Ketujuh

12 2 0
                                    

-Beberapa siswa dan siswi masih ada yang berada di lingkungan sekolah dikarenakan sedang ekskul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
Beberapa siswa dan siswi masih ada yang berada di lingkungan sekolah dikarenakan sedang ekskul. Termasuk Vito dan Nindyar yang masuk ekskul Basket.

"Hi Nin," Sapa Vito.

Nindyar yang tengah memakai sepatunya melirik kearah sumber suara. "Hi to. Udah siap?"

Vito hanya mengangguk lalu menyodorkan tangannya pada Nindyar. Nindyar membalas tangan itu lalu berdiri.

Dengan sifat ke tomboyan Nindyar, ia mampu menjadi pemain basket putri terbaik. Dan ia pun diangkat menjadi kapten basket putri. Sedangkan Vito yang jarang ekskul,hanya sebagai anggota. Namun bakatnya di bidang basket pun tidak bisa diragukan.

Saat Nindyar berjalan ke tengah lapangan, tiba-tiba Vito melihat sebuah bola basket melambung ke arah Nindyar dan dengan sigap, Vito menarik Nindyar dan memeluknya.

Bola tadi pun dengan keras menghantam punggung milik Vito. Nindyar benar-benar kaget dengan perlakuan Vito.

"Lo gak papa kan?" Tanya Vito khawatir.

Nindyar hanya menggeleng dan masih merasa kaget. Ia bukan kaget karena ada bola yang akan mengenai dirinya namun dengan Vito yang tiba-tiba memeluk nya.

"Oy hati-hati dong," Teriak Vito marah pada rekannya.

"Sorry to gak sengaja," Balas salah satu rekannya.

"Sana gabung sama yang lain," Ucapnya pada Nindyar.

Nindyar hanya mengangguk lalu berjalan ke arah rekannya. Ia benar-benar bingung bagaimana bisa Vito bersikap biasa saja seperti itu. Sedangkan jantung Nindyar sudah dibuat berlari-larian.

Sama halnya dengan jantung April yang tengah berdebar kencang.

Lelaki itu malah mendekat, semakin dekat dan jantung April kini berdetak tidak stabil. Kini jarak mereka benar-benar dekat.

"Gibran? L..l...llo mau ng.. ngapain..?" Tanya April gugup.

Lelaki yang tidak melepaskan pandangannya dari April itu adalah Gibran.

Gibran malah terkekeh melihat sikap dan wajah April yang terlihat memerah. "Saya mau ambil motor. Kamu mau disini terus apa gimana?" Godanya.

April terkaget. Ia lalu bergeser posisi dan Gibranpun menaiki kuda besinya. "Kamu pulang sama siapa?" Tanya Gibran.

"Taxi online," Jawab April singkat.

"Bareng saya aja," Ajak Gibran.

"Hmm gak usah gak papa," Tolak April.

"Boleh minjem HP-nya?" Pinta Gibran tiba-tiba.

"Hah? Buat apa?" Tanya April binggung.

"Boleh gak?" Ucap Gibran balik bertanya.

April benar-benar berpikir keras. Ia bukannya tidak mau meminjamkan HP-nya. Hanya saja ia ragu.

"Saya gak akan nyolong hp kamu atau gimana-gimana kok. Sumpah!" Ucapnya meyakinkan.

Monster RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang