Gibran Bachtiar lahir sebagai manusia paling tegar dalam menghadapi semesta yang selalu becanda. Bertemu dengan April Aulia yang kadang merasa tidak diberi keadilan oleh tuhan namun mampu menenangkan. Kisah merasa terbungkus rapi lengkap dengan bebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- Setiap orang menginginkan hari yang mereka lalui baik-baik saja dan penuh dengan kebahagiaan seperti yang mereka harapkan.
Namun terkadang, semesta selalu punya jalannya sendiri untuk membuat kita bahagia,sedih,menyesal, bersyukur dan segala bentuk rasa lainnya.
Jika kamu orang baik, maka semesta juga akan memperlakukanmu dengan baik. Namun sebaliknya, jika kamu jahat semesta akan memiliki sifat yang serupa.
Seperti pribahasa apa yang kita tanam itu lah yang kita tuai.
Begitupun dengan pak Samsul dan para petinggi lainnya di sekolah yang selalu sedia menerima suap.
Pagi ini, sekolah kedatangan tamu dari pihak kepolisian yang memiliki maksud menangkap Pak Samsul dan beberapa pihak terkait serta mengamankan barang bukti.
Kegiatan belajar mengajar pun tidak kondusif. Para guru dan murid keluar kelas untuk menyaksikan peristiwa itu. Hampir seluruh warga sekolah berkumpul di depan ruangan Pak Samsul dan Kepala sekolah.
Disisi lain, seorang gadis terus berteriak minta tolong serta memberontak ingin melarikan diri. Namun karena seluruh orang terpusat pada permasalahan Pak Samsul tadi, alhasil tidak ada satupun jiwa yang menyadari apa yang terjadi pada April.
April semakin menangis. Pipinya terasa sakit dan panas. Badannyapun terasa lemas karena terus memberontak. Ia benar-benar tidak punya lagi tenaga. Dirinya hanya bisa terus berharap seseorang bisa menolongnya sekarang.
Didan terus menjalankan aksinya. Tangan April ia ikat dengan sebuah tali yang sudah disiapkannya. Lalu ia memegang kedua pipi April secara kasar.
Nafsunya sudah begitu besar dan tidak mampu lagi untuk dibendung. Ia mendekatkan bibirnya ke bibir April namun tiba-tiba, pintu didobrak oleh seseorang dan sontak Didan berbalik untuk melihat orang tersebut dan ternyata itu adalah. "Gibran?" Ucapnya marah.
"ANJI*G LO BANGSAT!!" Teriak Gibran.
Gibran berlari ke arah Didan lalu memukulnya sampai Didan tersungkur ke lantai. Bibirnya pun langsung mengeluarkan darah. Setelah menyeka darahnya, Didan bangkit lalu lagi-lagi berhasil di pukul Gibran sampai keduanya tersungkur.
Gibran masih bisa bangkit lalu melepaskan ikatan tali ditangan April. Lalu Didan menarik Gibran dan memukulnya berkali-kali.
Pertarungan mereka sangat sengit. Karena sudah tidak ada lagi tenaga, Berkat tonjokan Didan yang ia dapati berkali-kali dibagian perut, berhasil membuat Gibran tersungkur.
Karena luka yang sebelumnya didapat Gibran, pukulan Didan kali ini berhasil membuatnya muntah darah dan Gibran sudah tidak mampu lagi berdiri.
Didan kembali menghampiri April lalu membuka baju miliknya. April benar-benar dibuat syok. Kini Didan sudah bertelanjang dada.
April dengan sekuat tenaga mendorong Didan lalu berlari menghampiri Gibran yang terbaring lemah dengan banyak darah.
Melihat pergerakan April, Didan hanya tersenyum smrik. Ia lalu berjalan perlahan ke arah April dan Gibran.