pertahanannya. Dalam sekali serangan, Dimas berhasil menjatuhkan Damian. Melihat keterkejutan di wajah itu, Dimas hanya tersenyum tipis.

"Sialan."

Damian balas menyerang, namun, Dimas lebih siap. Dengan cepat, Dimas mengunci gerakan musuhnya ini. Pada intinya di pertandingan ini, dia hanya ingin mempelajari taktik Damian. Ini memang belum saatnya untuk kembali dalam ring.

"Lo tau? gue selama ini nggak pernah latihan," ucap Dimas santai. "Ternyata tanding lawan lo lumayan juga, buat gue latihan lagi."

"Bacot lo!" omel Damian emosi. Bagus. Ini memang sudah jadi rencana Dimas. Pancing terus emosi lawanmu, agar konsentrasinya bubar.

"Gimana kata orang ya kalau gue menang," kekeh Dimas. "Damian, si profesional, kalah dari orang yang bahkan udah nggak pernah turun ke ring bertahun-tahun. Masih proses pemulihan cidera pula."

"Gue nggak akan kalah!" ucap Damian dengan penekanan di setiap kata. Emosinya sudah berada di puncak kepala. Ingin sekali menghabisi Dimas.

Sampai di babak ke tiga, Dimas sudah unggul. Kali ini Tinjuan dari Damian sengaja tidak ditepis olehnya. Dimas tertawa dan mengusap darah yang keluar dari mulutnya. "Lo bakal kalah, percaya sama kata-kata gue."

"Berisik!"

Dimas tersenyum licik. "Nggak sadar kan lo, gue sengaja biarin lo pukul gue. Karena dari awal, lo udah kalah."

Bel penanda babak ketiga selesai telah berbunyi. Damian makin gusar, karena ucapan Dimas. Kalau dia kalah malam ini, maka kekalahan itu akan telak sekali. Selesai sudah karirnya, dia akan jadi bahan cemoohan karena kalah dari Dimas yang sedang cidera dan sudah lama tidak bertanding dalam ring.

Tangan Damian terkepal keras, malam ini ternyata bukan waktunya. Dia harus sabar menunggu waktu yang tepat. Ditatap tajam, Dimas yang ada di seberang ring. Sedang duduk santai tanpa beban, meski kemungkinan orang itu kalah sangat besar.

Paper Hearts (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang