3┆BAD DREAM

3.8K 374 29
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
Happy Reading

.
.
.

☕☕

Chap 3•
_________

Jaemin ke luar dari mobil sedan milik rekan kerjanya setelah mengucapkan terimakasih. Dengan perasaan gembira ia berjalan memasuki halaman rumahnya, mengambil kunci dari saku dan membuka pintu. Disuguhkan dengan kegelapan, berarti dia harus menemukan saklar lampu, dan kata gelap menjadi terang. Jaemin meletakkan tas kerjanya di sofa. Melonggarkan dasinya sambil berjalan menuju dapur, menuangkan air ke gelas lalu meneguknya. Menyapu sisa air di bibirnya yang kini menyunggingkan senyuman.

Senyuman yang awet sampai dia selesai mandi. Juga saat matanya hampir terpejam. Tarikan di bibirnya tak kunjung pudar.

Jika ditanya ia kenapa pasti hanya pipinya langsung tersipu malu.

Mengingat dia yang pulang bersama rekan kerjanya, Lee Jeno. Di pertengahan jalan mereka tak langsung menuju rumah Jaemin akan tetapi mampir di salah satu restoran. Jeno menawari untuk makan malam bersama, tentu saja Jaemin mengiyakan. Dia tidak mungkin menyia-nyiakan ajakan dari crush. Ia ingat, saat akhir dari makan malamnya, melupakan bekas saos di sudut bibir, Jeno menghapusnya secara perlahan, membuat pemuda Na mematung sepersekian detik. Ingatkan dia bagaimana cara bernafas.

Suasana di mobil juga terasa sangat canggung, ia tak akan melupakan malam berkesannya. Bersama crushnya, itu sangat bermakna sekali.

Jaemin bisa tidur nyenyak dengan kurva bibir tertarik ke bawah, menyelami alam mimpi. Nyatanya di alam mimpi ia masih terus teringiang, malah lebih berkesan, di dunia di bawah alam sadar, Jeno datang menghampirinya, mengulurkan tangan, Jaemin membalas, mengikuti langkah di belakang tubuh kekar Jeno, menatap punggung lebar, mungkin sangat nyaman untuk bersandar.

Jeno membawanya pada sebuah taman, taman yang sepi, hanya ada mereka berdua, duduk di bawah pohon besar, di atas rerumputan, memandangi betapa indahnya tanah lapang yang ditumbuhi berbagai macam bunga, nampak seperti lautan bunga, warna-warni, memanjakan mata.

Pemuda permilik senyum bulan sabit berdiri, membuat Jaemin menyerngit, tetapi ia memilih menunggu apa yang akan dilakukan Jeno. Sosok kekar itu mulai berjalan menjauhi pohon besar, berjalan ke arah lautan warna-warni sampai bahu lebar itu tak dapat ditangkap indra penglihatannya.

"Jaemin!" pemilik nama membulatkan matanya, "kau harus pergi dari sini, orang itu.."

"ibu kenapa bisa ada di sini?" tanya Jaemin bingung karena ia sekarang sedang di alam mimpi bersama Jeno, tapi kenapa bisa wanita dengan garis wajah mirip dengan dirinya ikut serta?

"kau dalam bahaya nak, orang itu jahat."

"Jaemin tidak mengerti, siapa orang jahat itu bu?"

Kepala ibunya menoleh ke kanan ke kiri, wajahnya memucat, "ibu harus pergi, kau jaga diri, orang itu berbahaya." Secepat kilat, wanita berumur itu lenyap dari pandangan Jaemin yang kini dipenuhi rasa penasaran.

"Jaemin." Pemuda bersurai hitam legam menoleh, mendapati pemuda dengan senyum bulan sabit menyejukkan hati, "tadi itu siapa?"

"ibuku."

"untuk apa?"

"katanya aku dalam bahaya, ada orang jahat." Katanya sambil menggedikkan bahu, Jaemin tak begitu paham maksud ibunya yang terkesan mendadak, lagipula ini hanya alam mimpi, jika dia terancam tinggal bangun saja.

He is Dangerous [NoRenMin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang