e n a m b e l a s

1.3K 300 68
                                    

Komentarnya, Kakak-kakak ^-^






Hamparan pasir putih yang memanjakan mata dan dipadukan bersama dengan langit biru yang membentang indah. Ombak yang bergulung seolah mengajak siapapun untuk masuk ke dalamnya. Semua keindahan ini tak terlepas dari Tuhan yang menciptakan semesta serta segala isinya.

Sensasi dingin dan menyegarkan terasa pada telapak kaki pemuda manis yang menginjakkan kakinya pada pasir basah di bibir pantai. Senyum lebar bersaing dengan kilauan matahari yang cerah. Sunoo merasakan sejenak apa itu kebebasan.

"Menyejukkan sekali...." Gumam Sunoo.

Matanya menelisik pantai yang tidak terlalu ramai, ia dapat melihat Geonu yang asyik berlarian keliling pantai, Sunghoon dan Jay yang berfoto, dan yang terakhir......

"WAHAHAHHAHAHAHAHAHAH AKU BEBASSSSSSSSSS WUHUUUUUUUUUU"

Jungwon yang terbang diatas hamparan laut sambil berteriak seperti anak kecil dan sesekali ia juga menyelam, jadi ingat ikan terbang Ind*siar.

Pantai disini memang bisa dibilang masih sangat terjaga dan cukup sepi karena bisa dibilang merupakan tempat yang memiliki hal-hal mistis yang masih kental, terbukti dengan adalah sebuah kuil tua yang berada di ujung pantai yang letaknya tidak jauh dari tempat Sunoo berdiri.

Walaupun kuil tua itu sudah tidak ada yang mengurus, tapi tetap saja dianggap sebagai penjaga pantai dari amukan para monster laut dan musibah-musibah air.

Sunoo mengambil pelampung renang yang ia sewa kemudian membawanya menuju ke pantai lebih jauh. Pelampung renang dengan bentuk bebek itu kini sudah dipakai melingkari perut Sunoo. Sembari berenang kesana kemari sesekali Sunoo juga memanggil sahabat-sahabatnya. Padahal tadi ia menyebut Jungwon mirip anak kecil tapi lihat siapa sekarang yang mirip anak kecil.

"GEONUUUUU!!!!"

"SUNGHOONNNNNN!!!"

"JAYYY!!!!"

"JUNGWONNNNNN!!!!!"

Dasar bayi.











-------------------------------










Geonu menghentikan acara "mari berlari keliling pantai" begitu Sunoo memanggil namanya. Ia mendengkus pelan begitu melihat tingkah sahabatnya itu. Matanya memperhatikan sekitarnya dan saat itu juga ia menyadari bahwa ia sudah ada di ujung pantai tepat di depan kuil tua.

"Ternyata kalau dilihat dari dekat, kuil ini besar juga, ya? Kalau begitu aku akan berdoa dulu disini!!"

Geonu mengatupkan tangannya dan mulai berdoa di depan kuil, suara deburan ombak membuatnya merasa tenang dan semakin khusyuk.

"Hai?" Dahi Geonu berkerut begitu mendengar sebuah suara memanggilnya, apa orang itu tidak tau kalau ia sedang berdoa?

"EHH?!! KAU BISA MENDENGARKU?!" Geonu masih berusaha fokus untuk berdoa, imannya tidak akan goyah semudah itu.

"Kadal white coffe-"

"Kopi enak nyaman di lambung~" sahut Geonu.

"ARGHHHH UNTUNG SAJA AKU SUDAH SELESAI BERDOA-! APA MAUMU, HAH?! TIDAK TAU APA KALAU AKU SEDANG BERDO-- eh?" Amukannya terhenti begitu berbalik ia tidak menemukan satu orangpun di belakangnya. Dirinya kembali menghadap kedepan dan alangkah terkejutnya ia bahkan sampai terjatuh melihat sosok pemuda seumurannya tepat di depan wajahnya.

Kalau orang biasa tidak apa-apa, masalahnya orang ini transparan, Geonu ulangi sekali lagi kalau pemuda di hadapannya ini T R A N S P A R A N dan M E L A Y A N G.

DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang