9┆CLOSENESS of RELATIONSHIP

2.4K 279 4
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
*Happy Reading*
.
.
.
☕☕☕

Chap 9 •
_________

".... Tapi setelah aku memberitahumu kau harus melakukan sesuatu yang aku inginkan. ..."

Jaemin keluar dari ruangan bosnya dengan perasaan senang. Tentu saja, dengan begitu ia bisa kembali berdekatan dengan rekan kerjanya. "... bahkan kalian bisa masuk dalam hubungan yang lebih serius. ..." Seketika pipinya terasa panas. Bukankah itu berarti ia bisa menjadi kekasih rekan kerjanya, Lee Jeno? Ah, mungkin bisa lebih dari itu. Tunangan? Lama-lama Jaemin bisa pingsan di tempat hanya karena membayangkannya.

Ia mengulum bibir bawahnya. Sekarang Jaemin sudah berdiri tepat di depan pintu ruangannya.

"apa yang dikatan bocah SHS-eh, maksudku Bos Renjun benar? Kalau ingin mendapat jawabannya maka aku harus masuk."

Ceklek.

Entah perasaan apa yang menyelimuti ruangannya sekarang karena Jaemin merasa badannya seketika dingin.

Hanya butuh selangkah untuk masuk.

Deg.

"Jen-eh, kosong?" Jaemin kecewa. Ia berjalan mendekati meja dengan bibir ranum yang mengerucut. Padahal ia sudah membayangkan akan disambut hangat oleh rekan kerjanya. Menghembuskan nafas pelan sebelum kembali bekerja. Apa bosnya itu berbohong, ya? Dan sebenarnya benefit apa yang bosnya ambil?

Eh, tunggu.

Jaemin baru sadar. Ia belum tahu apa timbal balik yang harus dilakukan pada bosnya?

"ah, aku ini pintar sekali menyetujuinya tanpa tahu apa yang bos inginkan." Jaemin mengacak surainya kesal. "Apa aku bertanya saja pada bos?" Jaemin nampak berfikir.

"boleh juga." Baru saja ia ingin beranjak, tapi seseorang yang ia cari malah masuk ke ruangan dengan membawa dua cangkir kopi. Mata Jaemin menyipit, untuk siapa ya kira-kira kopi yang satunya? Mungkin Jeno akan meminum keduanya?

"hei." Jeno melambaikan tangannya tepat didepan wajah Jaemin yang sedang melamun.

"ah, kau, kenapa?" tanya Jaemin sambil membenarkan posisi duduknya. Ia sekarang merasa canggung padahal tadi ia sebal saat Jeno tidak ada.

"maaf untuk kejadian tempo lalu."

Jaemin menyerngitkan dahi, entah ia hanya pura-pura tak mengerti atau justru benat-benat tak tahu topik mana yang Jeno bahas.

"itu..., kejadian dimana kau menanyakan tentang urusan penting apa yang kulakuakan. Dan aku yang mengetahui perasaanmu." Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"ah, itu, aku juga minta maaf karena mengurusi urusanmu, dan abaikan saja tentang perasaanku-"

"tidak!" potong Jeno membuat Jaemin sedikit terkejut. "Maksudku, jika soal perasaanmu padaku itu adalah hakmu. Aku tak berhak melarangmu."

Jaemin terdiam.

"ini, aku bawakan kopi sebagai ucapan maaf, aku tahu ini tidak seberapa-"

"tidak apa, terimakasih." Jaemin mengambil kopi yang Jeno berikan.

"kau nanti pulang dengan bus?" Jaemin mengangguk. "Mau pulang bersamaku?"

"bolehkah? Em, maksudku apa tidak merepotkanmu?"

"tentu saja tidak, hitung-hitung bagian menebus rasa bersalahku. Jika perlu kita mampir makan malam dulu."

"boleh."

He is Dangerous [NoRenMin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang