Gibran Bachtiar lahir sebagai manusia paling tegar dalam menghadapi semesta yang selalu becanda. Bertemu dengan April Aulia yang kadang merasa tidak diberi keadilan oleh tuhan namun mampu menenangkan. Kisah merasa terbungkus rapi lengkap dengan bebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Restoran
Tengah ada acara makan malam keluarga Vito. Lebih tepatnya antara keluarganya dan keluarga suami kakaknya Vito. Kejadian di masa lalu membuat mereka harus saling berhubungan.
Bukan masalah besar apalagi bagi seorang pengusaha sukses seperti Ayahnya Vito termasuk bagi keluarga suami kakaknya itu yang mana perusahaannya mampu berkembang karena Ayah Vito.
Makan malampun selesai. suami kakaknya Vito beranjak pamit untuk ke toilet. Vito pun mengikutinya karena ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan.
Vito benar-benar menunggu sosok yang berada di toilet itu keluar. Setelah keluar, ia hanya mendengus kesal karena ada Vito yang menunggunya.
"Kenapa?" Tanyanya dingin.
"Kenapa Lo deketin April? Lo mau main-main?" Ucap Vito balik bertanya lalu mencekal kerah baju lawan bicaranya itu.
"April itu terlalu polos. Dia ngejar-ngejar gue di SMP dulu. Dan ini kesempatan gue buat manfaatin dia," Jawabnya.
"Manfaatin apa? Rencana Lo apa?" Tanya Vito yang semakin mencekal keran bajunya.
"Gue mau lepas dari ini semua, gue gak sepenuhnya bersalah. Gue bakal lakuin itu sama April," Jawabnya sambil tersenyum smrik.
"Lakuin apa Anji*g," Umpat Vito lalu meninjunya sampai tersungkur.
Lelaki itu menyentuh sudut bibirnya dan tersenyum smrik setelah melihat darah ditangannya itu.
"Gue gak pernah main-main sama ucapan gue. Lagian selama ini Lo benci kan sama gue? Kenapa gak biarin gue pergi hah?" Tanya Didan.
"Gue benci sama Lo karena Lo udah ngancurin masa depan kakak gue dan juga karena Lo udah bunuh kakak kandung Lo sendiri," Jawab Vito dengan emosi yang membara.
"GUE GAK PERNAH BUNUH DIA!!" Teriak lelaki tersebut sambil melotot ke arah Vito.
"Dia sendiri yang milih mati. Dan sekarang gue yang harus nanggung semua ini," lanjutnya.
"Dasar Ba*i," Umpat Vito lagi-lagi meninju habis lelaki tersebut.
"Awas kalo Lo berani macem-macem Anji*g," Lanjut Vito.
"Tunggu aja gue bakal lakuin itu disekolah biar semua orang tahu," Timbal lelaki itu dengan wajah iblisnya.
Vito berbalik lalu lagi-lagi mendaratkan satu pukulan tepat di wajahnya dan lagi-lagi lelaki itu tersungkur dan tidak melawan. Vito benar-benar emosi ia menarik kerah baju lawannya itu lalu menatapnya tajam.
"April gak ada hubungannya sama masalah ini Anji*g. Kalo Lo bukan banci, tunjukkin tanggung jawab Lo. Gue rasa banci juga jauh lebih mulia dari Lo. Awas kalo Lo macem-macem," Ancamnya lalu pergi meninggalkan Didan yang meringis kesakitan.