16┆CERTAINTY

1.5K 228 9
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.
*Happy Reading*
.
.
☕☕☕
.
.
.

Chap 16 •
____________

"Wajahmu pucat." Pernyataan yang terlontar dari mulut pria Lee itu membuat Jaemin menoleh. Keningnya mengerut bingung.

"Eh, aku tidak apa." Lalu membuang pandangannya. Ia juga tidak tahu kenapa dirinya merasa jika seluruh tubuhnya remuk, mungkin efek kelelahan dan terngiang-ngiang kejadian buruk semalam.

"Ikut aku."

Ingin mencegah, tapi pergelangan tangannya sudah di cekal dan kakinya digeret paksa entah kemana. Dan tatapan dalam pria Lee itu membuat nyalinya menciut.

"K-kenapa pintunya dikunci?" tanyanya gugup.

"Supaya kau tidak kabur, sini duduk." Pria Lee aka Jeno itu menepuk sisi sofa yang masih kosong. Dengan langkah ragu, Jaemin mengikuti arahan. Duduk dengan kaki rapat, kepala menunduk, dan kedua tangannya yang bertautan di atas paha.

"Aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh Jaem, aku hanya ingin bertanya padamu."

"T-tanya apa?" Jaemin masih bertahan pada posisinya. Entah kenapa aura Jeno seperti mengimitidasinya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Coba katakan padaku."

Jaemin mengulum bibir bawahnya. Sedang berdebat dengan dirinya yang lain, harus kah itu mengatakan kejadian semalam? Toh hubungannya dan Jeno sampai saat ini tak jelas mau dibawa kemana.

"Maaf."

Refleks kepalanya terputar empat puluh lima derajat, onyx matanya langsung bersibobrok pada milik Jeno.

"Untuk apa?"

"Kau pasti ragu karena sampai saat ini aku yang tak kunjung memberi kepastian."

Jaemin sedikit terkejut. Pria di depannya itu kenapa mirip cenayang?

"Apa? Tidak, bukan begitu."

"Matamu tak bisa berbohong."

Dan Jaemin kembali menunduk. "Tadi malam aku hampir diculik."

Jeno tertegun, mencerna kalimat Jaemin yang rasanya ingin ia balas, tapi pria Na itu masih butuh kesempatan untuk melanjutkan penjelasan.

"Padahal aku tidak pernah punya musuh, bahkan aku dulu selalu menghindari lingkaran pertemanan karena aku tahu, tidak semua orang itu baik. Aku hanya punya satu teman, tapi dia malah pindah ke luar negeri."

"Beruntung malam itu ada bocah SHS yang menolongku."

Jeno menpersempit jarak, tanpa ijin, ia meraih tubuh Jaemin, membawanya ke dalam pelukan. Tangan kekarnya mengusap pelan punggung Jaemin.

"Aku berterimakasih pada bocah SHS itu karena sudah menyelamatkanmu, mungkin kalau dia tidak ada, sosok yang sudah berhasil mencuri tempat di hatiku kini tak akan berada di sini," bisik Jeno yang mampu membuat Jaemin membalas pelukan. Jaemin memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jeno. Jaemin cukup tahu maksud pernyataan Jeno, hatinya menghangat.

"Jaemin."

Yang dipanggil hanya berdehem. Ia sudah nyaman berada di pelukan Jeno. Ia merasa aman di sana.

Jeno tersenyum samar. "Sekali lagi aku minta maaf karna tak memberi kepastian, tapi kalau sekarang aku ingin membuatmu jadi milikku, apakah kau mau?" Terkesan kurang romantis, karena biasanya pria yang menyatakan cinta memiliki buket bunga ataupun barang lainnya. Namun meskipun begitu mampu membuat jantung Jaemin berdetak tak karuan.

He is Dangerous [NoRenMin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang