Kedelapan Belas

7 2 0
                                        

-Setelah peristiwa menggemparkan kemarin, kini sekolah kembali berjalan normal meski suasana canggung masih menyelimuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
Setelah peristiwa menggemparkan kemarin, kini sekolah kembali berjalan normal meski suasana canggung masih menyelimuti.

Kejadian yang menimpa Gibran pun baru terdengar oleh Wa Ina. Beliau tau dari Liam dan Amed.

"Eta kemaren si Liam teh kesini. Ceuk uwa mah ya kasih tau uwa teh. Ih da kesel uwa," Gerutu Wa Ina pada Liam karena ketika kemarin Liam mencari teman-temannya ke warung Wa Ina, ia benar-benar lupa memberitahu Wa Ina soal Gibran. Alhasil, sekarang Liam harus menanggung omelan Wa Ina.

"Maaf wa. Kemaren teh kan panik," Belanya.

"Teuing ah uwa mah ek baeud ka kamu," Kali ini uwa serius dengan ucapannya. Ia pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu.

Liam hanya mampu menghela nafas sambil menggaruk kepalanya yang padahal tidak gatal.

"Gimana keadaan Gibran sekarang? Udah ada kabar belum?" Tanya Amed.

"Tadi malem sih katanya belum sadar. Pagi ini mah belum ada kabar," Jawab Liam.

Amed dan yang lainnya mengangguk tanda mengerti. Dari kemarin mereka benar-benar dibuat khawatir atas keadaan Gibran. Bagaimana tidak, orang sekuat Gibran bisa masuk rumah sakit bahkan dikabarkan masih belum sadar. Ini benar-benar fenomena paling aneh bagi mereka.

"Iam, gue denger katanya sebelum berantem sama Si Didan, Gibran udah luka-luka gitu bener?" Tanya Rifki yang merupakan salah satu dari sekian banyak teman Gibran.

"Katanya sih gitu tapi gak tau, kita belum denger cerita benerna gimana. Kita tunggu aja nyampe Gibran bikin konferensi pers," Jawab Liam.

-Rumah sakit-

Bukan Gibran namanya kalo tidak keras kepala dan bukan Vito Luthfi kalau tidak menuruti Gibran. Sebenarnya rasa khawatir mereka terhadap kondisi Gibran lebih besar dari rasa patuhnya. Namun ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa selain percaya pada Gibran.

Setelah mengurus administrasi dan berdebat panjang dengan Gibran perihal biaya rumah sakit, mereka pun pergi ke mobil Vito. Dokter juga sempat meresepkan beberapa obat untuk luka Gibran. Selain itu, dokter juga bilang agar setelah 5 hari Gibran kembali lagi ke rumah sakit untuk melepaskan benang jahitan.

Suasana dimobil terlihat sunyi dan canggung. Banyak yang ingin Vito dan Luthfi tanyakan pada Gibran namun mereka takut ini bukan waktu yang tepat. Mereka benar-benar menjaga perasaan Gibran.

Sampai akhirnya Gibran mengakhiri kesunyian dan kecanggungan itu. "Guys. Ada yang tau motor gue dimana ga?" Tanyanya yang baru ingat motornya.

"Motor Lo ada di Bang Rully Gib. Si Liam yang nemuin," Jawab Luthfi.

"Ah syukur kalo gitu. Anjir handphone sama dompet gue dimana coba?" Tanyanya sambil mencari-cari kedua benda tersebut di saku celananya.

"Serius gak ada?" Tanya Vito panik.

Monster RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang