Gibran Bachtiar lahir sebagai manusia paling tegar dalam menghadapi semesta yang selalu becanda. Bertemu dengan April Aulia yang kadang merasa tidak diberi keadilan oleh tuhan namun mampu menenangkan. Kisah merasa terbungkus rapi lengkap dengan bebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Seorang pria dewasa terlihat tengah duduk melamun di kursi kerjanya. Pikirannya ia bawa berkelana namun jiwanya utuh disana.
Tiba-tiba lamunannya di buyarkan oleh suara pintu yang terbuka.
"Selamat siang tuan. Ini laporan keuangannya," Ucap seorang laki-laki yang tak lain adalah sekretarisnya.
Si pria itu melihat catatan yang diberikan sekretarisnya. "Kenapa banyak sekali?" Ucapnya kaget saat melihat nominal yang tertera.
"Saya perhatikan istri tuan makin hari makin boros," Jelasnya.
"Dimana dia sekarang?" Tanyanya dengan emosi.
"Sedang arisan bersama teman-temannya tuan," Jawabnya.
"Lalu bagaimana dengan anakku? Kau sudah menemukannya?" Tanyanya lagi.
"Maaf tuan. Saya masih mencarinya," Jawabnya.
"Cari dia secepatnya," Pintanya.
"Siap laksanakan tuan," Balasnya lalu pergi.
Si pria yang tak lain dan tak bukan adalah Aditama Mahendra, ayah kandung dari seorang Gibran Bachtiar Mahendra.
Namun setelah pergi dari rumah dan memutuskan untuk tinggal sendiri, Gibran menetapkan namanya sebagai Gibran Bachtiar. Karena ia merasa tidak berhak mencantumkan nama dari orang yang tidak menganggapnya anak.
Namun selama ini, Gibran salah besar. Tidak ada satu detik pun pikiran Ayahnya tanpa dirinya. Ia selalu mencari dimana keberadaan Gibran dengan meminta tolong sekretarisnya yang sudah ia percayai sejak lama.
Disisi lain, Melinda ibu tiri Gibran tengah bersuka ria bersama teman sosialitanya.
"Mel. Kamu makin cantik deh. Perawatan dimana?" Tanya salah seorang temannya.
"Ah kamu bisa aja. Sekarang aku lagi rajin perawatan aja," Jawabnya dengan sombong.
"Oh iya anak kamu sekolah dimana?" Tanya temannya yang lain.
"Yang pastinya di sekolah favorit di Bandung. Awalnya dia mau aku sekolahin keluar negeri tapi setelah dipikir-pikir aku gak bisa jauh dari dia," Jawabnya lagi dengan nada sombong yang sama.
"Waw. Setelah jadi istri pemilik perusahaan besar kamu jadi lebih perfect," Puji temannya.
"Haha kamu bisa aja," Timbalnya dengan bangga.
"Bukannya suami kamu punya anak? Tapi kenapa jarang kamu ceritain?" Tanya salah satu temannya.
"Hey bukannya dia kabur dari rumah. Eh atau diusir? Iya dia dimana sekarang?" Tanya lagi temannya yang lain.
"Serius di usir? Waw dia jahat banget sama anak," Ucap temannya kaget.
Melinda hanya diam dan memberikan senyuman terpaksa. Ia benar-benar muak mendengar semua yang berhubungan dengan masa lalu suaminya itu.