Kedua Puluh Satu

16 2 0
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"60jt Deal ya," Ucapnya sambil berjabat tangan dan memberikan segepok uang dalam amplop coklat kepada seorang wanita dan dibalas dengan anggukan dan senyum sumringah oleh orang yang berjabat tangan dengannya itu.

"Ini surat-suratnya ya Bu," Wanita tadi memberikan sebuah map padanya.

"Okeh saya terima. Saya pergi ya," Ucapnya sambil mengambil map tersebut.

"Iya Bu. Terimakasih," Lagi-lagi ia tersenyum sumringah.

Wanita yang disebut Ibu itu berjalan angkuh menuju mobilnya lalu masuk dan melemparkan map tadi ke jok belakang dengan malas. Setelah itu, ia melajukan mobilnya.

***************************


Berita pembatalan pengeluaran Gibran di sekolah mengundang Pro dan Kontra dari semua kalangan. Namun, keputusan sekolah sudah bulat dan benar-benar bulat.

Gibran dipanggil ke ruang guru untuk diberi maksud oleh pihak sekolah. Kejadian kemarin itu murni kesalahan Wakasek dulu jadi Gibran dinyatakan tidak bersalah atas apapun.

Entah harus memberi reaksi apa, Gibran bingung atas jalan cerita semesta. Apa sekarang semesta mulai memperhatikan dirinya atau mendengarkan suara hati kecilnya itu? Mendengar hal ini, Gibran hanya mampu tersenyum kecil.


-Kelas-

Jam istirahat sudah habis dan bel tanda masuk kembali sudah berbunyi menggiring dan memaksa siswa/siswi masuk kembali ke kelas.

Keadaan di kelas sangatlah riuh karena Vito sedang menggila dikelas. Ia berteriak-teriak tidak jelas, lari kesana kemari, memukul-mukul meja, dan masih banyak lagi hal gila yang ia lakukan.

Seluruh orang dikelas pun dibuat pusing oleh tingkahnya. Sampai akhirnya, ia dapat terhentikan karena Pak Joko datang ke kelas bersama dengan seseorang.

"Assalamu'alaikum anak-anak," Sapa Pak Joko.

"Wa'alaikumsalam pak," Balas mereka serentak.

"Wih welcome Brad," Teriak Vito dari belakang.

"Vito diam!" Pak Joko marah.

"Maaf pak," Ucapnya lalu diam.

"Baik anak-anak, seperti yang sudah di ketahui bersama, kita kedatangan murid lama tapi baru. Ah pokonya mari kita sambut kembali Gibran Bachtiar," Ucapnya penuh euforia.

Seluruh murid menyambutnya dengan sangat meriah. Tidak ada yang benar-benar ingin kehilangan Gibran dalam masa-masa sekolah ini. Karena Gibran akan menjadi legenda pada tiap-tiap cerita.

Monster RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang