Gibran Bachtiar lahir sebagai manusia paling tegar dalam menghadapi semesta yang selalu becanda. Bertemu dengan April Aulia yang kadang merasa tidak diberi keadilan oleh tuhan namun mampu menenangkan. Kisah merasa terbungkus rapi lengkap dengan bebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Genap satu minggu seorang gadis bernama April Aulia tinggal di Bandung. Ia terpaksa pindah karena urusan kerja Ayahnya dan sebagai seorang anak mau tak mau ya harus mau. Hirup pikuk kota Bandung memang sangat padat dibandingkan Tasikmalaya,kota kelahirannya April. Namun gadis mungil itu dipaksa waktu dan takdir yang bekerjasama untuk memulai kehidupan baru nya disini.
Tasikmalaya kota yang benar benar sudah bersahabat dengannya. Dan kini ia harus kembali berkenalan dengan kota baru. Yang segalanya benar benar berbeda. Ini adalah tahun ajaran baru, dimana seharusnya satu minggu yang lalu April sudah masuk ke jenjang yang baru yaitu SMA. Namun, karena kesibukan ayahnya, April masuk sekolah hari ini.
Dengan tarikan nafas yang panjang ia berjalan mengikuti seorang laki laki yang umurnya mungkin sudah setengah abad.
Hingga sampailah ia pada sebuah pintu kayu yang diatasnya terdapat tulisan XI IPS 1. Terdengar keriuhan yang membuatnya semakin berdebar. Apakah akan diterima? Apakah akan di sayangi? Dan banyak sekali pertanyaan lainnya.
Pria tadi sudah masuk ke kelas sedangkan kakinya tertahan di ambang pintu.
"Assalamualaikum anak anak," Sapanya sambil membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam pak," Jawab seluruh orang yang ia panggil anak anak.
"Hari ini teman kalian akan bertambah satu. Selamat ya," Ucapnya dengan penuh keceriaan seperti biasanya.
Seisi kelas pun langsung riuh. Ya hal yang selalu terjadi ketika kedatangan murid baru. Sangat lumrah dan biasa.
"Neng, Sini!" Melirik ke pintu sambil melambaikan tangan.
Dengan kaki yang sangat berat dilangkahkan, ia berjalan menghampiri pria tadi.
"Perkenalkan nama kamu dulu," Pinta pria setengah abad yang tak lain dan tak bukan merupakan seorang guru dan menjabat sebagai wali kelas dikelas itu.
"Hallo. Nama saya April Aulia. Saya pindahan dari Tasikmalaya. Salam kenal semua," Ucapnya sambil menahan degupan jantung yang begitu kencang.
"Hallo April," Sapa semuanya dengan separuh kompak.
"Nah kamu duduk di bangku kosong, tuh dekettt.... Niar ya," Tunjuknya pada sebuah bangku.
"Nindyar pak" Timbal seorang siswi yang ditunjuk.
"Nah ia, Niar. Sok ya baik-baik." Nasihatnya pada April.
"Terimakasih pak," Ucap April dengan ciri khas senyum manisnya itu.
April berjalan menuju sebuah bangku yang ditunjuk oleh guru tadi. Setelah sampai, April pun duduk.
"Nah, berhubungan kegiatan MPLS kelas satu sudah selesai, hari ini kalian akan mulai belajar. Bapak sebagai wali kelas berharap kalian belajar dengan baik ya." Nasehat nya lagi pada semua.