10┆SONG

2K 287 12
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
*Happy Reading*
.
.
.
☕☕☕
.


Chap 10 •
___________

Jaemin kini sedang berada di sebuah restoran yang jauh dari perusahaan tempat ia bekerja. Mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya diatas meja, ia mulai merasa bosan sebab seseorang yang mengadakan janjian ingin bertemu tak kunjung datang sejak dua puluh menit lalu. Bibirnya mengerucut lucu. Bahunya sedikit menurun.

"apa jangan-jangan dia membohongiku?" Jaemin mulai menerka-nerka. Ia mengusap dagunya pelan. Berpikir dengan mata menyipit. Jaemin terkekeh pelan. "Lihat saja kalau dia tidak datang dalam lima menit, aku akan putuskan untuk pergi. Uang busku yang berharga." Jaemin mulai mendramatis.

"jika dia memang tega melakukan itu, besok aku akan meminta uang ganti rugi. Dan waktuku yang harus terbuang, huhu."

Jaemin mengamati perjalanan jarum jam tangannya, tersisa dua menit sebelum ia memutuskan untuk pergi.

"Sepuluh, sembilan, delapan...." Jaemin mulai menghitung mundur. "Tujuh, enam, lima, empat, tiga-"

Hap!

Jaemin yang sudah bersiap untuk beranjak dari duduknya tiba-tiba saja harus terhenti sebab ada tangan entah milik siapa menutupi mata Jaemin dari belakang.

"ya! kau siapa? lepas!" Jaemin mencoba melepaskan tangan orang itu. "coba tebak aku siapa," suruh orang itu.

"ck, lepas. Atau aku akan pergi dari sini." Ancam Jaemin berhasil membuat orang itu menarik tangannya dari matanya.

"padahal aku ingin mencoba untuk menjadi seru." Orang itu memayunkan bibirnya.

Astaga.

Itu tidak sehat bagi kesehatan Jaemin.

Orang itu duduk di kursi di depan Jaemin.

"memangnya kau ada urusan apa? Buru buru sekali."

Jaemin memutar bola matanya malas. "Berhenti lah bersikap seperti itu."

"kenapa?" tanya orang itu dengan kepalanya yang dimiringkan.

"terlihat mengerikan."

"ah, benar kah?" Jaemin mengangguk.

Orang itu berdehem. Memperbaiki duduknya dan dasinya yang sedikit bertakan. Tangannya dilipat di depan dada. "Kau tahu alasan aku menyuruhmu ke restoran yang jauh sekali dari perusahaan?" Seketika nada bicaranya berubah serius.

Oh tidak. Itu juga tak baik bagi jantung Jaemin.

Karena demi parfum maskulinnya. Bosnya-Huang Renjun yang kini menatap intens dengan mata rubahnya itu mampu membuat darah Jaemin mendesir. "B-boleh kutahu apa itu?" Menyebalkan, Jaemin mengumpat dalam hati. Kenapa ia harus gugup sih.

Renjun menyunggingkan senyum. Tapi malah nampak smrik di mata Jaemin.

"untuk mengatakan benefit apa yang kuinginkan."

"b-benefit?"

Renjun mengangguk. Dirinya menyangga dagu dengan tangan yang diletakkan diatas meja. Sedang membaca ekspresi bawahannya itu. "Jangan gugup Jaemin. Karena jika kau mengatakan lupa terhadap benefitku pun percuma. Sewaktu-waktu aku bisa memintanya padamu."

"tapi benefit apa yang kau inginkan?"

Renjun terlihat berpikir meskipun sebenarnya itu hanya sebagai gaya sebab sebelum Jaemin menyetujui perjanjian, Renjun sudah jauh jauh hari memikirkannya.

He is Dangerous [NoRenMin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang