Ketiga belas

8 2 0
                                    

-Ruang Guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
Ruang Guru

Sebuah pulpen diketukan ke meja tiga kali tandanya sebuah keputusan telah diambil dan di sahkan.

Beberapa guru ada yang puas akan hal tersebut dan beberapa lagi ada yang terlihat tak terima.

"Pak ini bukan keputusan yang benar!" Protes pak Joko selaku wali kelas Gibran.

"Saya tidak menerima bantahan apapun, Gibran tetap akan dikeluarkan," Tegas Pak Samsul.

Mendengar keputusan tersebut, Ayah Didan yang masih berada disana tersenyum puas. Ia tahu jika selama ini Gibran mengetahui status bahkan cerita anaknya. Karena dirasa akan merugikan, maka ia harus menyingkirkannya.

-Kelas-

Kelas masih bersuasana hening dan penuh kecanggungan. Meski Gibran sang singa tengah memejamkan mata, namun sepertinya yang lain beraktivitas tanpa ingin mengusiknya.

Tiba-tiba suasana hening itu terpecahkan oleh suara pintu yang dibuka. Sontak semua mata tertuju padanya.

Dengan mata sembabnya, ia menuju ke bangku sang Singa dan memanggil namanya lembut.

"Gibran?" Panggilnya dengan air mata yang tak mau berhenti keluar.

Gibran yang tidak benar-benar tidur, mampu mengenali suara itu dan langsung bangkit dari posisinya. Ia mendapati wajah Bu Dwi yang tengah sedih. Gibran menatap Bu Dwi bingung sekaligus khawatir.

Gibran langsung berdiri dan kemudian Bu Dwi memeluknya sambil terus menangis. Seisi kelas terlihat bingung dan bertanya-tanya. Apa hal yang membuat Bu Dwi seperti itu.

"Ibu tau kamu anak baik Gib. Maaf ibu gak bisa berbuat apa-apa," Ucap Bu Dwi sambil menatap Gibran.

Di saat seisi kelas bertanya-tanya termasuk Vito dan Luthfi, Gibran entah mengapa mengerti apa yang dimaksudkan Bu Dwi.

"Saya dikeluarkan ya bu?" Tanya Gibran.

Seluruh penghuni kelas kaget dan tak terima atas opini Gibran.

Beberapa lelaki mendekati Gibran dan mendesak Bu Dwi memberi tahu mereka apa yang sebenarnya terjadi.

"Gibran ikut ibu ya," Ucap Bu Dwi lalu menggandeng Gibran.

Gibran benar-benar peka saat itu. Tanpa diberitahu kemana ia sudah tau harus pergi kemana. Yaitu ke ruang Wakasek untuk menemui Pak Samsul.

Bu Dwi adalah salah satu guru yang menentang dikeluarkannya Gibran. Karena sebagai guru yang mengajar Gibran, beliau tahu siapa Gibran dan mulai bisa menebak pola pikirnya.

Beliau juga salah satu orang yang percaya pada Gibran bahwa Gibran bisa menjadi manusia terbaik dimuka bumi.

Sampainya di ruang Wakasek, sebelum Gibran masuk ia bersalaman dengan Bu Dwi. Gibran menatap gurunya itu lalu tersenyum seakan bilang bahwa semua akan baik-baik saja.

Monster RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang