Monster Romantic

Kedua

-

"Brengsek kamu ya Sintia!"

"Ini salah paham mas. Aku gak pernah berselingkuh sama siapapun."

"BOHONG KAMU!! Ini apa hah?!" Melemparkan sebuah foto.

"Mas. Aku di fitnah. Aku benar-benar....."

PLAKKKK....
Sebuah tamparan kasar berhasil mendarat disebuah pipi. "Pergi kamu sekarang! Pergi!"

"Gak tau diri kamu! Kalo gak ada saya hidup kamu pasti sengsara sekarang!"

"Mas aku berani bersumpah aku tidak melakukan itu."

"CUKUP! Sekarang juga aku menceraikan kamu. PERGIII!!!!"

"Apa mas? Kamu lebih percaya perempuan itu daripada aku? Tega kamu mas."

"Iya! kenapa? sekarang juga kamu pergiiiiii....."

Dengan amarah dan rasa sakit hati yang belum terluapkan, ia pergi dengan mata sembab dan kakinya yang terasa lemas.

Tiba-tiba teriakan seseorang menghentikan langkah kakinya.
"Ibuuu.... jangan pergi!"

Seketika ia menoleh dan melihat buah hatinya berlari kearahnya.

"Gibran masuk ke kamar sekarang! Cepet!"
Bentak Ayahnya.

Gibran tak menghiraukan perkataan Ayahnya. Ia terus berlari dan berusaha menghentikan Ibunya.
"Ibu jangan pergi!"

"Sayang denger ibu. Ibu gak salah dan suatu saat ibu janji akan bongkar semuanya. Ibu harap kamu tumbuh baik ya," Pesan ibunya sambil memeluk Gibran.

"Gibran masuk!" Bentak Ayahnya.

"Iya masuk nak," Titah ibunya.

Gibran masuk ke kamar dengan tangisan yang tak pernah berhenti mengalir dari matanya.

Sejak saat itu Gibran dipaksa takdir untuk mengerti apa yang terjadi.

Gibran Bachtiar. Laki laki bertubuh tinggi dengan ciri khas rambut curtain haircut itu membuat kharismanya bertambah.