Gibran Bachtiar lahir sebagai manusia paling tegar dalam menghadapi semesta yang selalu becanda. Bertemu dengan April Aulia yang kadang merasa tidak diberi keadilan oleh tuhan namun mampu menenangkan. Kisah merasa terbungkus rapi lengkap dengan bebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Hari Minggu pagi terasa sangat menyenangkan. Orang-orang sibuk dengan schedule weekend mereka. Ada yang akan pergi bersama teman,keluarga atau ada yang memilih menghabiskan waktu sendiri entah itu dirumah atau tempat lainnya.
Masing-masing kepala punya rencana. Begitupun dengan April yang rencananya akan belanja cemilan ke mini market.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.02 WIB. Dan gadis itu sudah siap dengan pakaian simplenya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sampainya di minimarket, ia mengambil keranjang lalu berjalan perlahan sambil melihat-lihat isi minimarket tersebut.
Ia juga mengambil beberapa makanan lalu dimasukkan kedalam keranjangnya yang sudah stand by di tangan.
Sampai disatu sisi, ia melihat sosok lelaki yang sudah tidak asing baginya.
Lelaki yang sempat ia khawatirkan namun pikirannya senantiasa berusaha mengusirnya.
Lelaki itu tengah mengambil sebuah botol minuman dari lemari pendingin. Wajahnya terlihat lusuh dan penuh dengan ketidak semangatan.
Tanpa berpikir panjang, April menghampirinya.
"Gibran!" Panggilnya sambil melambaikan tangan.
Ya, lelaki tersebut adalah Gibran.
Gibran yang merasa terpanggilpun menoleh ke sumber suara dan ia tersenyum kecil saat melihat sosok yang berlari ke arahnya itu.
"Hi. Ngapain disini?" Tanya April dengan tatapan hangat.
Gibran hanya tersenyum lebar lalu menatap April tanpa mengeluarkan satu patah katapun.
"Kok malah senyum?" Tanya April bingung sambil mengerutkan keningnya.
Lagi-lagi Gibran tersenyum melihat tingkah April. Entah kenapa kehadiran April bagi Gibran seperti membawa semangat dan membuat hidupnya lebih baik.
"Saya lagi beli minum. Kamu sendiri?" Jawabnya lalu balik bertanya.