21 ┆FIGHT

1.6K 216 18
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis (◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.
*Happy Reading*
.
.
☕☕☕
.
.
.

Chap 21 •
___________

"Pak ikut taksi di depan ya." Sopir mengangguk mengerti. Segera menajamkan penglihatannya pada mobil yang sama seperti yang sedang dikemudi. 

Tangan Jaemin terulur menuju dada kirinya. Degup jantungnya terasa sekali. Perasaannya campur aduk, antara penasaran, takut, dan lainnya yang masih tidak jelas. Firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi. Tapi segera pikiran itu ditepis. Masih berharap tak akan menjadi kenyataan.

Bibir pucatnya tanpa sadar digigit seiring rasa khawatir.

"Semoga hal buruk tidak terjadi."

"Sampai di sini saja pak." Pak sopir mengerem.

Jaemin memberikan beberapa lembar uang. Kemudian keluar dari mobil. Posisi berjarak beberapa meter supaya si Bocah SHS tak menyadari keberadaannya. "Ini bukan rumah." Tentu, yang masuk keindra penglihatannya hanya jalanan sepi panjang dan pohon besar di sekitarnya. Dan di salah satu batang pohon lah Jaemin bersembunyi.

Matanya menyipit kemudian membulat karena terkejut saat mobil sedan berhenti di dekat si Bocah SHS. Dan pemiliknya itu adalah orang yang berbicara di telphon tadi.

"Sebenarnya apa hubungan di antara keduanya?" Jaemin ragu, jika selama ini dugaan awalnya memang benar, ia merasa senang. Ia tak akan salah memberikan perasaannya.

"Apa maumu?!" Betak Injun tak suka, ia menepis tangan pria berjas hitam, tatapan tajam dilemparkan. Ia tidak suka disentuh oleh orang yang membuatnya menjadi kesusahan.

"Hei, kenapa kau jadi kasar?" Balas pria berjas dengan nada menyangka. Padahal seharusnya ia tahu, alasan pasti yang membuat si mungil marah.

"Jika kau tidak to the point, maka aku akan pergi!" Tatapannya masih sama. Injun mundur selangkah, mengantisipasi jika pria di depannya melakukan hal diluar dugaan.

Pria berjas itu malah terkekeh. Dengan jalanan sepi seperti ini tentu memudahkannya untuk melakukan sesuatu, apapun itu. "Pergi kemana? Ke apartku?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Gila kau! Enyah dari hadapanku!"

"Oho, aku takut sekali, kau tahu, aku merindukan dirimu yang dulu, dimana hm?" Berlaga ketakutan membuat kemarahan Injun semakin menjadi.

Pats.

Sekali lagi tangannya ditepis kasar.

"Diriku yang dulu sudah lenyap! Tidak ada ruang bagimu lagi!"

"Aku sedih mendengarnya, Tuan Huang Renjun terhormat."

Injun mendecih. Kalimat terakhirnya memang sopan, tapi nada bicara justru meruntuhkan.

Jaemin yang sedari tadi mengamati, diam-diam menyunggingkan senyum. Jadi cintanya tidak salah, kan?

Jujur, dirinya sudah tahu, bahkan diawal pertemuan dengan si Bocah SHS ia langsung mengenali. Parasnya sama persis, hanya penampilan yang berbeda. Antara seragam dan jas hitam.

Namun terus saja dielakkan. Karena terus seperti itu, Jaemin memutuskan untuk membiarkannya. Biarkan mengalir seperti air sampai ia mendapatkan bukti yang jelas. Toh dia juga mempunyai tujuan lain. Meskipun ia sudah berusaha untuk menguburnya, tapi malah muncul akar dan tumbuh begitu saja.

He is Dangerous [NoRenMin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang