e m p a t

1.8K 338 24
                                    






Jungwon bosan.

Ia bosan berkeliling di gedung yang berisi manusia memakai pakaian yang hampir sama semuanya. Tatapannya menelisik bagaimana suasana bahkan pemandangan yang sudah berubah banyak. Jika dulu orang-orang berpergian menaiki kuda, tapi kenapa sekarang mereka malah naik besi yang entah bagaimana bisa berjalan?

Sepasang kakinya membawa Jungwon berjalan semakin jauh hingga kini ia sampai pada sebuah gedung yang sudah nampak tua bahkan nyaris rubuh. Perhatiannya langsung teralihkan begitu melihat Sunoo bersama teman-temannya yang tadi serta beberapa manusia lain memasuki gedung tua itu.

"Kalian yakin akan masuk ke dalam?" Tanya Sunoo memastikan teman-temannya yang akan masuk ke dalam gedung bekas milik sekolahnya.

"Tentu, disana terdapat banyak buku yang berharga peninggalan sekolah ini. Gedung ini sebenarnya adalah perpustakaan serta museum mini milik sekolah ini kalau kau tidak tau, Noo" jawab Sunghoon.

"Baiklah...." Sunoo tak berniat untuk bertanya lebih lanjut dan memilih untuk memperhatikan gedung tua ini sambil berjalan masuk.

Entah kenapa hawa gedung ini cukup menyesakkan dadanya dan entah kenapa seperti ada yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi. Meskipun kemarin ia sudah cukup banyak bertemu iblis dan monster, tapi tetap saja ia masih merinding sendiri jika memikirkan monster apa yang akan ia hadapi,

"Dor"

"DOR EH DOR PALA GEONU COPOT EH DORR!!"

"pftt--- AWOAKKAKAKAKAKAKA"

"JUNGWON ANJENGGGGGGGGGGG"

Sunoo kesal, sungguh kesal. Sudah tadi merasa ketakutan eh tiba-tiba Jungwon datang mengagetkannya, ia rasa jantungnya sudah menggeser empedu di tubuhnya. Jungwon sendiri tertawa dengan sangat kencang menikmati bagaimana tadi wajah terkejut Sunoo, ia rasa menganggu manusia pemegang pedang api ini adalah hobi barunya.

"Sun?! Kamu kenapa? Kenapa tadi teriak kepalaku copot? Sumpah, kepalaku masih menempel dengan baik...." Geonu yang tadi mendengar teriakan Sunoo langsung menghampirinya dengan wajah penuh kekhawatiran.

"N-ngga apa-apa hehehe, tadi aku cuma latah aja soalnya ada tikus besar banget lewat" jawab Sunoo cepat.

Geonu mendengkus pelan, "lalu, Jungwon itu siapa?"

"H-hah?! Itu... ituuu.. AH! Aku selalu memanggil tikus besar dengan nama Jungwon ahahha iya!"

"Dasar, kebiasaan memberi nama sesuatu belum hilang ternyata"

"HEH?! KAU SAMAKAN AKU DENGAN TIKUS?!" Jungwon menatap tak terima pada Sunoo karena disebut tikus, enak saja?! Iblis tingkat tinggi begini disamakan dengan tikus.

Perubahan mood Jungwon membuat hawa keberadaannya memberat dan hal ini dirasakan oleh Sunoo dan Geonu. Sunoo tentu saja bisa melihat bagaimana seorang Jungwon yang pundung disamakan dengan tikus, sedangkan Geonu hanya bisa menoleh kesana kemari dengan was-was karena merasakan hawa yang tidak enak.

"Hei, kalian daritadi malah asyik membahas tikus rupanya." Sebuah suara merebut atensi Sunoo dan Geonu.

Sunghoon menghampiri keduanya dengan tangan membawa satu tumpuk buku tua yang nampak agak usang, "Lebih baik kalian membantuku" lanjutnya.

"Okei" jawab Geonu.

"Kalian kesana duluan, ya? Aku masih mau mengurus tikus tadi ahahha" tolak Sunoo.

"Jangan lama-lama" balas Sunghoon kemudian menarik Geonu menjauh.



-----------------------------------


"Ayolah, aku sudah minta maaf padamu kenapa kau masih pundung begini, sih?"

"Jungwon"

"Wonnnn"

"Aihhh, baru tau aku kalau iblis bisa ngambek"

Sudah 15 menit Sunoo habiskan untuk membujuk Jungwon agar berhenti ngambek padanya. Padahal ia sudah meminta maaf, tapi kenapa iblis satu ini sejak tadi malah diam saja tak merespon apa yang Sunoo katakan. Jika tidak ingat kalau Papanya selalu mengajarkan untuk meminta maaf jika membuat kesal orang lain, mana mau Sunoo meminta maaf?!

"Jungwon! Sungguh aku tadi tidak bermaksud untuk membuatmu kesal... kau tau kalau aku kebingungan menjawab pertanyaan Geonu dan yang terlintas hanya tik---"

"Rupanya dia memang disini"

"Hah?"

"Iblis pengerat, tikus batu" Sunoo dibuat bingung dengan perkataan Jungwon yang mendadak.

"Oi, manusia! Jika kau tak bergegas, temanmu akan menjadi koleksi batunya, loh" ucap Jungwon pada Sunoo tanpa menoleh sedikitpun.

Sunoo yang sadar bahwa sedari tadi Jungwon ternyata malah mengulur waktu untuk mengelabuhinya merasa sangatlah kesal, "Sialan, kenapa tidak bilang daritadi dan malah mengulur waktu untuk iblis tikus itu mengubah kawanku menjadi batu hah??!!!"

Jungwon berbalik dengan senyum iblis andalannya sudah terdapat di wajahnya dan berkata, "Memangnya aku peduli pada mahluk rendahan seperti kalian para manusia? Aku seorang iblis kalau kau lupa"

"Bajingan." Umpat Sunoo.

Tanpa babibu Sunoo langsung berlari kemudian membuka bungkus pedang api yang ia bawa, langkah kakinya membawa ia ke salah satu ruang paling ujung dimana ia merasakan hawa yang cukup gelap.

Begitu ia berhasil menggenggam pedangnya dengan pas, netranya yang semula berwarna coklat langsung berubah warna menjadi ungu terang dengan gigi taring serta kukunya sedikit memanjang.

Ia bisa melihat bagaimana rupa sang iblis, ia tampak seperti tikus pada umumnya hanya saja memiliki 2 ekor, mata semerah darah, dan gigi yang runcing serta berdiri tegak layaknya seorang manusia. Amarah Sunoo seketika tersulut dengan cepat melihat teman-temannya sudah berubah menjadi batu.

Pedang api yang ia pegang bergetar merasakan hawa keberadaan iblis berbahaya, Sunoo yang mengerti bahwa ia harus membunuh iblis tersebut langsung berlari menghampirinya dengan pedang terangkat. Namun, belum sempat menyentuh iblis tikus itu, tubuhnya sudah terhempas oleh ekor sang iblis hingga tubuhnya menghantam dindinh dengan kuat.

Belum sempat Sunoo bangkit berdiri, ia merasakan sesuatu menggigit perpotongan lehernya dan tubuhnya terangkat ke udara.

"Ugh---"

"Rupanya pengguna pedang api yang legendaris itu selemah ini. Awalnya aku takut jika pedang itu akan membunuhku, tapi melihat bagaimana pemegangnya saja malah membuatku ingin tertawa." Sang iblis berbicara pada Sunoo yang tampak kesulitan bernafas.

Sunoo melirik apa yang sebenarnya mengigitnya dan alangkah terkejutnya ia karena menyadari bahwa yang melilit serta mengigit lehernya adalah ekor iblis tikus itu.

"Kenapa, manis? Terkejut karena ekorku memiliki mulut? HAHAHAHA! Sebentar lagi kau akan menjadi salah satu koleksi batuku bersama mereka!"

Dapat Sunoo rasakan kakinya mulai mati rasa bahkan nafasnya kian tersendat karena demi Tuhan cengkraman dan gigitan ekor iblis ini tidaklah main-main. Kenapa kejadian seperti ini terulang lagi, apa yang harus Sunoo lakukan?!







TBC

DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang